Potensial, Sandiaga Beri Sepasang Kerbau di Desa Wisata Huta Tinggi
50 besar desa wisata terbaik di ajang ADWI 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samosir, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendukung pengembangan wisata edukasi di Desa Wisata Huta Tinggi, Samosir.
Sebagai salah satu bentuk dukungannya, Sandiaga memberikan sepasang kerbau untuk dikembangkan oleh masyarakat dan pengelola desa wisata sebagai atraksi guna menarik minat kunjungan wisatawan.
Hal tersebut dilakukan disela kunjungannya ke Desa Wisata Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Desa Wisata Huta Tinggi masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
“Desa ini identik dengan kerbau, namun belum memiliki kerbau. Maka per hari ini kita berikan sepasang kerbau sebagai bagian dari pengembangan wisata edukasi yaitu memerah susu kerbau. Kita beri nama Beauty dan Prince,” kata Sandiaga.
Untuk menuju Desa Wisata Huta Tinggi dapat ditempuh dengan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Ajibata ke Ambarita selama kurang lebih 40 menit. Dan dilanjutkan dengan jalur darat kurang lebih satu jam.
Setibanya di desa dengan luas 1.200 hektare, wisatawan akan disuguhkan pemandangan hamparan perbukitan hijau serta panorama Danau Toba yang sangat cantik, kerbau pun berlalu-lalang di kawasan desa, sehingga suasana pedesaan yang asri nan sejuk dapat dirasakan di dalamnya. Desa ini juga berhadapan langsung dengan Gunung Pusuk Buhit yang masih dianggap sakral oleh Suku Batak hingga sekarang.
Baca Juga: Gunakan Jaket Ulos di AKI 2021, Sandiaga: Kekinian dan Nyaman Banget
1. Kerbau dinilai jadi ikon dari Desa Wisata Huta Tinggi sejak dahulu, tapi tak memiliki inventarisnya
Menurutnya, kerbau menjadi ikon dari Desa Wisata Huta Tinggi sejak dahulu dan masih dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat setempat. Namun sayangnya, Desa Wisata Huta Tinggi belum memiliki inventaris desa berupa kerbau. Karena selama ini, pengelola desa selalu menggunakan jasa kerbau milik warga desa.
Biasanya kerbau betina dimanfaatkan untuk paket wisata edukasi yaitu memerah susu kerbau dan dapat diolah menjadi Dali ni Horbo atau Batak Cheese.
Sementara kerbau jantan difungsikan sebagai alat transportasi tradisional yang bisa digunakan oleh wisatawan dengan menungganginya. Aktivitas ini rupanya sangat diminati oleh wisatawan mancanegara, khususnya wisman Jepang.
“Selain kerbau, juga ada kambing putih dan juga ada burung elang. Ini yang harus kita jaga sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark,” katanya.
Baca Juga: 3 Kunci Sukses Jadi Pengusaha di Medan ala Sandiaga Uno