Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Bawang Merah Naik Tajam, Pengamat: Sumut Punya Masalah Budidaya

ilustrasi bawang putih dan bawang merah (vecteezy.com/BNMK 0819)
ilustrasi bawang putih dan bawang merah (vecteezy.com/BNMK 0819)
Intinya sih...
  • Pemicu kenaikan bawang merah di Sumut adalah pasokan bawang merah yang menurun dari wilayah Jawa
  • Ada penurunan produksi di level petani dari produksi potensialnya
  • Benjamin sebut dua solusi kepada petani
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Harga bawang merah tercatat sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi yang besar di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada bulan Juli.

Pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin mengatakan bahwa wilayah Sumut mencatatkan inflasi sebesar 0.76%, dimana bawang merah menjadi komoditas yang alami kenaikan paling tinggi.

"Jika membandingkan bulan Juni, harga bawang merah sempat ditransaksikan di harga Rp 30 ribu per Kg. Namun di bulan Juli, sampel yang diambil dari pedagang yang sama mencatat kenaikan harga bawang merah hingga mencapai Rp 50 ribu per Kg," katanya, pada Minggu (3/8/2025).

1. Pemicu kenaikan bawang merah di Sumut adalah pasokan bawang merah yang menurun dari wilayah Jawa

Ilustrasi bawang merah (pexels.com/Mrudang Dalal)
Ilustrasi bawang merah (pexels.com/Mrudang Dalal)

Secara rata rata harga bawang merah alami kenaikan 17.5%. Semua panel harga menunjukan kenaikan harga bawang merah, khususnya yang tertera dalam PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan).

Adanya pemicu kenaikan bawang merah di Sumut adalah pasokan bawang merah yang menurun dari wilayah Jawa. Saat ini, Sumut mengandalkan sekitar 80 persen pasokan bawang merah dari wilayah Sumbar, dan 20 persennya dari wilayah Sumut yang umumnya didominasi Kabupaten Samosir.

"Kenapa Jawa tidak mau memasok ke Sumut?, karena harga bawang merah di Jawa lebih kompetitif dibandingkan dijual ke Sumut. Dan dari hasil pengamatan saya secara langsung, Sumut memiliki beberapa masalah fundamental yang membuat produksi bawang merah diwilayah ini sulit ditingkatkan. Salah satu permasalahan yang dialami petani saat ini adalah minimnya bibit berkualitas," jelas pengamat ekonomi ini.

2. Ada penurunan produksi di level petani dari produksi potensialnya

ilustrasi bawang merah (unsplash.com/Paul Magdas)
ilustrasi bawang merah (unsplash.com/Paul Magdas)

Petani menilai dari satu bibit sebanyak 100 Kg, sebelumnya mampu menghasilkan 3 ton bawang merah. Namun, petani mengklaim saat ini dengan pengeluaran bibit, pestisida dan herbisida yang sama.

Produksi bawang merah hanya mencapai sekitar 1.5 ton yang paling bagus. Menurut petani dalam satu karung bibit ukuran 25 hingga 30 Kg, hanya sekitar 35 persen yang dinilai bagus. Selebihnya sekitar 65% tetap bisa ditanam, namun produksinya tidak maksimal.

Lanjutnya, para petani mengklaim bahwa masa semai bibit itu harusnya sekitar 120 hari minimal, dan sampai saat ini bibit bawang merah didatangkan dari wilayah Jawa. Jadi, ada penurunan produksi di level petani dari produksi potensialnya. Sehingga, baginya hal ini yang menjadi temuan sejauh ini.

3. Benjamin sebut dua solusi kepada petani

Bawang Merah di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
Bawang Merah di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Dia memberikan dua saran atau solusi kepada petani. Yaitu, pertama dan yang paling direkomendasikan adalah edukasi bagaimana menyemai bibit yang bagus. Tidak semua petani mampu menghasilkan bibit berkualitas untuk tanaman bawang merah. Menurut petani karena minimnya pengetahuan untuk menyemai bibit.

"Disini letak pemerintah yang bisa mengedukasi petani untuk menyemai bibit bawang merah. Bisa dengan mengirim petani ke Jawa untuk belajar menyemai bibit," ucap Benjamin.

Kedua adalah memberikan pendampingan untuk mendapatkan bibit berkualitas. Dimana Sumut bisa melakukan observasi untuk mendapatkan bibit berkualitas agar selanjutnya bisa didistribusikan kepada petani.

Jika masalah ini bisa teratasi, Sumut berpeluang untuk menghasilkan bawang merah yang mandiri dan relatif aman dari gangguan pasokan yang tak pasti dan kerap memicu kenaikan harga bawang merah di Sumut. Selain jawa yang memiliki banyak SDM bepengalaman untuk tanaman bawang merah, sumatera barat juga memiliki SDM yang mumpuni bercocok tanam bawang merah.

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us