Viral Pemilik Toko Perhiasan Diintimidasi Pria Mengaku BIN

- Konflik bermula dari orderan fiktif COD dekat toko perhiasan di Medan Johor.
- Pria mengaku anggota BIN tunjukkan pistol dan lencana sebagai intimidasi.
- Pemilik toko merasa terintimidasi dan melaporkan ke polisi, namun pelaku tidak datang.
Medan, IDN Times - Seorang pria mengaku anggota Badan Intelijen Negara (BIN) membuat resah pemilik toko perhiasan yang ada di Jalan Karya Bakti, Medan Johor. Ia mengancam dengan menunjukkan lencana BIN miliknya beserta pistol yang diduga merk Glock.
Konflik timbul antara mereka bermula karena ulah sang adik yang kerap membuat pemilik toko perhiasan resah. Pasalnya adik dari pria yang mengaku anggota BIN ini diduga kerap memesan orderan fiktif dari ojek online. Di mana pengiriman barang ditujukan ke toko perhiasan tersebut.
1. Konflik bermula dari banyaknya orderan fiktif jenis Cash on Delivery (COD) yang beralamat di dekat toko perhiasan

Bersitegang antara pemilik toko perhiasan di Medan Johor dengan seorang pria mengaku anggota BIN berinisial EK viral di media sosial. Menariknya, lencana anggota BIN beserta pistol diduga digunakan sebagai upaya intimidasi.
Oky selaku pemilik toko perhiasan membenarkan bahwa ia dan istrinya merasa takut. Permasalahan yang kompleks antara kedua belah pihak disebutnya bermula dari begitu seringnya toko perhiasan kedatangan ojek online (ojol) korban orderan fiktif.
"Jadi adik pria yang mengaku anggota BIN ini berinisial B, selalu memesan orderan fiktif di dekat usaha kami. Ternyata benar, ojol itu datang ke tempat kami dan mengatakan bahwa ia kena tipu. Di sini sering terjadi orderan fiktif. Driver ojol juga sering menanyakan beberapa rumah di sini," kata Oky kepada IDN Times, Jumat (27/6/2025).
Karena begitu sering datang orderan fiktif, Oky menyebutkan bahwa warga berinisiatif menulis di tembok gang "Hati-hati penipu COD". Hal ini dimaksudkan agar tak ada lagi penipuan berbasis orderan fiktif di lingkungan itu.
"Jadi semalam dia datang (pria inisial B) manggil kami dan menanyakan siapa yang menulis plang penipuan COD. Sontak saya bilang, ya, saya yang menulisnya. Dia juga mempersoalkan pagar yang saya buat di belakang. Karena itu properti saya dan bukan jalan umum, namun dia komplain," lanjutnya.
2. Pria yang ngaku anggota BIN tunjukkan pistol dan lencananya

Oky menerangkan bahwa maraknya orderan fiktif itu mengganggu usaha perhiasannya. Banyak driver yang menolak pengiriman barang atau penerimaan barang dari tokonya.
"Orderan fiktif yang dipesan B ini biasanya baju, jilbab, dan lainnya. Kami kan jualan online, kalau kami mesan gojek jadinya sering di-cancel. Katanya di sini driver sering mendapatkan orderan fiktif," ucap Oky.
Bersitegang antara pemilik toko dengan pria berinisial B kemudian dilaporkan ke ayah kandungnya. Hal inilah yang kemudian memicu sang abang berinisial EK sekaligus pria yang mengaku anggota BIN datang ke toko perhiasan untuk mengkonfrontasi. Ia diduga tidak terima jika Oky menegur adik dan ayahnya, terutama soal orderan fiktif yang diduga sering dilakukan sang adik.
"Sore abangnya yang mengaku anggota BIN ini ngirim pesan. Katanya dia anggota BIN dan Kopasus Grup 3. Dia bawa senpi ke lokasi usaha saya. Dia juga bilang gak terima adiknya dibegitukan. Di toko saya, dia ada mengeluarkan lencana dia. Di dekat lencana itu yang ada di dalam tas supaya gak kelihatan, ada satu pistol," aku Oky.
3. Pemilik toko merasa terintimidasi

Permasalahan antara mereka juga telah sampai di telinga warganet. Karena pria yang mengaku anggota BIN viral di media sosial.
Rina Silvia selaku istri dari Oky mengaku terintimidasi. Bukan hanya bentuk ancaman berbasis online berupa pengiriman gambar senjata api, namun pistol itu juga dibawa pria berinisial EK ke toko mereka.
"Pria yang ngaku anggota BIN itu datang ke toko kami dan bilang kalau dia gak terima ayahnya dibawa-bawa dalam perkara ini. Dia ke sini. Saya lihat dia bawa pistolnya, tapi gak saya rekam. Yang terekam dia bawa lencananya," ungkap Rina.
Permasalahan ini kemudian dilaporkan ke kantor polisi. Namun EK yang ditunggu tak kunjung datang.
"Setelah bilang saya mau ke polsek, saya tunggu dia. Dia gak datang. Lalu saya balik lagi ke toko, ternyata dia di sebelah, di tempat usahanya. Dia keluar lalu mengacungkan senjatanya (ke atas). Tentu saja sebagai warga sipil saya ketakutan, kan. Kalau benar dalam bahaya, makanya kami langsung masuk lagi (ke mobil)," pungkasnya.
Terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Setyawan mengatakan bahwa perkara ini akan dicek oleh pihaknya. Termasuk soal apakah pria berinisial EK itu merupakan anggota BIN.
"Nanti dicek, ya," jawab Gidion singkat saat ditemui di Polrestabes Medan usai merilis pengungkapan narkoba.