Accor Hotels dan 1.001 TNI Membatik Massal di Hari Batik Nasional

Sejak pagi hari jam 07.00, di pinggir jalan sudah berdiri panggung utama dan terparkir sejumlah kendaraan taktis sebagai pemanis kegiatan.

Di tengah jalan, ribuan prajurit duduk rapi dengan berkelompok. Masing-masing kelompok berjumlah empat orang dengan selembar kain putih berukuran 50x50 cm dan bermotif burung Phoenix di tangan. Di tengah mereka terdapat satu kompor kecil dengan cairan malam di atas wajan kecilnya.

Ketika aba-aba dimulai, tangan-tangan kekar mereka cekatan mengambil cairan malam dengan canting dan menuangkannya di atas garis-garis sketsa. Kurang lebih 30-45 menit, mereka pun menyelesaikan aktivitas mencanting yang merupakan proses dasar membatik ini.

Di tengah-tengah, sejumlah petugas dari MURI sibuk menghitung satu per satu prajurit peserta membatik massal. Tak hanya menghitung, mereka juga memastikan para prajurit ini betul-betul membatik.

Setelah selesai dihitung, akhirnya kegiatan ini resmi tercatat di Museum Rekor Indonesia sebagai rekor ke 11.264 dan sertifikat diserahkan langsung di atas panggung utama.

Sertifikat Muri diterima oleh Komandan Komando Resor Militer 072/Pamungkas, Brigadir Jenderal TNI Joko Purnomo. Kemudian medali diterima oleh Senior Vice President Operations and Government Relations Accor Indonesia and Malaysia, Adi Satria serta plakat diterima oleh GM The Phoenix Hotel Yogyakarta, Rulvastina Randy.

Danrem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Joko Purnomo mengaku bangga dengan pencatatan rekor Muri ini. Pihaknya mendukung penuh upaya melestarikan batik sebagai warisan dunia yang telah diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu.

"Kita kirim 1001 prajurit di event ini untuk mendukung pencatatan rekor Muri. Kita kukuhkan kembali batik sebagai kekayaan bangsa kita dan kita sosialisasikan ke masyarakat," ujarnya di sela kegiatan.

Senior Vice President Operations and Government Relations Accor Indonesia and Malaysia, Adi Satria menuturkan, kolaborasi pihaknya dengan TNI ini sangat penting dalam rangka mempromosikan budaya luhur bangsa.

"Batik salah satu karya benda dan intelektual yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita harus bangga dan ayo lestarikan bersama," katanya.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui sambutan yang dibacakan Sekda Provinsi DIY, Beny Suharsono menyampaikan apresiasinya atas pencatatan rekor Muri membatik massal ini. Hal ini bagian dari upaya menjaga batik sebagai warisan budaya agar makin eksis.

"Kita patut bangga, Jogja punya 3 warisan dunia tak benda yang diakui, yakni Keris, Wayang, dan Batik. Tugas kita bersama mengaktualisasikan warisan budaya ini untuk menjadi etos atau bentuk budaya dan karya," ungkapnya.