Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng Motor

Setelah koma 10 hari, Riko mulai membaik

MEDAN, IDN Times- Rico Lumbanraja, korban pengeroyokan geng motor di Medan Maret lalu kini berangsur membaik. Setelah sadar dari koma, remaja 15 tahun ini pelan-pelan sudah bisa diajak berkomunikasi oleh orang yang datang menjenguknya di Rumah Sakit Umum Royal Prima di Jalan Ayahanda Medan, Sumatera Utara.

Selain itu, anak lelaki semata wayang dari Kasmar Lumbanraja dan Rosita Simatupang ini juga sudah mau makan. Namun Kasmar dan Rosita harus kuat melihat kaki puteranya masih dalam keadaan lumpuh.

"Berkat doa banyak orang Rico sudah bisa ajak bicara, walaupun kadang nyambung dan kadang masih ngelantur. Tapi kaki kanannya total belum bisa digerakkan, kata dokter kalau sudah otak saraf yang kena butuh proses cukup lama pemulihannya. Bisa berbulan dan bahkan bertahun," kata Kasmar, Rabu ( 10/4).

Kasmar mencurahkan isi hatinya melihat kondisi anaknya yang masih belum bisa beraktivitas normal.

1. Kasmar menunggu mukjizat Tuhan untuk masa depan Rico

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng MotorIDN Times/Fadli Syaputra

Meskipun kesehatan anaknya terus membaik, pria yang berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 5 Medan itu mengaku masih resah. Ia tak habis pikir mengapa BPJS tidak mau menanggung biaya pengobatan anaknya. Padahal sejak anaknya lahir ia terus membayar iuran BPJS melalui potongan gajinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Saya masih kesulitan dana. Baru Rp29 juta deposit terbayar ke rumah sakit dan uangnya sebagian bersumber dari bantuan orang-orang. Sekarang saya sedang menunggu sumbangan dari adik ipar," ucapnya.

"Ya begitulah kondisi anak saya sekarang. Nampaknya masa depan anak saya hanya menunggu Mukjizat dari yang maha kuasa. Begitulah perkembangannya," tambahnya dengan suara parau.

2. Tak ditanggung BPJS, total biaya rumah sakit sudah Rp122 juta

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng MotorIDN Times/Fadli Syaputra

Kasmar kembali bercerita, dari Minggu kemarin sebenarnya pihak dokter sudah menyarankan Rico pulang dan dirawat di rumah. Namun dirinya masih terkendala dengan masalah pembiayaan anaknya selama di rumah sakit.

Pihak BPJS tidak mau menanggung biaya pengobatan anaknya dengan alasan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, yang salah satu poinnya menyebutkan pelayanan kesehatan akibat tindak kejahatan tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Sementara Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) disebut BPJS adalah pihak yang bisa menanggung biaya Rico juga sampai sekarang belum memberikan kepastian.

"Padahal hari itu mereka janji mau membantu, tapi bagaimana bentuk bantuannya juga belum tau. Saya juga tidak mengerti dengan lembaga ini. Sementara total biaya rumah sakit sudah mendekati Rp122 juta. Dari mana uang guru sampai segitu sedangkan hari pertama anak saya dibawa ke rumah sakit ini uang saya cuma Rp2 juta," ungkapnya.

Kasmar sangat berharap LPSK mau menanggung seluruh biaya perobatan Rico sehingga ia bisa membawa anaknya pulang dan di rawat di rumah. Karena Rico ke depannya akan terus menjalani perobatan, bukan sampai hari ini saja. Menurutnya, kalau berobat jalan seperti pengobatan tradisional, obat-obat herbal masih bisa diusahakannya.

3. Harus Ada Sosialisasi Perpres Nomor 28 tahun 2018 soal BPJS

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng Motorpexels/pixabay

Kasmar juga mengaku siap jika dirinya diundang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk membahas permasalahan yang dialaminya. Dia mengatakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Perpres Nomor 28 tahun 2018, yang menyebutkan pelayanan kesehatan akibat tindak kejahatan tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Sementara ketika ditanyak ke LPSK, mereka menjelaskan hanya menangani tindak pidana prioritas seperti pelanggaran HAM berat, perdagangan orang dan terorisme.

