XL Bangun Solusi loT Temptrax 2501, Bagaimana Cara Kerjanya?

Untuk membantu permasalahan industri berbasis cold storage

Medan, IDN Times- XL Axiata terus mengembangkan solusi berbasis Internet of Things (IoT) yang mengakomodir para pelaku usaha dari berbagai segmen. Salah satu produk yang sedang dikembangkan di Lab pengembangan IoT milik XL Axiata, X-Camp, adalah “Temptrax 2501” berupa smart chiller guna menjawab kebutuhan industri Cold Chain.

X-Camp telah mengembangkan solusi Temptrax 2501 sejak 2021. Solusi ini bertujuan untuk membantu permasalahan dalam rantai industri berbasis cold storage untuk dapat menjaga kualitas makanan dan obat-obatan dengan cara monitoring lingkungan tempat penyimpanan.

Bagaimana cara kerja solusi Temptrax 2501 ini? Perangkat ini ditaruh di dalam tempat penyimpanan yang bersuhu dingin. Temptrax bisa mengukur suhu di dalam tempat pendingin tersebut. Dengan dilengkapi GPS, perangkat ini bisa mendeteksi posisi alat pendingin. Selanjutnya semua data-data yang dihasilkan dari sensor dikirimkan ke server IoT melalui mode komunikasi GSM (2G/3G/4G). 

1. Temptrax sudah dapat terintegrasi dengan sistem SMILE milik Kemenkes RI

XL Bangun Solusi loT Temptrax 2501, Bagaimana Cara Kerjanya?Ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Director & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, mengatakan, temptrax 2501 adalah  MVP (Minimum Viable Product) yang dibuat oleh X-Camp, fasilitas lab IoT yang siap dibuat secara masif.

Seperti halnya produk IoT lainnya, Temptrax 2501 harus senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan market yang biasanya spesik. Kustomisasi terkait fitur, SLA, harga saat ini masih perlu dipelajari lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan user sebelum lanjut ke ranah komersialisasi.

"Saat ini Temptrax juga sudah dapat terintegrasi dengan sistem SMILE milik Kemenkes RI," kata I Gede. 

2. Solusi ini diciptakan berdasarkan situasi saat pandemik

XL Bangun Solusi loT Temptrax 2501, Bagaimana Cara Kerjanya?ilustrasi pandemik (ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez)

Gede menambahkan, awalnya solusi ini diciptakan berdasarkan situasi saat pandemik, yaitu saat proses pendistribusian vaksin COVID-19 belum tersebar merata di seluruh Indonesia serta pengecekan suhu vaksin COVID-19 masih dilakukan secara manual di lokasi penyimpanan.

Selain itu, mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar ketujuh di dunia pada industri cold chain, solusi ini juga dapat mengatasi problematika serupa pada kasus dalam industri F&B seperti frozen food dan es krim.

Baca Juga: Dampak Negatif Internet, Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual 

3. Temptrax 2501 memiliki kemampuan untuk melakukan monitoring suhu hingga minus 55 derajat celcius

XL Bangun Solusi loT Temptrax 2501, Bagaimana Cara Kerjanya?unsplash.com/ROBIN WORRALL

Temptrax 2501 memiliki kemampuan untuk melakukan monitoring suhu hingga minus 55 derajat celcius, serta memiliki fitur local data logger. Seluruh manfaat tersebut dapat diakses pengguna dengan sinyal 2G, 3G, dan 4G melalui dashboard monitoring

Dari fitur tersebut, user dapat mengetahui posisi lokasi alat pendingin. Temptrax 2501 juga  menyediakan data untuk keperluan analisa kualitas produk. Alat ini juga memiliki backup battery sehingga menjamin ketersediaan daya selama monitoring.

4. Pengguna Temptrax 2501 bisa mengakses data melalui perangkat monitoring khusus atau smartphone

XL Bangun Solusi loT Temptrax 2501, Bagaimana Cara Kerjanya?Istimewa/IDN Times

Menurut Gede, Temptrax 2501 menyasar ceruk pasar yang spesifik dan potensial untuk berkembang dalam 5 - 10 tahun mendatang. Potensi berkembangnya industri cold chain di Indonesia, yang diproyeksikan dapat menjadi pasar terbesar ketujuh di dunia pada 2030, tentu menjadi peluang bagi eksistensi Temptrax 2501. Solusi yang ditawarkan oleh Temptrax 2501 akan bisa menjawab kebutuhan pelaku industri cold chain di Indonesia.

Pengguna kemudian bisa mengakses data-data tersebut melalui perangkat monitoring khusus atau juga melalui smartphone. Metode monitoring suhu lingkungan yang akurat dapat mencegah dan menanggulangi masalah yang ada di tempat penyimpanan. Perlakuan yang tepat bagi komoditas yang disimpan dapat meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya