TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengajar Pakai Big Book, Murid Lebih Bersemangat

Layak dicontoh oleh para guru nih!

Ibu Restia Diah Utami mengajar menggunakan big book (Dok. IDN Times/Istimewa)

Tanjab Timur, IDN Times - Setelah mengikuti pelatihan literasi kelas awal Program PINTAR Tanoto Foundation, Guru SDN 81/X Pematang Rahim Tanjab Timur pun berupaya untuk mendekatkan buku bacaan yang memudahkan siswa dalam memahami kata.

Langkah awal yang dilakukan oleh Ibu Restia Diah Utami adalah menyusun kebutuhan dan membuat program kerja meningkatkan budaya baca di kelasnya.

Ibu Resti mengungkapkan dirinya antusias mengikuti pelatihan tersebut. “Saya sendiri merasa senang ya, jarak tempuh yang jauh tidak mematahkan semangat saya,” ungkapnya.

Baca Juga: Viral Video Mesum Sibolangit, Fiersa Besari Sedih dan Ngetwit Begini

1. Perubahan awal yang harus dilakukan adalah perubahan di kelas

Ibu Restia Diah Utami mengajar menggunakan big book (Dok. IDN Times/Istimewa)

Tekad perempuan yang biasa dipanggil Ibu Resti ini, sangatlah besar untuk mengajak siswa kelas awal yang dibinanya menjadi lebih baik.

“Sekolah saya sebagai mitra Tanoto Foundation, nah berarti kan diberi amanah dan kepercayaan dan harus dilaksanakan. Semangat saya tidak boleh kendor,” terangnya.

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menggambar kelas terlebih dahulu.

“Siswa saya kan kelas awal yaitu kelas 2b, mereka harus nyaman dulu dengan kondisi ruang kelasnya. Dan perubahan awal yang harus dilakukan adalah perubahan di kelas,” terangnya.

2. Dengan big book, murid lebih mudah memahami kata per kata yang disampaikan guru

Ibu Restia Diah Utami mengajar menggunakan big book (Dok. IDN Times/Istimewa)

Selain tampilan kelas yang ada gambarnya, siswapun tampak nyaman dan senang dengan pola pembelajaran yang Bu Resti bawakan, dengan menggunakan big book yaitu dengan menceritakan isi buku besar dan mengajak berinteraksi dengan siswa membuat mereka mudah memahami kata per kata yang disampaikan ibu guru.

Seperti kata banjir, siswa ditanya apa itu banjir, apa penyebab banjir, dan lainnya.

“Ayo anak anak ibu, siapa yang tahu salah satu penyebab banjir?” tanya ibu Resti.

“Sampah Bu,” jawab Ramadhani Saputra.

Pembelajaran yang menggunakan media big book kian digemari siswa, manakala siswa sendiri juga nantinya akan membuat buku besar.

“Ya, kedepan ingin membuat sendiri, memberikan kreativitas kepada anak anak untuk menggambar dan membuat tulisan,” ungkap Bu Resti.

3. Big Book upaya untuk meningkatkan literasi siswa

Ibu Restia Diah Utami mengajar menggunakan big book (Dok. IDN Times/Istimewa)

Apa yang dilakukan ibu Resti, diakui oleh Fitria Hima Mahligai, selaku Training Specialist Primary Tanoto Foundation sebagai bagian dari memberikan pemahaman siswa tentang membaca dan menulis. Guru dapat menggunakan berbagai strategi, metode dan media dalam menerapkannya. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan buku besar.

“Salah satu cara untuk mengatasi pemahaman siswa akan kosakata adalah dengan mengenalkan penggunaan buku besar pada pendidik sebagai media pembelajaran, big book juga memprediksi cerita, melatih kosa kata, memahami Bacaan, dan menceritakan kembali,” ujar Fitria Hima Mahligai, Training Specialist Primary Tanoto Foundation Jambi.

Sebagai informasi, guru guru kelas awal mitra Program PINTAR di Kabupaten Batanghari, Tanjab Barat dan Tanjab Timur serta mitra Program STEP diperkenalkan bagaimana cara efektif mengajarkan literasi di kelas, menggunakan berbagai media dan pengelolaan pembelajaran dalam mencapai kompetensi dasar, salah satunya media buku besar atau yang dikenal dengan big book.

“Guru kelas awal yang akan menggunakan big book harusnya faham kompetensi dasar dan cakupan materi yang ada di Kompensi Dasar untuk dikuasai setiap siswa, guru dapat menentukan media, produk belajar siswa dan merancang kegiatan yang akan dilakukan siswa. Guru dapat menggunakan big book sebagai media yang efektif untuk meningkatkan ketrampilan literasi siswa,” ujar Fitri lebih lanjut.

Baca Juga: Viral Tugu Mirip Palu Arit di Madiun, Ternyata hanya Logo Perusahaan

Berita Terkini Lainnya