Keluarga Menduga Ada Kejanggalan di Balik Tewasnya Jurnalis Medan

Medan, IDN Times - Banyak adegan yang dilakukan dalam pelaksanaan pra rekonstruksi tewasnya jurnalis media online Medan, Rico Saragih. Teman-teman Nico, bapak kos, hingga pekerja depot air turut berperan sebagai saksi. Terutama saat pria berusia 31 tahun itu ditemukan tergeletak bercucuran darah di kamar mandi kosnya.
Tampak keluarga Nico Saragih hadir melihat pra rekonstruksi dari awal sampai akhir. Keluarga kuat menduga bahwa ada sejumlah kejanggalan dalam kematian jurnalis yang pernah bekerja di Media Online Arah Indonesia itu.
1. Keluarga Nico tunggu hasil autopsi keluar

Nataniel (36) datang jauh-jauh dari Jakarta untuk melihat pra rekonstruksi kematian adiknya, Nico Saragih. Ada 3 tempat pra rekonstruksi digelar, yakni di warung, diskotik, hingga terakhir kosnya yang berada di Jalan Pasundan.
"Kami dapat undangan dari Polsek Medan Baru. Kami dapat undangan pra rekonstruksi hari ini. Saya abang kandungnya, ada juga abang sepupunya yang hadir di pra rekonstruksi. Keluarga ada melakukan konsultasi ke LBH Medan dan mereka juga datang hari ini," kata Nataniel kepada IDN Times, Kamis (25/9/2025).
Puluhan adegan diperagakan yang melibatkan sejumlah saksi. Termasuk saat di mana Nico pulang dari warung bersama teman perempuannya.
"Makam adik kami sudah diekshumasi. Jadi kita dari keluarga menunggu hasil autopsi tersebut. Kata polisi, biasanya sebulan hasilnya baru keluar. Keluarga tetap menunggu apapun hasilnya. Akan kami ikuti," lanjutnya.
2. Ini alasan keluarga sempat tolak autopsi di RS Bhayangkara

Nataniel membenarkan bahwa mulanya, keluarga menolak jasad Nico diautopsi. Namun merasa ada kejanggalan mereka mantap membuat pengaduan dan permintaan dilakukannya ekshumasi.
"Di awal itu, yang datang ke RS Bhayangkara kemarin ibu saya dan bapak saya. Mengapa begitu (menolak autopsi) karena kemarin ada keterbatasan informasi mengenai autopsi itu seperti apa. Karena mereka gak tahu dan belum pernah. Setahu mereka (bapak dan ibu) dipotong-potong bagian tubuhnya. Kami sih menyangkan kalau polisi kemarin sekadar menginformasi saja bukan merayu keluarga melakukan autopsi," aku Nataniel.
Pertimbangan untuk melakukan autopsi muncul ketika jasad Nico tiba di rumah duka. Banyak masukan dan saran yang diterima keluarga Nico di Tigaras, Simalungun.
"Atas pertimbangan itu, saya dan abang sepupunya datang ke Polsek lagi untuk membuat laporan polisi. Semoga pada akhirnya kasus ini bisa terbuka. Terima kasih kepada kawan-kawan media, kalian sudah bantu semuanya," bebernya.
3. Keluarga kuat menduga ada yang janggal di balik kematian Nico Saragih

Keluarga tak urung mengungkapkan bahwa merrka merasa ada yang janggal di balik kematian Nico Saragih. Kuat dugaan bahwa pria itu meninggal bukan karena jatuh dari kamar mandi.
"Kami tetap meyakini adanya kejanggalan atas meninggalnya adik kami Nicolas Saragih. Cuma saya tak mau mendahului proses yang berjalan. Kami percayakan pada kepolisian bagaimana proses ini bergulir. Kita tunggu saja dari hasil autopsi," sebut Nataniel.
Sepengamatan keluarga, Nico meninggal dengan sejumlah luka. Di antaranya ada di bagian pelipis, dagu, dan tangannya.
"Kita menduga, kalau jatuh dari kamar mandi gak mungkin lukanya babak belur. Jadi atas dasar itulah kami merasa janggal. Sebatas itu saja. Setiap yang datang ke rumah duka, keluarga menduga kalau itu (luka) bukan karena jatuh dari kamar mandi. Saya sebelumnya sudah ke TKP, kurang lebih sama hasil pra rekonstruksinya. Kalau jatuh di kamar mandi kenapa bisa lebam-lebam? Agak lain," pungkasnya.