7 Fakta Guru Sibaso, Perempuan Sakti Pemanggil Arwah di Tanah Karo

Dibalik modernisasi dan berkembangnya agama-agama besar di Indonesia, ternyata ada tradisi lokal yang menyimpan kekuatan spiritual luar biasa. Guru Sibaso salah satunya. Pemimpin spiritual perempuan yang dipercaya mampu memanggil arwah leluhur dan menyembuhkan penyakit melalui kekuatan gaib. Tradisi ini tumbuh subur di kalangan masyarakat Suku Karo dan Batak di Sumatera Utara.
Berbeda dari dukun atau paranormal yang sering kita dengar, Guru Sibaso menjalankan tugasnya dalam adat dan spiritualisme asli daerah. Ia bukan cuma pemimpin ritual, tapi juga penjaga warisan budaya yang sudah turun-temurun diwariskan dari zaman leluhur. Keberadaannya dianggap sakral, bahkan ditakuti sekaligus dihormati.
Penasaran seperti apa sosok Guru Sibaso dan fakta-fakta unik di baliknya? Yuk, simak 7 fakta mistis tentang Guru Sibaso berikut ini.
1. Guru Sibaso Adalah Perempuan yang Jadi Perantara Dunia Gaib

Dalam budaya Karo, hampir semua Guru Sibaso adalah perempuan, dan bukan tanpa alasan. Masyarakat setempat meyakini bahwa tondi (jiwa) perempuan lebih lembut dan lebih mudah digunakan sebagai medium roh. Karena itu, peran Guru Sibaso erat kaitannya dengan kekuatan perempuan dalam spiritualisme adat. Mereka dipercaya bisa menjadi jembatan antara dunia nyata dan dunia roh leluhur.
Guru Sibaso biasanya akan mengalami transe atau kesurupan saat melakukan ritual tertentu, terutama upacara pemanggilan arwah seperti Perumah Begu. Dalam kondisi kesurupan tersebut, diyakini bahwa roh nenek moyang atau makhluk halus lainnya sedang masuk ke dalam tubuh sang Guru untuk menyampaikan pesan atau memberi peringatan. Hal ini sering dianggap sebagai bentuk komunikasi spiritual paling sakral dalam tradisi Karo.
Menariknya, kesurupan ini bukan sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat. Sebaliknya, ia menjadi bagian penting dalam kehidupan religius masyarakat adat. Melalui Guru Sibaso, mereka dapat berdamai dengan masa lalu, memahami pesan leluhur, atau mencari penyembuhan atas penyakit yang belum diketahui penyebabnya secara medis.
2. Memimpin Upacara Perumah Begu, Pemanggilan Arwah di Malam Hari

Salah satu ritual paling penting yang dipimpin oleh Guru Sibaso adalah Perumah Begu, sebuah upacara pemanggilan arwah yang dilakukan setelah seseorang meninggal dunia. Ritual ini biasanya dilaksanakan pada malam pertama setelah pemakaman dan bertujuan untuk “memulangkan” roh almarhum ke rumah agar bisa memberi pesan terakhir kepada keluarganya.
Dalam ritual ini, Guru Sibaso memimpin prosesi dengan bantuan musik tradisional gendang lima sendalanen. Musik ini bukan sekadar hiburan, melainkan alat bantu spiritual yang dipercaya dapat membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia roh. Ketika irama musik mencapai puncaknya, Guru Sibaso akan mengalami kesurupan dan bertingkah seolah roh yang dipanggil telah merasukinya.
Keluarga almarhum biasanya akan bertanya langsung pada roh melalui tubuh sang Guru. Roh tersebut bisa memberikan pesan penting, meminta maaf, atau bahkan mengungkapkan sebab kematiannya. Meskipun terdengar mistis, tradisi ini masih dipraktikkan di beberapa desa terpencil dan dianggap sangat sakral oleh masyarakat adat.
3. Memiliki Ilmu Pengobatan Tradisional dan Ramalan Gaib

Tak hanya sebagai pemanggil arwah, Guru Sibaso juga dikenal sebagai penyembuh dan peramal. Ia dianggap memiliki pengetahuan luas tentang tanaman obat, mantra-mantra pengusir penyakit, dan metode penyembuhan tradisional yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Dalam banyak kasus, orang-orang dari desa lain datang jauh-jauh hanya untuk meminta pertolongan dari Guru Sibaso.
Selain menyembuhkan penyakit, Guru Sibaso juga kerap dimintai tolong untuk meramal masa depan, menemukan penyebab musibah, atau mencari orang hilang. Hal ini membuat sosoknya bukan hanya dihormati secara spiritual, tapi juga secara sosial. Ia menjadi tokoh penting yang keputusannya sering dijadikan rujukan oleh warga sekitar.
Menariknya, masyarakat tidak sekadar percaya karena "kata orang", tapi karena pengalaman pribadi mereka yang sering menunjukkan hasil nyata. Banyak yang mengaku sembuh dari penyakit misterius setelah mengikuti ritual atau pengobatan dari Guru Sibaso. Karena itulah, gelar "Guru" disematkan sebagai tanda bahwa ia adalah sosok berilmu tinggi.
4. Bisa Hidupkan Orang Mati?

