Brand Sadina Targetkan Batik Sumut Tembus Pasar Internasional

Peminat yang saat ini digemari konsumen adalah kasual etnik

Medan, IDN Times - Silvia Noviani sebagai desainer pakaian mengatakan minat masyarakat tentang batik meningkat sejak banyaknya upgrade yang semakin cantik.

“Pembatik di Medan itu semakin kreatif. Nah, kami sebagai salah satu yang ikut merancang agar kain batik juga bisa dipakai dengan formal dan informal oleh masyarakat,” ucapnya sebagai anak sastra bahasa Inggris pada masa perkuliahan.

1. Minat masyarakat pada batik semakin meningkat

Brand Sadina Targetkan Batik Sumut Tembus Pasar InternasionalProduk brand Sadina di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ilmu jahit-menjahit telah didapatnya dari orangtua dan memantapkan kreatifitas dengan bersekolah desain.

"Batik itu cantik. Jadi sebagai desainnya sudah langsung muncul ide untuk melakukan karya pakaian batik. Model terkini tapi tetap membawakan fashion,” tuturnya.

Menurutnya, semakin antusias masyakarat tentang batik atau peminat batik selain dikarenakan hari besar pada momen pemakaian batik juga sering dipakai saat pesta.

Lanjut Silvia, saat ini Pemerintah sedang menggalakkan wastra (Indonesia.batik). Sehingga bukan hanya dikantor secara formal saja pemakaian batik tersebut tetapi juga menjadi outfit kekinian.

“Kami berkreativitas untuk bagaimana mendiskusikan orang memakai batik tapi secara kasual agar dipakai harian tidak formal saja. Jadi mau jalan-jalan pun bisa membawakan budayanya,” ucap Silvia.

2. Peminat yang saat ini digemari konsumen adalah kasual etnik

Brand Sadina Targetkan Batik Sumut Tembus Pasar InternasionalProduk brand Sadina di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Brand Sadina sudah ada sejak tahun 2017 awalnya berada di Jambi, kemudian ke Medan tahun 2022 hingga 2023. Sudah 6 tahun sudah Silvia membangun usaha desainer batik ini masih tetap eksis.

Ia mengaku masih konsisten dalam mengembangkan kreatifitas desain pakaian terkhusus pada batik untuk masuk ke pangsa pasar domestik hingga internasional, sekaligus sebagai bentuk melestarikan batik.

Untuk peminat yang saat ini digemari konsumen adalah kasual etnik, dengan motif dari berbagai daerah di Sumatera Utara. Dari batik Gorga hingga ulos.

Adapun hasil produk Sadina yakni gamis syari, fashion moeslem, casual dress, mukena couple and family set, kan outfit, bed cover, dan sprey.

Produk tersebut banyak dipesan dari berbagai daerah mulai lokal hingga internasional.

3. Silvia targetkan pangsa pasar batik dari lokal hingga internasional

Brand Sadina Targetkan Batik Sumut Tembus Pasar InternasionalProduk brand Sadina di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dirinya menyebutkan, target yang akan dicapai bisa akan terus meroket hingga internasional.

“Ya Go International, dengan rancangan-rancangan yang kita bawa. Misalnya, kami merancang blazer ala Korea tapi masih tetap membawakan wastra Sumut dan itu sudah ada produknya kemaren sempat fashion show,” lanjut Silvia.

Dia berharap khususnya para kaum Millenial, bisa ikut serta melestarikan pemakaian batik.

“Pakai batik itu pokoknya keren,” pungkasnya.

Silvia juga masuk dalam IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Kota Medan dan dibina oleh Kecamatan Medan Tuntungan dan Pelindo. Untuk koleksi-koleksi produk dari Sadina bisa dilihat di @sadinafashiondesain.

Baca Juga: Rahmat Illahi Mengamuk, PSMS Medan Taklukkan PSDS 3-1

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya