ilustrasi pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)
Bupati Toba Poltak Sitorus juga menjelaskan jika apa yang terjadi di video itu adalah proses pengamanan terhadap Selamat.
"Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan pak Selamat Sianipar ini," kata Poltak, Sabtu lalu.
Poltak mengatakan pemerintah Kabupaten Toba telah membawa Selamat ke RSUD untuk menjalani perawatan. “Jadi saya lihat, masyarakat sangat peduli dengan Salamat Sianipar,” ungkapnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi yang datang ke lokasi juga mengatakan peristiwa ini terjadi karena warga ingin mengamankan Selamat yang lari saat menjalani Isolasi Mandiri. Warga dibantu keluarga mengamankan Selamat yang terus menerus mengejar ingin memeluk warga.
"Itu dilakukan warga sebagai tindakan mengamankan karena yang bersangkutan teriak-teriak bahwa tidak ada COVID. Yang bersangkutan keluar rumah sambil meludahi orang yang berpapasan dengan dia dan memeluk orang. Setelah diamankan, yang bersangkutan juga langsung dibawa ke RS di Silaen, namun sudah 2 kali lari dari RS," tutur Hadi.
Hadi mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan kepada keluarga dan warga kampung atas peristiwa itu. "Warga yang ikut mengamankan saat itu juga sudah diambil keterangan untuk klarifikasi kejadian video yang viral tersebut.," jelasnya.