Kisah Nek Sari, Bisa Naik Haji Berkat Berkebun di Pekarangan Rumah

Nek Sari akui sanggup tunaikan ibadah Haji meski buta huruf

Medan, IDN Times - Sebanyak 282 peserta calon jemaah Haji kloter 3 asal Kabupaten Asahan tiba di Asrama Haji Medan, sekitar pukul 10.22 wib pada Kamis (25/5/2023).

Terik matahari siang ini menunjukkan sosok yang penuh energi. Ia adalah nenek Sari dengan usia 85 tahun, salah satu calon jemaah Haji kategori lansia.

Terlihat sejak turun dari bus, ada yang berbeda dari jemaah calon Haji lainnya. Ia melangkahkan kaki dengan penuh semangat dan lincah menuju gedung Jabal Nur Asrama Haji Medan.

Di dalam gedung ini namanya mulai dipanggil untuk mengikuti pelayanan satu atap salah satunya pemeriksaan kesehatan. Ia pun dengan perlahan melangkahkan kaki meski tubuhnya mulai membungkuk.

Nek Sari merupakan warga Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Saat ini, ia telah memiliki 34 orang cucu.

Baca Juga: 5 Jenis Martabak di Medan yang Mudah Ditemukan 

1. Penghasilan Nek Sari dari area pekarangan rumah

Kisah Nek Sari, Bisa Naik Haji Berkat Berkebun di Pekarangan RumahNek Sari, seorang calon jemaah Haji asal Asahan, Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selesai pemeriksaan, terpancar dari raut wajah yang tampak bergaris-garis ini penuh suka cita untuk menunaikan rukun Islam ke-5 di tanah suci Mekkah.

Nek Sari mengenakan mukenah putih, syal berwarna hijau dan gelang Haji keluar dari gedung Jabal Nur untuk beristirahat.

Ia membalas senyum kecil kepada IDN Times saat menghampiri dan menyapa Nek Sari.

Nek Sari bercerita bahwa, niatnya secara mandiri untuk memenuhi panggilan Allah ke tanah suci berhasil mengumpulkan uang. Sehingga, sejak tahun 2014 silam, nek Sari mendaftar keberangkatan ke tanah suci.

Penghasilan yang ditabung merupakan dari perkebunan yang digarapnya di area pekarangan rumah selama bertahun-tahun, hingga mengantarkan nenek yang memiliki keterbatasan dalam membaca itu ke Baitullah.

2. Nek Sari akui masih sanggup untuk menunaikan ibadah Haji meski buta huruf

Kisah Nek Sari, Bisa Naik Haji Berkat Berkebun di Pekarangan RumahNek Sari, seorang calon jemaah Haji asal Asahan, Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Usmiati, sebagai anaknya yang ikut mendampingi saat keluar dari gedung jabal Nur menuju hotel, bercerita bahwa sosok Nek Sari memang dikenal aktif dan kuat meskipun diusianya yang sudah tua. Meskipun, nek Sari berkondisi buat huruf.

"Memang Mamak itu aktif kali, biasanya Mamak itu berkebun di sekitar rumah seperti menanam ubi, ngerumput semua lah dikerjainya," kata Usmiati.

Lanjut Usmiati, bahwa sebelum memasuki asrama Haji, Nek Sari yang dikenal dengan sosok yang lincah dan penuh energi ini sangat semangat menghafalkan setiap doa yang akan dipanjatkan ketika beribadah haji.

"Jadi sebelum masuk asrama Mamak itu terus belajar doa-doanya di rumah, Mamak kan memang buta huruf jadi saya bilang ke mamak jangan memberatkan mamak jadi ikuti ustad aja nanti, ustad juga meringankan," tutur Usmiati.

Nama Nek Sari diumumkan pertama kali keluar sebagai calon jama'ah haji pada 1 Maret 2023, sebagai tamu Allah untuk menunaikan rukun Islam ke-5.

Nek Sari yang pada saat itu dianggap sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan ibadah haji, langsung menipis ungkapan tersebut dan berkata bahwa dirinya sanggup.

"Semangat kali lah kalau mamak ini untuk keberangkatan ke haji. Waktu pertama kali namanya keluar tanggal 1 Maret kemaren kami anak-anaknya nanya  mamak sanggup gak, kalau engga bisa digantikan, terus mamak langsung jawab sanggup masih sanggup katanya," lanjut Usmiati dalam bercerita.

3. Nek Sari kumpulkan uang dari hasil jual buah-buahan selama 9 tahun

Kisah Nek Sari, Bisa Naik Haji Berkat Berkebun di Pekarangan RumahSumiati, anak dari Nek Sari seorang calon jemaah Haji asal Asahan, Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selama kurang lebih 9 tahun lamanya, Nek Sari berhasil mengumpulkan uang dari hasil menjual buah-buahan atau sayuran yang ditanam nya di sekitar rumah tidak sia-sia.

"Biaya keberangkatan haji semuanya dari Mamak sendiri, yang ditabungnya dari tahun 2014 jadi waktu daftar kursi haji waktu itu Rp25.500.000, kemudian setelah itu ketika ada uang itu ditabung baik yang dikasih sama anaknya ataupun uang dari hasil tanamannya seperti coklat, ubi pisang dan buah sawo itu ditabung dan kasih ke abang saya terus dimasukan ke bank," ungkap Usmiati.

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Usmiati berharap,l bahwa sang ibunda diberikan kesehatan dalam menjalankan ibadah haji, dan juga dilancarkan segala urusannya serta kepulangannya nanti ke tanah air dengan fisik yang sehat dan menjadi haji yang mabrur.

"Berharap di tanah suci, Mamak bisa dipanggil kembali, diberikan kesehatan dan dilancarkan semuanya dan menjadi haji yang mabrur, Amin," tutup Usmiati sambil mengusap air mata dengan hijabnya berwarna hitam.

Baca Juga: Penukaran Uang di Asrama Haji Medan Meningkat, 1 Riyal Capai Rp4.400

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya