Daftar Mobil yang Harga Jual Bekasnya Anjlok Drastis, Hati-hati!

Bagi penggemar otomotif, membeli mobil bekas bukan hanya soal harga beli, tetapi juga memperhitungkan depresiasi atau penurunan harga mobil seiring berjalannya waktu. Depresiasi ini sangat penting untuk dipahami, terutama jika Anda berencana untuk menjual mobil bekas tersebut.
Beberapa model mobil memiliki tingkat depresiasi yang sangat tajam, dan berikut adalah beberapa mobil dengan depresiasi terbesar yang perlu Anda pertimbangkan sebelum membeli.
1. Mobil mewah Eropa

Mobil mewah Eropa, meskipun menawarkan kualitas dan teknologi canggih, sering kali mengalami depresiasi yang cepat. Beberapa model yang mengalami penurunan harga signifikan antara lain:
- BMW Seri 7: Depresiasi hingga 56,9% dalam lima tahun. Biaya perawatan yang tinggi dan konsumsi bahan bakar yang boros menjadi penyebab utama penurunan harga mobil ini.
- Maserati Ghibli: Mengalami depresiasi 56,3%. Meski memiliki performa tinggi, biaya perawatan yang mahal menjadi alasan mengapa harga jual kembali mobil ini jatuh tajam.
- Jaguar XF: Depresiasi mencapai 54%. Keterbatasan permintaan dan biaya pemeliharaan yang tinggi menyebabkan mobil ini cepat kehilangan nilainya.
Bagi Anda yang tertarik dengan mobil mewah, pertimbangkan biaya jangka panjang sebelum memutuskan membeli.
2. Mobil sport dan sedan premium

Mobil sport dan sedan premium menawarkan performa luar biasa, namun cenderung mengalami depresiasi yang tinggi. Beberapa model yang harganya turun drastis adalah:
- Audi S5: Depresiasi 59,4% dalam lima tahun.
- Maserati GranTurismo: Penurunan harga hingga 60,5%.
- BMW M5: Depresiasi sebesar 61,8%.
Mobil-mobil ini memang menawarkan pengalaman berkendara yang memuaskan, tetapi biaya perawatan dan konsumsi bahan bakar yang tinggi membuat nilai jual kembali mereka jatuh dengan cepat.
3. Mobil merek Amerika dan Korea

Merek mobil dari Amerika dan Korea, seperti Ford, Chevrolet, Hyundai, dan Kia, juga sering mengalami depresiasi besar. Beberapa model dari merek ini kurang diminati di pasar bekas karena faktor reputasi merek dan keterbatasan layanan purna jual.
Mobil-mobil ini sering kali lebih cepat kehilangan nilainya dibandingkan dengan merek lain yang lebih mapan.
4. Mobil yang sudah tidak diproduksi

Model mobil yang sudah tidak diproduksi cenderung mengalami depresiasi lebih cepat. Kekurangan suku cadang dan layanan purna jual yang terbatas menyebabkan mobil-mobil ini lebih sulit dijual kembali. Beberapa contoh adalah Nissan March, Honda Jazz, dan Isuzu Panther. Model-model yang sudah tidak diproduksi lagi sering kali terjebak dalam penurunan harga yang tajam.
5. Mobil dengan desain unik

Mobil dengan desain yang sangat unik atau niche market cenderung mengalami depresiasi yang lebih besar. Beberapa model seperti Honda CR-Z dan Toyota C-HR memiliki desain yang sangat khas, namun hal ini justru menyebabkan mobil-mobil ini kurang diminati di pasar bekas.
Desain yang tidak sesuai dengan selera mayoritas pembeli mengakibatkan harga jual mereka cepat turun.
6. Mobil dengan depresiasi rendah

Di sisi lain, ada beberapa mobil yang memiliki depresiasi lebih rendah dan cenderung lebih stabil di pasar bekas. Mobil seperti Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, dan Honda Mobilio memiliki permintaan pasar yang tinggi, biaya perawatan terjangkau, dan daya tahan yang baik. Depresiasi mobil-mobil ini hanya sekitar 4-8 persen dalam lima tahun, menjadikannya pilihan yang bijak untuk investasi jangka panjang.
Memahami depresiasi mobil sangat penting bagi penggemar otomotif yang ingin membeli mobil bekas. Mobil mewah, mobil sport, dan model dengan desain unik seringkali mengalami penurunan harga yang tajam. Namun, jika Anda mencari mobil bekas dengan nilai jual kembali yang lebih stabil, pilihan seperti Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander lebih disarankan. Selalu pertimbangkan depresiasi sebelum membeli mobil, terutama jika Anda berniat menjualnya kembali di masa depan.