Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Laki-laki Berlutut saat Melamar Kekasihnya? 

ilustrasi lamaran (unsplash.com/Gabe Pierce)
ilustrasi lamaran (unsplash.com/Gabe Pierce)

Pasti kamu pernah melihat seorang pria melamar kekasih yang ia cintai. Biasanya ketika seorang pria melamar kekasihnya, ia akan berlutut sembari menyatakan cintanya kepada sang kekasih dengan tanda sebuah cincin. Momen romantis ini pun diabadikan sebagai momen spesial dalam hidup.

Namun, pernahkah kamu bertanya mengapa laki-laki harus berlutut saat melamar kekasihnya? Apakah ada makna khusus ketika laki-laki berlutut?

Nah, ternyata ada beberapa alasan yang mempengaruhi sehingga berlutut saat melamar sering dilakukan. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

1. Budaya abad pertengahan

ilustrasi lamaran (pexels.com/10 Star)
ilustrasi lamaran (pexels.com/10 Star)

Kebiasaan berlutut merupakan hal yang sudah ada sejak abad pertengahan. Jauh sebelum diromantisasi, kebiasaan berlutut ini merupakan gaya hidup yang biasa ditunjukkan oleh para ksatria. Para ksatria akan berlutut di hadapan tuan atau wanita bangsawan sebagai tanda penghormatan, kesetiaan, dan ketundukan yang mendalam. Tindakan ini berlaku dalam seluruh aspek kehidupan.

Dalam aspek percintaan, berlutut tidak sekadar tindakan romantis. Lebih dari itu adalah sebuah ekspresi cinta yang lahir dari perasaan terdalam akan seseorang yang dipuja. Para ksatria abad pertengahan melakukan tindakan ini sebagai sebuah ritual untuk menunjukkan kasih sayang dan sebagai bagian dari perjuangan untuk memenangkan hati pujaan hatinya. 

2. Memiliki dimensi spiritual dan budaya

ilustrasi lamaran (pexels.com/Caleb Oquendo)
ilustrasi lamaran (pexels.com/Caleb Oquendo)

Tindakan berlutut juga memiliki dimensi agama. Pada banyak agama, berlutut menunjukkan kepasrahan, kerendahan hati, serta penghormatan. Ini adalah suatu bentuk ketundukan dan kesadaran diri bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi. Ini juga adalah bagian dari penghormatan terhadap suatu entitas yang lebih besar dari diri sendiri.

Secara budaya, berlutut dalam banyak upacara maupun ritual di luar ranah agama juga menunjukkan suatu rasa hormat dalam berbagai situasi dan suasana, baik di depan penguasa, dalam upacara penobatan ksatria, dan dalam beberapa ritus budaya. Ritus-ritus ini dilakukan sejak zaman kuno bahkan hingga modern sekarang ini. Dengan demikian, tindakan berlutut mengekspresikan nilai historis dan spiritual yang kemudian berpadu menjadi satu. 

3. Diadopsi sebagai simbol komitmen pada masa sekarang

ilustrasi lamaran (unsplash.com/Gabe Pierce)
ilustrasi lamaran (unsplash.com/Gabe Pierce)

Tindakan berlutut mengalami evolusi bahkan hingga zaman modern saat ini, namun nilai atau maknanya tetap sama. Di zaman sekarang, berlutut kerap dilakukan ketika lamaran. Itu sebabnya kita sering melihat dalam acara adat atau lamaran seseorang terhadap kekasihnya, tindakan berlutut sering dilakukan. 

Nilai yang terkandung tetap sama sekalipun dalam konteks zaman yang berbeda, yaitu menunjukkan kesetiaan, ekspresi cinta mendalam, dan komitmen. Dalam praktek lamaran, berlutut menunjukkan penghargaan terhadap pasangan serta kesiapan memikul tanggung jawab untuk berjalan bersama dalam kehidupan pernikahan. Ini adalah sikap yang menunjukkan ketulusan untuk menerima pasangan apa adanya.

Belutut menunjukkan kekuatan komitmen untuk mencintai pasangan, menjadikannya setara, dan membangun ikatan emosional. Berlutut di hadapan pasangan mengekspresikan dimensi kebersamaan yang melampaui keegoisan. 

Tindakan berlutut yang sudah ada sejak dulu diadopsi untuk mengekspresikan komitmen cinta. Pada momen lamaran, laki-laki yang berlutut di hadapan kekasihnya berarti menunjukkan kesiapan untuk membangun suatu kehidupan bersama. Apakah kamu pernah melakukan praktek ini?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arya Sarimata
EditorArya Sarimata
Follow Us

Latest Life Sumatera Utara

See More

7 Kebiasaan Ringan yang Ternyata Punya Dampak Besar dalam Hidup

15 Sep 2025, 13:04 WIBLife