Dari Taiwan, Kitab Suci Buddha Umur 500 Tahun Dipamerkan di Pekanbaru

- Ada ratusan relik dan rupang Buddha dari berbagai negara Asia
- Tujuan pameran adalah untuk edukasi dan memperkuat nilai-nilai kebhinekaan
- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau berharap pameran dapat mempererat kerukunan antar umat beragama
Pekanbaru, IDN Times- Vihara Tri Ratna Buddhist Center Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menggelar pameran relik dan rupang Buddha. Pameran yang berlangsung pada Jumat (7/11/2025) hingga Sabtu (15/11/2025) itu, menampilkan berbagai benda suci dan artefak spiritual dari sejumlah negara Asia.
Salah satu benda suci yang menjadi perhatian utama pengunjung dalam pameran itu adalah kitab suci umat Buddha yang berusia 500 tahun. Kitab kuno tersebut bernama 'Prajna Paramita Hridaya Sutra' atau sutra hati, salah satu teks suci yang paling dikenal dalam tradisi Buddhis Mahayana.
Naskah berharga itu ditulis menggunakan huruf Sanskerta di atas lembaran daun kelor. Kitab suci bersejarah tersebut, dipinjamkan langsung dari Museum Nasional Taiwan.
1. Ada ratusan relik dan rupang Buddha

Tak hanya kita suci, dalam pameran itu juga menampilkan ratusan relik dan rupang Buddha yang berasal dari Malaysia, Myanmar, Vietnam dan India.
Relik merupakan sisa kremasi atau bagian tubuh orang suci umat Buddha, yang dipercaya menyimpan kekuatan spiritual. Sedangkan rupang merupakan patung atau arca Buddha yang digunakan sebagai simbol objek pemujaan dan penghormatan bagi umat Buddha.
2. Ini tujuan digelarnya pameran tersebut

Ketua panitia pameran Aniruddha Tan mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kembali makna relik kepada masyarakat, terutama generasi muda Buddhis.
"Masih banyak anak muda Buddhis yang belum memahami apa itu relik. Pameran ini menjadi sarana edukasi dan spiritual," katanya, Sabtu (8/11/2025).
Sebelumnya, kegiatan pameran itu diawali dengan prosesi sembahyang dan pawai budaya, yang diikuti oleh organisasi keagamaan, paguyuban, para Bhikkhu serta umat Buddha dari Kota Pekanbaru.
Kegiatan tersebut disambut antusias masyarakat. Selain menjadi ruang spiritual, pameran itu juga dinilai sebagai momentum memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan penghargaan terhadap warisan lintas budaya Asia.
3. Berharap dapat mempererat kerukunan antar umat beragama

Dalam pameran itu, dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Muliardi. Dalam kesempatannya, Muliardi berharap agar kegiatan yang bergabung hingga pekan depan ini, dapat mempererat kerukunan antar umat beragama di Bumi Lancang Kuning.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat mempererat kerukunan kita sebagai umat beragama. Kita ini semuanya bersaudara," ucapnya.


















