Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

KI Tanam 103 Ribu Bibit Demi Pemulihan Ekosistem Mangrove Sawo Lahewa

Pemerintah Nias Utara didukung Konservasi Indonesia (KI) melakukan penanaman 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a, Kecamatan Sawo (Dok. KI)

Nias Utara, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Nias Utara didukung Konservasi Indonesia (KI) melakukan penanaman 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a, Kecamatan Sawo, Kabupaten Nias Utara, Sumatra Utara. Acara ini diselenggarakan sebagai perayaan Hari Mangrove se-Dunia yang jatuh pada hari ini.

Kegiatan yang melibatkan 150 peserta ini diselenggarakan atas kerja sama KI, Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Teluk Ba’a, serta Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan (IMASPERA) Universitas Sumatra Utara.

Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu, melalui Asisten Administrasi Umum, Ferizatulo Gea menyampaikan bahwa Kawasan Konservasi Perairan Sawo Lahewa dan Perairan Sekitarnya yang membentang di Kabupaten Nias Utara menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang besar.

Namun, beragam ekosistem di dalamnya, termasuk mangrove, belum optimal dikelola dan dimanfaatkan secara lestari ataupun berkelanjutan. Karenanya, dia mengajak para pihak untuk turut mengupayakan perlindungan dan pengelolaan mangrove.

“Pemulihan ekosistem mangrove ini sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kami berkomitmen untuk mendukung setiap inisiatif yang bertujuan melindungi lingkungan kita, termasuk pada hari ini di mana kita melakukan penanaman mangrove. Saya mengajak semua pihak untuk menanam, merawat, dan menjaga mangrove. Sebab jika mangrove sehat-pendapatan masyarakat akan meningkat,” ungkap Ferizatulo.

1. Kerjasama dengan pemerintah dalam program integrasi pengelolaan ekosistem mangrove

Pemerintah Nias Utara didukung Konservasi Indonesia (KI) melakukan penanaman 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a, Kecamatan Sawo (Dok. KI)

Acara yang dihadiri oleh jajaran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, beserta masyarakat ini menandai penanaman perdana dalam upaya pemulihan 60 hektare ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Sawo Lahewa dan perairan sekitarnya. Upaya pemulihan ini dipimpin oleh masyarakat dengan dukungan penuh dari Konservasi Indonesia.

Sebagai yayasan nasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian alam, KI telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dalam beberapa program pengelolaan bentang darat dan bentang laut. Termasuk di dalamnya program integrasi pengelolaan ekosistem mangrove, dan perikanan berkelanjutan yang diimplementasikan di Kabupaten Nias Utara.

2. Mangrove dikenal sebagai sebagai rumah kepiting-kepiting bakau

Pemerintah Nias Utara didukung Konservasi Indonesia (KI) melakukan penanaman 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a, Kecamatan Sawo (Dok. KI)

Senior Vice President dan Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, mengatakan kegiatan penanaman ini akan memberi dampak besar, mulai dari perlindungan dari bencana alam, mencegah peningkatan permukaan air laut, hingga memberi dampak pada perekonomian masyarakat.

”Ekosistem mangrove di Nias masih belum dikelola secara optimal, terlebih di KKP Sawo Lahewa dan Perairan Sekitarnya. Padahal, mangrove di wilayah ini bisa menjadi barisan terdepan yang menjaga pulau karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Selain itu, mangrove juga sudah dikenal sebagai sebagai rumah kepiting-kepiting bakau yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat jika dikelola dengan baik dan memerhatikan keberlanjutan ekosistemnya,” tutur Meizani.

Sebelumnya, pada September 2023 lalu, kondisi ekosistem mangrove di Kabupaten Nias Utara telah dikaji oleh Konservasi Indonesia melalui survei biofisik KKP Sawo Lahewa dan Perairan Sekitarnya. Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki mangrove dengan total 131 hektare yang di antaranya seluas 12 hektare berada di dalam KKP Sawo Lahewa dan Perairan Sekitarnya, dan 119 hektare lainnya berada di luar kawasan konservasi.

”Kami bersama dengan pemerintah kabupaten Nias dan kelompok masyarakat, beserta para mahasiswa, berharap dari langkah awal dengan penanaman sebanyak 3000 bibit mangrove ini akan memberikan perubahan besar dan selanjutnya bisa direplikasi. Terlebih mangrove sudah dikenal dengan kemampuannya dalam menyerap karbon,” imbuh Meizani.

3. Akan memproduksi 25 ribu bibit di Kebun Bibit Sisarahili

Pemerintah Nias Utara didukung Konservasi Indonesia (KI) melakukan penanaman 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a, Kecamatan Sawo (Dok. KI)

Rehabilitasi ekosistem mangrove kali ini dilakukan dengan menggunakan mangrove jenis Rhizophora Apiculata, yang memiliki karakter mudah ditanam di area yang langsung berhadapan dengan laut, memilki ketahanan hidup di kawasan dengan salinitas yang cukup tinggi, dan dapat ditanam di kawasan dengan sedimen lumpur berpasir ataupun berbatuan.

”Total bibit mangrove yang akan kita tebar di 60 ha area restorasi adalah 103 ribu bibit yang terbagi atas 25,25 ha di area penanaman aktif, dan 34,75 ha dilakukan untuk pengayaan ekosistem mangrove eksisting. Tahapan pertama yaitu 3000 bibit akan ditebar di dua kebun seluas 6 ha. Kemudian, kami akan memproduksi bibit sebanyak 25 ribu bibit di Kebun Bibit Sisarahili dan 25 ribu bibit di Moawo untuk ditanam di akhir tahun. Selanjutnya, kami akan kembali memproduksi bibit periode kedua di masing-masing kebun bibit dengan total 50 ribu untuk ditanam di tahun depan,” papar Meizani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us