Tim Medis Masih Berupaya Pisahkan Balita Kembar Siam Adam-Aris

Sejauh ini, kata Rizky, tim yang bekerja belum menemukan kendala berarti. Pihaknya juga sudah mengantisipasi  kekurangan stok darah golongan B. Sudah ada 16 kantong darah yang berasal dari para tenaga medis di rumah sakit pelat merah itu.

Nantinya, setelah operasi, kedua balita itu akan menjalani rawat intensif. Kondisinya akan dipantau

Setelah operasi pemisahan nantinya kedua bayi akan dirawat intensif. Kondisi mereka dipantau sangat ketat selama 3x24 jam.

Adam dan Aris merupakan putra pasangan  Nur Rahmawati (26) dan Supono (32), warga Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Labuhanbatu. Mereka lahir di Labuhanbatu 9 Desember 2019.

Dari hasil pemeriksaan, keduanya dempet di bagian perut dan sebagian kecil dada “(Organ) yang menempel, hati dan dinding jantung, karena itu banyak dokter spesialis yang dilibatkan,” jelas Rizky.

Lebih dari 50 tenaga medis dilibatkan dala  operasi pemisahan Adam dan Aris. Tenaga ahli yang dilibatkan di antaranya beberapa dokter subspesialis, terutama dokter spesialis bedah anak, dokter bedah jantung, dokter spesialis anestesi pediatrik, dan dokter spesialis anak.

Seluruhnya merupakan tenaga medis yang bekerja di RSUP H Adam Malik, Medan.  Rizky belum bisa memastikan kapan operasi pemisahan Adam dan Aris selesai. “Belum bisa diprediksi, tapi kita harapkan sore ini selesai,” pungkasnya.

Saat ini, kondisi Adam dan Aris cukup baik. Keduanya memiliki berat badan total 16 Kg.

"Kondisi bayi saat ini cukup sehat, tumbuh kembang cukup baik, sudah bisa berjalan walaupun jalannya berdua, tidur juga bareng, berdua dengan posisi miring," ungkapnya. 

Sementara itu, orangtua Adam dan Aris berharap doa terbaik dari masyarakat. Supaya operasi buah hati mereka barjalan lancar.

"Mudah-mudahan berhasil, tidak ada kendala apapun dan kami sudah percayakan kepada tim dokter," tutur mereka.

Ini adalah kali keempat RSUP H Adam Malik melakukan operasi kembar siam. Mulai dari kembar Mariana-Mariani asal Aceh Timur pada tahun 2005, Sahira-Fahira dari Asahan pada 2017 dan Adam-Malik dari Tapanuli Utara pada 2019.