Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
-
Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak di Fuel Terminal Medan Group milik Pertamina di Kota Medan, Kamis (5/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak Terjadi di Kota Medan dalam beberapa hari terakhir. Antrean mengular terjadi hampir di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Medan.

Kabar ini direspon oleh Ombudsman RI. Bersama Kantor Perwakilan di Sumatera Utara, Ombudsman melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke dua terminal penampung BBM milik Pertamina di kawasan Kecamatan Medan Belawan, Kamis (4/12/2025).

Lokasi pertama yang disambangi adalah terminal penyimpanan pasokan BBM jenis Pertamina Dex dan industri. Kemudian rombongan juga melakukan inspeksi ke Fuel Terminal Medan Group.

Dari lokasi pertama, Ombudsman menemukan pasokan untuk Pertamina Dex tersedia. Pasokannya juga cukup untuk menyuplai SPBU di Kota Medan. Begitu juga di lokasi kedua. Pasokan diklaim sudah cukup memasok untuk SPBU di Kota Medan.

Sebelumnya, menurut klaim Pertamina, kelangkaan BBM terjadi karena kapal pemasok BBM tidak bisa sandar ke lokasi pengisian terminal dikarenakan cuaca buruk. Kapal itu baru bisa bersandar pada 29 November 2025.

Meski proses distribusi BBM sudah mulai normal, Ombudsman tetap memberikan sejumlah catatan penting terkait pelayanan publik.

1. Temuan Ombudsman, perbaikan tangki hingga distribusi yang terkendala

Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak di Fuel Terminal Medan Group milik Pertamina di Kota Medan, Kamis (5/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam sidak itu, Ombudsman menemukan beberapa fakta yang menjadi catatan mereka. Dari lokasi terminal BBM, Ombudsman menemukan ada perbaikan lima tangki penyimpanan stok BBM. Kondisi ini membuat, kapasitas penampungan di terminal belum bisa dimaksimalkan. Dari 135 ribu Kiloliter, saat ini hanya bisa menampung 90 ribu Kiloliter.

Menurut Anggota Ombudsman RI, Jemsly Hutabarat, kondisi ini juga berpengaruh pada keandalan pasokan BBM. Apalagi saat kondisi kahar yang terjadi saat ini di Sumatera Utara.

Kemudian, Jemsly juga menyoroti soal proses distribusi. Harusnya, ketika kapal sudah sandar di pelabuhan, distribusi bisa dimaksimalkan. Namun Pertamina memberikan alasan, bahwa di saat yang bersamaan, mereka tidak memiliki operator truk distribusi. Lantaran, ada sejumlah operator yang juga terkena dampak banjir.

Sebelum kapal bersandar, Pertamina memang sudah melakukan beberapa upaya. Mereka mencoba mendatangkan BBM dari beberapa lokasi seperti Lhokseumawe hingga Dumai. Namun, dalam perjalanan, truk pembawa BBM itu terhambat akses yang terputus karena banjir.

“Akhirnya efeknya sekarang. Jadi pasokan-pasokan menjadi berkurang. Karena pasokan berkurang, sehingga kebutuhan masyarakat tidak bisa dipenuhi,” kata Jemsly usai sidak kepada IDN Times.

2. Pelayanan publik disebut buruk, Pertamina disebut tidak kompeten

Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak di Fuel Terminal Medan Group milik Pertamina di Kota Medan, Kamis (5/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dari berbagai temuan itu, Ombudsman menyebut pelayanan publik Pertamina sebagai perusahaan disebut buruk. Pertamina disebut tidak memiliki langkah mitigasi untuk memenuhi kendala kelangkaan pasokan.

“Kita lihat kualitas pelayanan publiknya, ini buruk. Tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat,” katanya.

Ombudsman juga melihat soal potensi dugaan malaadministrasi. Dari perspektif ini, Ombudsman menyebut Pertamina tidak kompeten.

“Pertamina ini adalah korporasi. Jadi tidak bisa risiko apa pun alasannya, itu dilimpahkan kepada konsumen, dalam hal ini masyarakat.

Ombudsman mendorong Pertamina melakukan langkah-langkah memperbaiki layanan. Termasuk memberikan kompensasi terhadap masyarakat yang menerima dampak kelangkaan BBM itu.

Pertamina bisa memanfaatkan berbagai platform yang ada untuk memberikan kompensasi itu.

“Jadi, ada, tanggung jawab moral. Misalnya bisa dengan program tanggung jawab sosial pertamina, digunakan untuk itu.  Jadi tidak ada kos tambahan. Atau misalnya ada pekan promosi harga BBM. Bisa melalui platform My Pertamina,” ujarnya.

3. Ombudsman tekankan soal peningkatan kualitas mitigasi kelangkaan BBM

Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak di Fuel Terminal Medan Group milik Pertamina di Kota Medan, Kamis (5/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kepala Perwakilan Ombudsman Sumatera Utara Herdensi Adnin kembali memberikan penegasan pada langkah Pertamina dalam memitigasi kelangkaan. Kondisi yang terjadi pada sejumlah daerah, menunjukkan Pertamina tidak memiliki program mitigasi yang baik. Dalam sisi distribusi hingga cadangan pasokan. Khususnya pada kondisi kahar atau bencana alam.

Bagi Herdensi, kendala – kendala distribusi bisa dicarikan solusi cepat. Sehingga masyarakat tidak menanggung risiko dampak kelangkaan BBM.

“Harusnya Pertamina bisa memahami, bahwa kelangkaan BBM memiliki dampak sistemik kepada sektor-sektor lain. Misalnya distribusi logistik yang akan terganggu hingga berpengaruh pada harga-harga di lapangan. Kenaikan harga bahan pokok karena kelangkaan BBM bisa memicu laju percepatan inflasi. Semestinya ini bisa dipikirkan dengan matang oleh Pertamina,” kata Herdensi.  

Sebelumnya, sejumlah daerah mengalami kelangkaan bahan Bakar Minyak (BBM) ditengah bencana alam yang melanda Sumatera Utara. Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution mengungkap, kondisi kelangkaan ini dipicu oleh cuaca buruk yang menghambat proses distribusi BBM melalui jalur laut.

Kata Bobby, kapal tanker pengangkut BBM sebenarnya telah tiba di Pelabuhan Belawan. Namun tingginya ombak membuat kapal belum bisa bersandar untuk melakukan proses loading bahan bakar.

“Kemarin sudah kita koordinasikan, karena di Belawan ombak tinggi, tanker (pembawa BBM) sudah ada cuma belum bisa disambungkan loading bahan bakarnya," kata Bobby, di Lanud Soewondo, Medan, Jumat (28/11/2025).

Sales Area Manager Retail Medan, Tito Rivanto, memperkirakan suplai ke SPBU akan kembali aman 2 hingga 3 hari kedepan seiring upaya maksimalisasi pengiriman.

“Kami dari Pertamina berkomitmen penuh melakukan distribusi secara maksimal. Saat ini terkendala banyak akses jalan yang banjir. Kami berharap masyarakat tidak panik dan membeli secukupnya saja sesuai kebutuhan,” ujarnya di Rumah Dinas Wali Kota Medan, pada Sabtu (29/11/2025).

Editorial Team