Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

600 Siswa SMP Negeri 13 Medan Dibekali Ilmu Mitigasi Bencana

IMG-20251119-WA0085.jpg
Yayasan Gerakan Peduli Sungai menggelar edukasi kebencanaan (Dok. Yayasan Gerakan Peduli Sungai)
Intinya sih...
  • 600 siswa SMP Negeri 13 Medan ikuti program edukasi kebencanaan GEMILAP
  • Siswa membuat peta partisipatif, memasang rambu evakuasi, dan belajar menghadapi bencana alam
  • Kepala sekolah dan Yayasan GPS apresiasi antusiasme siswa serta pentingnya SPAB dalam menghadapi bencana
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Sebanyak 600-an siswa SMP Negeri 13 Medan mengikuti Gerakan Mitigasi dan Latihan Penyelamatan (GEMILAP), yang merupakan program edukasi kebencanaan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Yayasan Gerakan Peduli Sungai (GPS) di Jalan Sampali No.47 Kota Medan, pada Rabu (19/11/2025) kemarin.

Kegiatan ini dimulai dari pemaparan teori mitigasi bencana dan praktik lapangan. Para siswa mendengarkan penjelasan mengenai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang terdiri dari tiga pilar yaitu, Fasilitas sekolah aman bencana, Manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pencegahan serta pengurangan risiko bencana.

Kegiatan yang dimulai dengan membuat tiga kelompok yaitu kelompok perwakilan kelas 7, 8 dan 9 dengan melibatkan guru sebagai pendamping.

1. Setiap kelompok dipandu oleh Fasilitator Yayasan Gerakan Peduli Sungai di bimbing untuk membuat peta partisipatif

IMG-20251119-WA0093.jpg
Yayasan Gerakan Peduli Sungai menggelar edukasi kebencanaan (Dok. Yayasan Gerakan Peduli Sungai)

Selanjutnya, setiap kelompok dipandu oleh Fasilitator Yayasan Gerakan Peduli Sungai di bimbing untuk membuat peta partisipatif berisi denah sekolah hingga jalur evakuasi ketika terjadi Bencana Gempa Bumi.

Setelah itu, para siswa memasang rambu-rambu evakuasi di area sekolah, tidak hanya edukasi bencana gempa bumi, Tim Yayasan Gerakan Peduli Sungai juga melakukan edukasi dalam mengahadapi bencana alam banjir dengan memperkenalkan peralatan tanggap darurat berupa perahu karet.

Diketahui saat ini, berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG bahwa Indonesia memasuki musim hujan dan BMKG memberikan peringatan potensi bencana hidrometeorologi, oleh karenanya edukasi terkait bencana banjir dianggap penting disosialialisasikan kepada para siswa hingga guru. Rentetan kegiatan edukasi bencana itu ternyata disambut antusias oleh para siswa-siswi dan guru - guru di SMPN 13 Medan.

"Dapat ilmu baru terkait kebencanaan. Bisa dapat pengalaman seru seperti membuat peta, naik perahu dan belajar tentang bencana," tutur Salva, siswi kelas 9.

Hal yang senada juga dikatakan Zefanya, siswa kelas 9 lainnya, menilai latihan ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan.

"Karena sosialisasi ini kami jadi makin tahu apa yang bisa kami lakukan kalau terjadi bencana," ucapnya.

2. Para siswa-siswi berlangsung interaktif dan antusias meski waktu terbatas

IMG-20251119-WA0084.jpg
Yayasan Gerakan Peduli Sungai menggelar edukasi kebencanaan (Dok. Yayasan Gerakan Peduli Sungai)

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Medan, Awal Ihsan Porkas Harahap, mengapresiasi kegiatan edukasi bencana oleh YGPS yang bertajuk GEMILAP (Gerakan Mitigasi dan Latihan Penyelamatan) ini.

"Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Apalagi kita tinggal di Medan, yang lempeng buminya jalur gempa. Jadi sangat baik Yayasan GPS menggelar edukasi bencana di sekolah kami," tutur Awal Ihsan Porkas Harahap.

Fasilitator Yayasan GPS, Angga Pratama, menyebut respon para siswa-siswi berlangsung interaktif dan antusias meski waktu terbatas.

"Malahan, ada juga yang tidak kebagian kesempatan untuk latihan di perahu karet, ataupun diskusi-diskusi kelompok yang kita bentuk," jelasnya. Angga juga menuturkan bahwa pentingnya kolaborasi antar stakeholder untuk menggaungkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

"Karena ini termasuk kelompok rentan (siswa SMP). Juga sebenarnya kalau terjadi bencana tuh biasanya tempat pengungsi itu sekolah. Jadi harus SPAB ini benar-benar digaungkan, agar sekolah-sekolah tangguh bencana," tutur Angga.

3. Pentingnya SPAB dalam menghadapi bencana

IMG-20251119-WA0092.jpg
Yayasan Gerakan Peduli Sungai menggelar edukasi kebencanaan (Dok. Yayasan Gerakan Peduli Sungai)

Ketua Yayasan Gerakan Peduli Sungai, Luthfi Hakim Fauzie menjelaskan kegiatan ini sejalan dengan program Kemendikdasmen tentang SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana).

Menurut Luthfi, secara ringkas, pengetahuan yang tepat menjadi fondasi untuk mengembangkan kesiapsiagaan yang efektif. Indonesia adalah Laboratorium Bencana Alam, semua bencana Alam ada dan sudah pernah terjadi di Indonesia.

Sebelumnya, pada bulan Oktober 2025 lalu, juga pernah mengunjungi sekolah-sekolah di Kabupaten Deli Serdang dan di November ini memfokuskan untuk wilayah Kota Medan.

Melalui kegiatan edukasi ini, diharapkan bisa mengunjungi dan menjangkau lebih banyak sekolah-sekolah lainnya untuk berbagi pengetahuan kepada pelajar. Sehingga, Satuan Pendidikan Aman Bencana ini benar- benar terealisasi hingga tingkat tapak demi mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana.

"Ayo menciptakan respon yang proaktif, meminimalkan kerentanan, dan membangun ketahanan komunitas terhadap bencana," pungkas Luthfi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

600 Siswa SMP Negeri 13 Medan Dibekali Ilmu Mitigasi Bencana

20 Nov 2025, 14:23 WIBNews