Salah satu kisah paling terkenal dari Guru Sibaso datang dari legenda Guru Petawar Reme alias Guru Kandibata. Dalam cerita rakyat Karo, ia dipercaya mampu menghidupkan orang mati, selama jenazah masih utuh dan belum lewat 4 hari. Kehebatannya bahkan terdengar sampai ke Tanah Alas (Aceh), tempat ia dipanggil untuk menyembuhkan wabah penyakit.
Konon, karena kemampuannya menyembuhkan segala jenis penyakit, Guru Petawar Reme dihormati oleh para raja dan kepala adat. Ia ditawari harta melimpah, tapi tetap memilih hidup sederhana di desa. Cerita ini menjadi salah satu contoh betapa tinggi status sosial dan spiritual seorang Guru Sibaso dalam masyarakat tradisional.
Meski kisah ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun kepercayaan terhadapnya tetap hidup. Cerita semacam ini diwariskan dari generasi ke generasi, memperkuat posisi Guru Sibaso sebagai sosok sakti yang ilmunya berada di luar jangkauan logika manusia biasa.
5. Trance dan Musik Tradisional Menjadi Kunci Komunikasi dengan Arwah

Ritual yang dipimpin oleh Guru Sibaso hampir selalu melibatkan musik tradisional Karo, terutama gendang lima sendalanen. Musik ini bukan pelengkap, tapi elemen utama yang membantu sang Guru memasuki kondisi kesurupan atau trance. Menurut kepercayaan adat, irama tertentu mampu membuka jalur komunikasi antara dunia nyata dan dunia roh.
Ketika Guru Sibaso mulai menari mengikuti irama gendang, tubuhnya perlahan-lahan dikuasai oleh roh yang dipanggil. Dalam kondisi trance, suaranya bisa berubah menjadi berat atau menyerupai almarhum. Gerakannya juga berubah drastis, seolah bukan lagi dirinya. Momen inilah yang dianggap sakral dan penuh misteri.
Setelah selesai, Guru Sibaso biasanya akan kelelahan dan tak ingat apa pun yang terjadi selama proses kesurupan. Pesan-pesan dari roh yang merasukinya disampaikan oleh orang-orang yang hadir. Dalam banyak kasus, pesan itu diyakini sangat relevan dan akurat dengan kondisi keluarga yang bersangkutan.
6. Perannya Tidak Bisa Diwariskan Sembarangan

Berbeda dari gelar adat lain yang diwariskan secara turun-temurun, gelar Guru Sibaso diberikan berdasarkan panggilan spiritual dan kemampuan alami. Seorang perempuan hanya bisa menjadi Guru Sibaso jika ia menunjukkan tanda-tanda khusus sejak muda, seperti kesensitifan terhadap energi gaib, kemampuan menyembuhkan, atau sering bermimpi bertemu roh leluhur.
Biasanya, calon Guru Sibaso akan dilatih oleh Guru senior yang telah lebih dahulu diakui masyarakat. Proses ini berlangsung selama bertahun-tahun hingga si murid benar-benar mampu mengendalikan kondisi trance dan menjalankan ritual dengan benar. Jadi, tak sembarang orang bisa menjadi Guru Sibaso meskipun berasal dari keluarga yang sama.
Hal ini membuat keberadaan Guru Sibaso semakin langka di era sekarang. Tak banyak generasi muda yang bersedia melanjutkan jalan hidup penuh tanggung jawab dan misteri ini. Namun, di beberapa wilayah, pelatihan masih berlangsung secara rahasia untuk menjaga kelangsungan tradisi.
7. Tradisinya Kini Mulai Tergerus, Tapi Masih Bertahan di Desa Terpencil

Sayangnya, tradisi Guru Sibaso kini makin jarang ditemui, terutama di kota-kota besar. Masuknya agama-agama besar dan modernisasi membuat banyak masyarakat meninggalkan kepercayaan lama. Banyak yang kini menganggap ritual pemanggilan arwah sebagai sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama formal.
Namun, di desa-desa terpencil di Tanah Karo, praktik ini masih dijalankan diam-diam. Keluarga-keluarga yang masih memegang teguh adat Karo tetap memanggil Guru Sibaso saat menghadapi kematian, sakit kronis, atau musibah yang tak terjelaskan. Bahkan ada upaya dari lembaga budaya untuk mendokumentasikan praktik ini agar tidak punah.
Sejumlah festival budaya dan penelitian antropologis juga mulai mengangkat kembali peran Guru Sibaso sebagai bagian dari warisan spiritual Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa meski tergerus zaman, warisan tak ternilai ini belum sepenuhnya hilang.
Guru Sibaso bukan hanya tokoh adat, tapi penjaga jembatan antara dunia nyata dan dunia tak kasatmata. Dalam dirinya menyatu kekuatan perempuan, spiritualitas lokal, dan warisan budaya yang telah bertahan selama ratusan tahun. Mengenal Guru Sibaso adalah menyelami bagian penting dari identitas budaya Karo dan Batak yang kaya akan nilai, simbol, dan misteri.
Kalau kamu tertarik dengan dunia spiritual nusantara, jangan lupakan sosok luar biasa yang satu ini. Siapa tahu, di balik desa-desa tenang di pegunungan Sumatera, masih ada Guru Sibaso yang menjalankan tugas hingga hari ini.