Mangrove, Sang Penjaga Pesisir yang Tak Tergantikan

Medan, IDN Times – Tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Mangrove Internasional. Ditetapkan oleh kesepakatan lintas negara agar orang kian peduli dengan ekosistem hutan pesisir ini.
Banyak orang mengenal mangrove hanya sebagai hutan bakau di pesisir yang penuh lumpur dan akar-akar menjuntai. Padahal, tanaman ini punya peran besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan, dari menahan abrasi hingga menyimpan karbon dalam jumlah besar.
“Sayangnya, perusakan ekosistem mangrove terus terjadi karena alih fungsi lahan dan pembangunan. Padahal, tanpa mangrove, daratan kita makin rentan,” ujar Direktur Yayasan Menjaga Pantai Barat (YAMANTAB) Damai Mendrofa, Sabtu (26/7/2025).
Bagi YAMANTAB, butuh keterlibatan lintas pihak untuk melakukan aksi melestarikan mangrove. Apalagi Indonesia yang memiliki garis pantai cukup panjang.
Mangrove memiliki begitu banyak fungsi. Simak ulasan dari YAMANTAB guys.
1. Fungsi menahan abrasi hingga benteng tsunami

Kata Damai, mangrove bertindak sebagai perisai alami yang melindungi pantai dari hempasan ombak dan badai. Akar-akar mereka yang rapat mampu memecah gelombang dan menahan tanah agar tidak hanyut.
“Dalam jangka panjang, keberadaan mangrove dapat mencegah terjadinya erosi dan memperkuat garis pantai,” ungkap jurnalis yang kini bergiat dalam upaya konservasi pesisir Barat Sumut itu.
Bahkan pada beberapa kejadian tsunami di dunia, mangrove memiliki peran besar. Daerah – daerah yang memiliki ekosistem mangrove yang baik, hanya menerima dampak yang lebih ringan. Gelombang tsunami sudah terlebih dahulu dipecah oleh akar mangrove yang kokoh.
2. Mangrove juga memiliki kemampuan menyerap karbon dalam jumlah besar

Mangrove termasuk ekosistem penyerap karbon paling efektif di dunia. Mereka dapat menyimpan karbon 3–5 kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis di daratan.
Karbon ini disimpan dalam akar, batang, dan sedimen tanah selama ratusan tahun, membantu memperlambat laju perubahan iklim.
“Sehingga begitu penting kita terus melakukan upaya pelestarian,” katanya.
3. Menjadi habitat spesies laut dan darat
Ekosistem mangrove adalah rumah bagi ribuan spesies, mulai dari ikan, udang, kepiting, burung air, hingga reptil. Banyak biota laut bergantung pada mangrove sebagai tempat bertelur, tumbuh kembang, dan berlindung dari predator.
“Hilangnya mangrove berarti hilangnya rantai makanan bagi banyak makhluk hidup,” katanya.
Kondisi ini, lanjut Damai, juga berimplikasi pada perekonomian masyarakat pesisir. Para nelayan akan kesulitan mencari ikan.
4. Menyaring limbah dan menjaga kualitas air

Akar mangrove dapat menyaring sedimen, logam berat, dan polutan dari sungai sebelum mencapai laut. Dengan kata lain, mangrove membantu menjaga ekosistem laut tetap bersih dan sehat, serta melindungi terumbu karang dari kerusakan akibat lumpur dan pencemaran.
4. Memberi nilai ekonomi berkelanjutan

Mangrove tidak hanya penting secara ekologi, tapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Mereka menyediakan hasil seperti madu, bahan pewarna alami, serta menjadi basis bagi ekowisata dan perikanan tradisional yang ramah lingkungan. Bahkan di beberapa daerah, masyarakat membuat produk turunan dari mangrove. Seperti sirup, keripik, hingga kerajinan tangan.
“Dengan pengelolaan berkelanjutan, mangrove bisa menopang ekonomi lokal tanpa merusak lingkungan,” katanya.
Dalam peringatan Hari Mangrove Internasional 2025, Damai mengajak para pemuda untuk terus bergerak dalam upaya pelestarian.
“Menjaga mangrove tetap baik, artinya kita sedang mempersiapkan hal baik untuk generasi mendatang,” pungkasnya.