TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diduga Terima Suap Rp750 Juta, Mantan Kakanwil Kemenag Sumut Diadili

Diduga suap untuk atur jabatan kakanwil kabupaten

Ilustrasi Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Medan, IDN Times - Mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara (Kakanwil Kemenag Sumut), H Iwan Zulhami SH, diadili di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Medan, Senin (19/4/2021).

Ia didakwa menerima suap dari Zainal Arifin Nasution (berkas terpisah) sebesar Rp750 juta, untuk menduduki posisi Kepala Kanwil Kemenag Kabupaten Madina.

Begini kronologisnya:

Baca Juga: Kisah Haru Agom, Tukang Becak Medan yang Dijebak Bawa Sabu 45 Kg

1. Kasus suap berawal pada 2019

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Tim jaksa penuntut umum (JPU) Nurul Mawadah dan Putri, dalam dakwaan menyebutkan kasus suap itu berawal pada 2019. Saksi Zainal Arifin Nasution menjabat Kepala Seksi di Kantor Kemenag Madina, sejak 2016 dan beberapa kali mengusulkan dirinya untuk diangkat sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Madina namun usulnya tersebut belum pernah disetujui dan berhasil.

2. Ada berdiskusi mengenai pengisian jabatan Kepala Kantor Kemenag Madina

Ilustrasi Kerja Sama Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, seorang teman dekat terdakwa yakni, Nurkholidah Lubis selaku Kepala MAN 3 Medan pada saat bertemu, ada berdiskusi mengenai pengisian jabatan Kepala Kantor Kemenag Madina.

Lalu, Nurkholidah Lubis menginformasikan kepada terdakwa Iwan Zulhami tentang Zainal Arifin untuk menduduki jabatan sebagai kepala.

"Setelah pembicaraan Nurkholidah Lubis dengan terdakwa, ia menginformasikan mengenai ada peluang untuk pengisian jabatan tersebut kepada Zainal Arifin melalui salah seorang staf di kantornya dan dan meminta agar yang bersangkutan menghubunginya," kata jaksa dihadapan Hakim Ketua Bambang Joko Winarno.

3. Kemudian, Zainal dan Nurkholidah sepakat bertemu di Medan untuk membicarakan kelanjutan pengisian jabatan

Ilustrasi Penyelidikan KPK (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, Zainal Arifin dan Nurkholidah Lubis sepakat bertemu di Medan untuk membicarakan tindak lanjut pengisian jabatan tersebut. Selanjutnya sekira Mei 2019 Zainal Arifin dan Nurkholidah datang ke rumah Iwan Zulhami di Binjai. Zainal Arifin mengutarakan keinginannya untuk menduduki jabatan sebagai kepala kantor kepada terdakwa Iwan Zulhami.

"Terdakwa Iwan Zulhami menyanggupinya dan pada saat itu melalui saksi Nurkholidah disepakati ada pemberian uang sebesar Rp700 juta untuk mengusulkan Zainal Arifin sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Madina," terang jaksa.

Saat itu, lanjut jaksa, terdakwa Iwan Zulhami menyuruh dan mempercayakan Nurkholidah Lubis untuk menyelesaikan segala sesuatu untuk urusan usul Zainal Arifin. Kemudian pada 13 Mei 2019, Zainal Arifin membawa uang tunai Rp250 juta untuk diserahkan kepada terdakwa Iwan Zulhami.

"Uang tersebut dibawa Zainal Arifin secara tunai kepada Nurkholidah Lubis di sekolah MAN 3 Medan sekira pukul 09.30 di ruang kerja saksi Nurkholidah Lubis dan selanjutnya Zainal Arifin dan Nurkholidah Lubis pergi ke rumah dinas terdakwa Iwan Zulhami untuk menyerahkan uang tersebut," urai jaksa.

Akan tetapi, terdakwa Iwan Zulhami tidak berada di rumah dinas, namun terdakwa melalui handphone memberitahukan agar Nurkholidah Lubis tetap berada di lokasi dan mengambil uang yang dibawa Zainal Arifin sambil menunggu Deni Zunaidi Barus, supir terdakwa, untuk mengambil uang itu.

Sementara, Nurkholidah Lubis menyuruh Zainal Arifin untuk pulang saja dan dia berjanji untuk menyerahkannya kepada terdakwa Iwan Zulhami. Setelah Zainal Arifin pulang, Nurkholidah Lubis berkomunikasi dengan terdakwa Iwan Zulhami, dan pada waktu itu terdakwa menyuruh Nurkholidah Lubis tetap menunggu di rumah dinas karena terdakwa sudah menyuruh saksi Deni Zunaidi Barus untuk menjemput uang tersebut.

"Tidak beberapa lama kemudian saksi Deni Zunaidi Barus datang ke rumah dinas dan bertemu dengan saksi Nurkholidah Lubis lalu saksi Nurkholidah Lubis menyerahkan uang sebesar Rp250 juta dan pada saat itu saksi Nurkholidah Lubis pergi dari rumah dinas dengan menumpang mobil yang dikendarai oleh saksi Deni Zunaidi Barus," kata jaksa.

Selanjutnya pada 17 Mei 2019, saksi Arifin ada memberikan uang sejumlah Rp100 juta atas permintaan dari saksi Nurkholidah Lubis melalui transfer bank. Kemudian berlanjut pada 20 Mei 2019, Zainal Arifin ada menyerahkan uang sebesar Rp50 juta kepada Nurkholidah Lubis di rumah sakit Permata Madina.

Pada 23 Mei 2019 masih di tempat yang sama Zainal Arifin juga ada menyerahkan uang sebesar Rp50 juta kepada saksi Nurkholidah Lubis. Pemberian uang terus berlanjuta, pada 27 Mei 2019, Zainal Arifin mengirimkan uang sebesar Rp65 juta kepada saksi Nurkholidah Lubis melalui rekening Zulkifli Batubara selaku suami Nurkholidah Lubis.

 

Baca Juga: Dugaan Jual Beli Jabatan, Mantan Kakanwil Kemenag Sumut Ditahan

Berita Terkini Lainnya