"Terkait Perpres ini nasib kita menjadi terkatung-katung. Bagaimana nasib anak saya, sementara sudah 15 tahun saya membayar iuran untuk anak saya. Tapi mana bisa kita melawan regulasi pemerintah, namun kalau bersama-sama masyarakat mengerti dan kemudian memohon ataupun meminta supaya Perpres ini bisa dipastikan, saya rasa mungkin bisa," sebutnya

4. Rico jalani operasi saraf otak usai dianiaya puluhan anggota geng motor, Kasmar cari pinjaman

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng Motorabanggeutanyo.wordpress.com

Sebelumnya Rico Lumbanraja tak sadarkan diri usai diserang sekelompok geng motor yang berjumlah lebih 30 sepeda motor pada Minggu (24/3) sekira pukul 00.30 WIB. Mereka langsung melakukan penyerangan di rumah temannya di Jalan Pembangunan 5 Tanjunggusta Medan. Ketika itu Riko sedang ada di sana.

Naasnya Rico berhasil ditangkap dan dihajar dengan sadis oleh komplotan yang didominasi para remaja itu. Sementara beberapa teman Rico menyelamatkan diri. Akibat penganiayaan itu, pelajar SMA St Thomas 3 Medan, kelas X IPA 2 ini terkapar tak sadarkan diri di lokasi kejadian. "10 hari Riko koma akibat kebrutalan dan kesadisan geng motor itu," sebut Kasmar.

Rico menjalani operasi saraf otak karena berdasarkan diagnosa dokter ia mengalami pendarahan di otak dan operasi pemasangan ring di ruas jari tengah sebelah kiri yang patah. Belum lagi tangan kanannya yang juga patah.

"14 hari Rico dirawat sudah Rp 117 juta yang harus dibayar. Selama 13 hari perawatan saya baru tiga kali memberikan deposit ke rumah sakit sekitar Rp 21 juta. Dan Saya sedang cari sana-sini untuk dapat pinjaman," ucap warga Jalan Gaperta Ujung, Medan ini.

5. Kasmar curhat di Facebook berharap dukungan

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng Motorunsplash.com/William Iven

Berharap mendapat dukungan, pria yang sehari-hari mengajar di SMP Negeri 5 Medan ini lalu mencurahkan isi hatinya ke Facebook lewat akun pribadinya Kasmar Lumbanraja dan viral.

Di laman media sosialnya itu, Kasmar menulis soal kondisi anaknya yang koma 10 hari dan harus dirawat di RS Royal Prima dengan biaya yang besar.

"Saya pasti tidak sanggup bayar sebagai ASN seorang guru. Mohon perhatian dan dukungan pemerhati dan sahabat saya semua tentang regulasi lembaga ini. Kepada yang terhormat kepala Kepolisian RI Polsek Medan Helvetia agar mengusut tuntas kasus ini supaya tidak timbul korban-korban Rico yang lain. Keberadaan Geng Motor ini sungguh sudah meresahkan orang tua dan pendidik di Medan Sumut ini. Yang terhormat Wakil Rakyat di DPRD, DPR RI mohon dipastikan masalah Askes/BPJS dan LPSK. Kepada semua sahabat FB saya dimana pun berada mohon dukungan doanya untuk kesembuhan anak saya ini. Atas nama keluarga saya haturkan terimakasih. Semoga para pemangku kepentingan di negara ini mendengar suara hati rakyat korban ketidakadilan," tulis Kasmar.

"Sudah 6.000-an lebih netizen yang membaca tulisan saya, merinding saya. Banyak yang bersimpati, kumpulan semarga, teman-teman sesama guru, dan murid-murid saya. Berkat Tuhan juga Rico semakin membaik," katanya dengan tersenyum.

6. Minta polisi lebih aktif patroli malam hari

Curahan Hati Kasmar, Orang Tua Korban Pengeroyokan Geng MotorIDN Times/Prayugo Utomo

Harapannya kini tertumpu pada Polrestabes Medan dan Polsek Medan Helvetia untuk menyelesaikan tuntas dan adil kasus ini, dan semakin aktif melakukan patroli malam. Dia juga meminta regulasi BPJS dan LPSK dikaji ulang agar masyarakat mengetahui dan bisa menjaga dirinya.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua yang sudah bersimpati. Anak saya semakin sehat dan membaik. Kejadian ini semakin menguatkan iman dan banyak pelajaran yang saya dapat. Kita berharap tidak ada Rico-Rico yang lain," pungkas Kasmar.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya