Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

34 Kelompok Tabagsel-Toba Susun Rencana Kelola Hutan Berkelanjutan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) menyusun RPKS dan RPKT (dok.istimewa)

Tapanuli Utara, IDN Times- Sebanyak 34 Kelompok Perhutanan Sosial (PS) di Tapanuli Bagian Selatan dan Toba mengikuti kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Perhutanan Sosial (RKPS), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) pada 25-27 Februari 2025, bertempat di Hotel Hineni, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Para peserta berasal dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II, IV, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIII.

1. Komitmen pengelolaan hutan yang berkelanjutan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) menyusun RPKS dan RKT (dok.istimewa)

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas pengurus Perhutanan Sosial dalam menyusun RKPS, RKT, dan KUPS, yang menjadi pedoman utama dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat.

Menurut Kepala Dinas LHK Provinsi Sumut, Yuliani Siregar, program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memberdayakan masyarakat untuk mengelola hutan secara bijak.

"Dokumen RKPS, RKT, dan KUPS ini akan menjadi modal bagi kelompok Perhutanan Sosial dalam menjalankan aktivitas pengelolaan hutan yang lebih terarah dan produktif. Dengan begitu, harapan Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera bisa kita wujudkan," jelas Yuliani.

2. Perencanaan matang perlu dalam mengelola hutan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) menyusun RPKS dan RPKT (dok.istimewa)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan PETAI, Masrizal Saraan menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam pengelolaan hutan.

"Kami percaya bahwa dengan RKPS dan RKT yang terstruktur, kelompok Perhutanan Sosial dapat mengelola hutan secara legal, produktif, dan lestari. Ini bukan hanya berdampak pada kesejahteraan masyarakat, tetapi juga pada kelestarian lingkungan," ujarnya.

Masrizal menambahkan bahwa Yayasan PETAI akan terus memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi kelompok-kelompok Perhutanan Sosial guna memastikan keberlanjutan program ini.

3. Dari pelatihan hingga pembentukan kelompok usaha

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) menyusun RPKS dan RPKT (dok.istimewa)

Kegiatan ini mencakup berbagai sesi, mulai dari pemaparan materi oleh narasumber, diskusi kelompok (Focus Group Discussion - FGD), hingga coaching clinic untuk membantu peserta dalam menyusun draft RKPS, RKT, dan KUPS.

Sebagai hasil dari pelatihan ini, berhasil disusun, 34 Rencana Kerja Perhutanan Sosial (RKPS), 34 Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan 37 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Kelompok-kelompok ini akan mengelola berbagai komoditas unggulan, seperti: Madu, Rotan, Aren, Getah Pinus, Kopi, Agroforestri, Wisata Alam, Wisata Air Panas, Wisata Mangrove, Cokelat, Pisang, Kelapa, Cengkeh, Durian, Jengkol, Duku, Kayu Manis, Silvopastura, Silvofisheri, dan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu)

Kegiatan serupa sebelumnya telah sukses dilaksanakan di UPTD Wilayah I Stabat, yang menghasilkan 10 RKPS, 10 RKT, dan 7 KUPS, dengan komoditas unggulan seperti budidaya ikan, udang, kepiting, bandeng, jeruk, buah naga, padi, dan ekowisata mangrove.

Ke depan, Yayasan PETAI, bersama DLHK Provinsi Sumatera Utara dan BPSKL Wilayah Sumatra, akan terus mendorong inisiatif pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Melalui pendampingan berkelanjutan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan Perhutanan Sosial dapat berkembang menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian alam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us