Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

2 Pekerja Pabrik Pakan Ternak Tewas, Diduga Keracunan Zat Kimia

Pabrik pakan ternak di Medan Amplas, tempat Firman dan Riski bekerja (dok.google maps)

Medan, IDN Times - Nasib nahas terjadi pada 2 orang pekerja di Central Proteina Prima, pabrik yang memproduksi pakan ternak di Medan Amplas. Dua orang tersebut meninggal dunia karena mengalami kecelakaan kerja pada Senin (10/06/2024).

Korban diketahui bernama Firman Indra Kesuma, warga Jalan Pasar IV, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak. Sementara korban satu lagi bernama Riski Wahyu Pratama yang tinggal di Kecamatan Batang Kuis.

1. Firman meninggal akibat masuk ke dalam tong berisi cairan kimia

Wito yang merupakan abang kandung Firman (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Wito yang merupakan abang kandung Firman membenarkan jika adiknya itu meninggal karena kecelakaan kerja di pabriknya. Firman ialah seorang pekerja di pabrik Central Proteina Prima, melalui Biro jasa PT. Yosan Fadinda Abadi.

"Kalau informasi yang didapat, adik saya meninggal masuk ke tong formula itu. Tong campuran obat-obatan. Setelah masuk gak sadarkan diri," katanya.

Firman meninggal akibat masuk ke dalam tong yang berisi cairan kimia di pabriknya. Abang Firman mendapatkan informasi itu dari rekan kerja Firman.

"Saya dapat kabar sekitar pukul 11.00 WIB. Istrinya juga dipanggil disuruh ke pabrik. Rupanya katanya sudah di rumah sakit dan meninggal dunia adik saya ini," katanya.

2. Korban bernama Riski juga meninggal karena berusaha menolong Firman

Pabrik pakan ternak di Medan Amplas, tempat Firman dan Riski bekerja (dok.google maps)

Wito menerangkan jika selain adiknya, ada korban lain yang tewas. Korban tersebut bernama Riski Wahyu Pratama.

"Yang masuk adik saya dulu, kemudian kawannya datang mau menolong (Riski). Dia pun pingsan dan meninggal dunia juga akhirnya. Adik saya meninggal di rumah sakit karena rumah sakit lambat menanggani, ini kata perwakilan dari perusahaan. Jadi yang meninggal 2 orang. Korban kedua warga Batang Kuis," kata Wito.

Jenazah Firman dibawa ke rumah duka pukul 13.00 WIB. Pihak perusahaan juga disebut Wito datang melayat.

"Perusahaan datang mau ngasih uang duka, cuma kami tolak karena masih berduka cita," lanjutnya.

3. Keluarga minta kasus kematian Firman diusut

Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Wito dan ayah korban bernama Suryadi Agustino menginginkan agar kasus kematian Firman segera diusut.

"Kalau bisa diusut sampai tuntas bagaimana kasus ini terjadi. Dia kan punya anak 3, biarpun dia bekerja di biro jasa. Biro jasa harus bertanggungjawab bagaimana anaknya ini. Korban sudah bekerja kurang lebih 14 tahun, karyawan kontrak," kata Wito.

Firman memang disebut Wito bekerja di bagian pencampur obat/formula. Perlengkapan kerja juga disebutnya ada.

"Bosnya memang datang tadi ngasih duit, tapi gak diterima se-amplop. Yang dipertanyakan kenapa bisa masuk ke situ," pungkas Suryadi, ayah Firman. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eko Agus Herianto
Doni Hermawan
Eko Agus Herianto
EditorEko Agus Herianto
Follow Us