Dalam Sebulan 17 Lembu di Langkat Mati Mendadak Usai Makan Rumput

Langkat, IDN Times - Kecemasan dan kekhawatiran mendalam melanda warga Desa Blangkahan/ Sukadamai, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Sebab, sebulan belakangan ini hewan ternak (lembu) mereka mendadak mati usai memakan rerumputan.
"Bukan hanya sekali, sudah berkali-kali hewan ternak warga disini ditemukan mati. Kalau dihitung-hitung ada sekitar 17 lembu yang mati. Lembu mati mendadak usai memakan rerumputan," kata salah satu warga disana yang mengaku bernama Darno.
1. Rerumputan diduga tercemar limbah perusahaan

Hewan ternak warga mati secara mendadak bukan tanpa sebab. Matinya hewan ternak lembu ini diduga karena limbah dari perusahaan Pabrik BioCNG/Bio Methane PT. United Kingdom Indonesia Plantations di Desa Blangkahan. Limbah berbentuk lumpur dan air ini dibuang begitu saja direrumputan yang ada diperkebunan sawit.
"Awal perusahaan dibuka, katanya tidak ada pencemaran lingkungan atau limbah yang dikeluarkan. Nyatanya kok jadi seperti ini. Matinya lembu dikampung semenjak ada pabrik ini berdiri loh bang. Dulunya tidak loh," terang dia.
2. Lembu warga yang mati diganti rugi Rp7 juta

Tudingan ini bukan tidak beralasan. Sebab, mencuatnya hewan ternak mati dan warga menuntut ganti rugi ke perusahaan. Sehingga perushaaan bersedia mengganti hewan ternak yang mati. Satu ekor diganti dengan nominal uang sekitar Rp7 juta. Dengan demikian, secara tidak langsung jika pabrik diduga mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan disana.
"Harapan warga disini, setidaknya jika pabrik mengeluarkan limbah. Tolonglah dikelola dengan baik agar tidak beracun dan baru dibuang ke lahan. Tolong, segera atasi dengan baik sehingga alam tidak tercemar dan tidak ada lagi hewan ternak atau berdampak pada warga serta lingkungan," pinta mereka.
3. Berharap pemerintah turun tangan lakukan pengawasan

Mereka juga berharap, pemerintah daerah yakni Pemkab Langkat untuk melakukan pengawasan. Sehingga antar perusahaan (pabrik) dan warga tidak lagi bertentangan. Hal ini ditakutkan berkepanjangan dan nantinya dapat menimbulkan permasalahan berujung kisruh.
"Cuma itu sih harapan warga disini. Kami hanya ingin hidup berdampingan dengan baik. Karena kami yakin pabrik memberi manfaat banyak bagi masyarakat sekitar. Secara tidak langsung, pihak perusahaan dan warga saling membutuhkan serta hidup lebih harmonis berdampingan membangun bangsa khususnya Langkat," tegas mereka.
4. Kedua belah pihak duduk bersama menyelesaikan secara musyawarah mufakat

Humas PT. United Kingdom Indonesia Plantations yang coba dikonfirmasi melalui nomor 0812 6009 XXXX belum memberikan keterangan terkait hal pembuangan limbah tersebut.
Kades Blangkahan Paino yang juga dikonfirmasi lewat nomor Hape, 0821 6382 XXXX tidak bisa dihubungi alias mati. Masyarakat berharap agar pihak terkait segera mengatasi persoalan ini.
Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo mengatakan permasalahan ini hal tersebut telah ditangani oleh Polsek Kuala, masyarakat atau pemilik lembu serta perusahaan telah duduk bersama dan bersepakat menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah mufakat diantara para pihak.
Sekedar diketahui, perusahaan membuang limbah cair dan lumpur bekas pengelolahan BioGas disekitar areal perkebunan pabrik atau radius 1 km dari pemukiman warga. Untuk sejauh ini, perusahaan bersedia menganti rugi.
Namun, perusahaan mewanti-wanti warga agar tidak melepas liarkan (mengangon) lembu disekitar areal pabrik. Sebab, pabrik tidak akan mengganti rugi lagi jika sudah mengeluarkan peringatan. Alasan perusahaan membuang limbah sebagai pupuk organik perkebunan sawit perusahaan.