Mengungsi Gara-gara Bom Sibolga, Warga Keluhkan soal Makan dan Sekolah

Sibolga, IDN Times - Ratusan warga di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara mengungsi karena rumahnya hancur dan rusak akibat aksi bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris, Rabu (13/3) dini hari.
Ditemui di sekitar kawasan Jalan Cendrawasih, sejumlah pengungsi mengeluhkan nasib mereka kelak.
“Kami yang tinggal di Jalan Cendrawasih Gang Daulay ini ada sekitar 21 rumah. Memang kami rata-rata mengontrak rumah pak Daulay dengan harga Rp 3 juta per tahun. Saat ini rumah yang kami kontrak sudah hancur bahkan ada yang rata dengan tanah. Kami pun meminta kepada pemerintah agar memikirkan nasib kami ini,” keluh sejumlah warga pengungsi, diantaranya, ibu Julera Tanjung, Irma Pasaribu, Masiana Tanjung dan Masarni Pasaribu seperti dilansir Antara, Sabtu (16/3).
1. Perabotan hancur dan anak tak bisa sekolah

Sejak peristiwa ledakan bom bunuh diri, mereka pun mengungsi ke tempat saudara dan juga tetangga.
Hanya saja saja peralatan rumah mereka seperti televisi, lemari, kulkas, kursi banyak yang rusak, bahkan hancur.
“Kami tidak punya perabot lagi, semuanya sudah hancur karena ulah teroris itu. Yang paling menyedihkan, anak-anak kami tidak sekolah sejak kejadian itu. Karena kami dilarang masuk ke lokasi karena belum steril, dan sebahagian pakaian anak kami juga tidak tahu lagi dimana,” ungkapnya.
Para pegungsi ini pun sangat berharap kepada pemerintah sebagai bentuk rasa duka dan mengenang peristiwa yang meyakitkan itu, pemerintah berkenan membangun perumahan untuk mereka tempati.
“Ini permohonan pak, karena ekonomi kami juga pas-pasan. Suami kami rata-rata pelaut, dan beberapa hari ini tidak melaut karena kejadian ini, khawatir terjadi sesuatu kepada kami. Melalui media ini kami berharap agar pemerintah bisa mengabulkan permohonan kami itu,” pinta Julera Tanjung yang diaminkan rekan-rekannya.
2. Terpaksa beli nasi bungkus karena sering tidak kebagian makanan dari posko

Sejak mengungsi mereka terpaksa membeli nasi bungkus, walaupun kadang-kadang ada yang dibagikan gratis dari Posko. Hanya saja jika terlambat bisa gak kebagian.
“Seperti kemarin itu kami dapat jatah nasi bungkus, tapi hari ini kami beli sendiri. Karena kondisi rumah yang kami tumpangi juga kecil, kamipun makan di teras rumah ini bersama warga yang lain,” ujar mereka.
3. Sebanyak 155 rumah rusak yang dihuni oleh 161 kepala keluarga

Dari data yang diperoleh dari kelurahan mencatat, bahwa sebanyak 155 unit rumah rusak dimana sebagiannya rata dengan tanah. 155 unit rumah tersebut dihuni oleh dari 161 KK.
Sebagian dari mereka tinggal di rumah masing-masing meskipun rusak ringan, namun sebagian lagi terpaksa tinggal di posko Tanggap Darurat Ledakan Bom yang didirikan oleh pemerintah Kota Sibolga. Sejauh ini belum terperinci jumlah rumah yang rusak ringan dan rusak berat.
Pemerintah kota Sibolga sendiri pun, telah menyerahkan bantuan tanggap darurat bagi warga yang terdampak serangan teror sejak Selasa (12/3) lalu. Bantuan tanggap darurat tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Sibolga Drs HM Syarfi Hutauruk didampingi istri Hj Delmeria.
Selain uang tunai, Pemko Sibolga menyerahkan beras, mi instan, air mineral dan telur bagi setiap KK yang terdampak ledakan. Sedangkan untuk bantuan perbaikan rumah-rumah warga yang rusak parah, Pemko Sibolga akan menjejakinya dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait upaya perbaikan sejumlah rumah warga yang rusak.