Direktur PT DNG Blak-blakan Sebut Topan Ginting Terima Suap Rp50 Juta

- Akhirun blak-blakan akui memberi Rp50 juta kepada Topan
- Topan mengarahkan langsung terdakwa untuk memberi uang Rp50 juta berbungkus plastik ke ajudannya
- Pada sidang pemeriksaan saksi sebelumnya, Topan Ginting bersumpah tidak ada menerima uang Rp50 juta dari Akhirun
Medan, IDN Times - Terdakwa kasus korupsi Jalan di Sipiongot sekaligus Direktur PT Dalihan Natolu Grup (DNG), Akhirun Piliang, blak-blakan akui pernah menyuap Kadis PUPR Sumut Topan Ginting. Pernyataan ini disampaikan Akhirun kala dirinya diperiksa dan dimintai keterangan oleh Majelis Hakim, Kamis (23/10/2025).
Apa yang diungkapkan Akhirun berbanding terbalik dengan pernyataan Topan Ginting yang menepis isu dirinya menerima suap, Kamis (2/10/2025) lalu. Uang senilai Rp50 juta berbungkus kantong plastik itu bahkan diserahkan secara cash melalui ajudan Topan. Menariknya, uang tersebut bukanlah bagian dari komitmen fee 4 persen yang dijanjikan kepada Topan, alih-alih sebagai pelicin untuk memuluskan perizinan galian C milik terdakwa Akhirun.
1. Akhirun blak-blakan akui memberi Rp50 juta kepada Topan

Setelah memeriksa banyak saksi, kini Majelis Hakim meminta keterangan kedua terdakwa kasus korupsi jalan. Akhirun dan anaknya bernama Rayhan Piliang kompak memakai pakaian putih menghadap Hakim.
Beragam pertanyaan dilontarkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan Hakim secara bergantian. Hingga pada akhirnya pertanyaan semakin mengerucut atas pertemuan antara terdakwa Akhirun dengan Topan Ginting hingga Kapolres Yasir.
"25 Juni 2025 saya ketemu Pak Yasir. Di pertemuan ini saya ingin bahas galian C. Saya ingin minta dipertemukan kembali dengan Pak Topan selaku Kadis PUPR Sumut. Malamnya kami ketemu Pak Topan jam 20.00 WIB di Grand City Hall," aku Akhirun.
Momen bertemunya Topan Ginting dan Akhirun adalah untuk membahas sejumlah hal. Salah satu di antaranya adalah perizinan galian C milik Akhirun yang sudah 1,5 tahun tidak ditandatangani.
"Saya ada serahkan uang Rp50 juta untuk Pak Topan melalui ajudannya. Pak Topan tahu. Sebelum saya serahkan, bahkan saya tanya dulu sama dia soal galian C. Saya bilang kalau saya cuma bawa uang Rp50 juta. Kata Pak Topan, 'besok saya tandatangani, tapi bukan karena uang ini saya tandatangani. Saya tak pakai uang untuk menandatanganinya. Tapi kalau bapak mau beri, saya kebetulan butuh uang'," imbuh Akhirun meniru perkataan Topan dalam pertemuan tanggal 25 Juni 2025 tersebut.
2. Topan mengarahkan langsung terdakwa untuk memberi uang Rp50 juta berbungkus plastik ke ajudannya

Berdasarkan pengakuan Akhirun, Majelis Hakim semakin mencecar Direktur PT DNG itu. Pada momen ini, ternyata Topan Ginting menyuruh Akhirun untuk memberikan uang Rp50 juta tersebut melalui ajudannya.
"Beliau yang mengarahkan ke ajudannya. Dia bilang 'nanti kordinasi sama ajudan saya'," ungkap Akhirun.
Mendengar jawaban itu, Akhirun segera memerintahkan anaknya selaku terdakwa 2 untuk memberikan uang Rp50 juta kepada ajudan Topan, Aldi. Uang tersebut berbalut kantong plastik berwarna hitam.
"Saya perintahkan Rayhan untuk menyerahkannya, dibungkus pakai plastik hitam. Tak lama kami semua pergi. Saya bayar makanan Pak Topan juga. Nah sebenarnya pertemuan kami di Grand City Hal ini Pak Topan yang menyarankan tempat, sementara yang berkeinginan jumpa itu saya," jelas Akhirun
Akhirun juga mengaku bahwa pertemuan ini bukan semata membahas soal izin galian C. Percakapan beberapa kali disisipi oleh kelanjutan dari loby-loby PT DNG memenangi tender pengerjaan jalan
"Saya sampaikan di akhir pembicaraan bahwa ini sudah mau berakhir bulan Juni, kalau terlalu lama pelaksanaan proyek jalan, waktunya akan habis. Kata Topan besok dia hubungi Rasuli dan kapan mulai ditayangkan (pemenang tender)," bebernya.
3. Pada sidang pemeriksaan saksi sebelumnya, Topan Ginting bersumpah tidak ada menerima uang Rp50 juta dari Akhirun

Pada sidang pemeriksaan saksi sebelumnya hari Kamis (2/10/2025), Topan Ginting menepis dugaan ia menerima suap Rp50 juta. Bahkan kepada Majelis Hakim ia mengatakan menolaknya mentah-mentah.
"Yang bersangkutan (Akhirun) menawarkan kepada saya uang. Dia bilang Rp50 juta. Saya gak ngomong apa-apa. Saya berdiri dan keluar. Saya gak suka dipancing soal uang," aku Topan Ginting beberapa waktu lalu.
Topan lanjut mengungkapkan bahwa saat itu ia berkata kepada Akhirun, meski tak diberi uang pun ia akan tetap menandatangani perizinan galian C itu. Topan langsung meninggalkan Akhirun dan menuju ke dalam mobilnya.
"Kita gak ada bicarakan soal uang. Gak ada, saya sudah bersumpah tak ada diberikan uang. Ajudan saya di luar. Saya tak tahu dia ngapain. Tidak ada saya tanya apapun. Tak lama saya masuk (mobil) dia masuk. Aldi tak ada ngasih tahu bertemu sama siapa. Saya tak lihat dia bawa bungkusan atau tidak." Topan bersumpah.