5 Primata Endemik Brasil yang Semakin Langka di Habitat Aslinya

Brasil merupakan negara dengan jumlah spesies primata terbanyak di dunia. Berdasarkan data di buku Biodiversity, terdapat 52 spesies primata yang hidup di Brasil.
Di antara jumlah tersebut, sekitar 80 persen diantaranya berstatus hewan endemik. Sayangnya, kepunahan juga mengancam beberapa primata endemik Brasil.
Berikut lima primata Brasil yang populasinya semakin langka.
1. Northern muriqui

Northern muriqui (Brachyteles hypoxanthus) merupakan spesies terbesar dari kelompok monyet dunia baru. Dikutip dari Animalia, berat tubuhnya berkisar antara 7 sampai 10 kilogram dan panjangnya bisa mencapai 1,3 meter.
Ciri khas dari northern muriqui adalah rambut tubuhnya yang tebal dan berwarna cokelat terang. Hewan ini menghuni ekosistem hutan tropis lembab yang tersebar di beberapa negara bagian Brazil seperti Rio de Janeiro, Espirito Santo, Minas Gerais dan Bahia.
Saat ini terdapat kurang dari 1000 individu dewasa northern muriqui dengan tren pertumbuhan populasi yang terus menurun. Menurut IUCN, dua faktor utama yang menjadi ancaman kepunahan northern muriqui adalah deforestasi dan perburuan liar.
2. Black-bearded saki

Black-bearded saki (Chiropotes satanas) dapat mudah dikenali dari rambut tubuhnya yang berwarna hitam serta brewok lebatnya. Untuk menjaga supaya brewoknya tidak rusak, mereka memiliki kebiasan unik yaitu minum air melalui kedua telapak tangannya.
Dikutip dari Animalia, Hutan Amazon sisi timur menjadi habitat asli black-bearded saki. Hewan pemakan buah-buahan ini biasanya hidup berkelompok dengan 20 sampai 30 individu didalamnya.
Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 2500 individu black-bearded saki yang senantiasa terancam oleh deforestasi dan perburuan liar. Menurut IUCN, jika permasalahan deforestasi dan perburuan liar masih terus terjadi, populasi black-bearded saki akan berkurang lebih dari 50 persen dalam 30 tahun ke depan.
3. Golden-bellied capuchin

Golden-bellied capuchin (Sapajus xanthosternos) dapat ditemukan di ekosistem hutan tropis, savanna, hingga semak belukar yang ada di sisi tenggara Brazil. Sesuai namanya, hewan ini memiliki ciri khas berupa rambut di dada dan perutnya yang berwarna keemasan.
Meskipun buah-buahan merupakan preferensi utama makanannya, golden-bellied capuchin juga diketahui memakan serangga, telur burung, termasuk kadal berukuran kecil. Dikutip dari New England Primate Conservancy, golden-bellied capuchin punya kebiasaan unik yaitu suka membasahi tubuhnya dengan cairan urine sebagai penanda teritori.
Menurut IUCN, hilangnya luas area hutan untuk pertanian, pemukiman dan kawasan peternakan berkontibusi dalam penurunan populasi golden-bellied capuchin. Di samping itu, golden-bellied capuchin juga masih diburu untuk diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan.
4. Pied tamarin

Pied tamarin (Saguinus bicolor) berhabitat di hutan tropis lembab dan hanya ditemukan di Kota Manaus. Hewan primata ini memiliki cakar yang digunakannya untuk mendapatkan sumber makanan getah dari batang pohon.
Tidak seperti primata lainnya yang hidup dalam kawanan besar, pied tamarin umumnya hanya tergabung dalam kelompok kecil dengan tidak lebih dari 15 anggota didalamnya. Pied tamarin merupakan hewan poliandri dimana betina alfa kawin dengan banyak jantan di kelompoknya, dikutip dari Animalia.
Meski tidak ada estimasi data terkait ukuran populasinya, IUCN memperkirakan sebanyak 80 persen populasi pied tamarin akan berkurang dalam kurun waktu 18 tahun. Pied tamarin menghadapi berbagai ancaman kepunahan seperti deforestasi, perburuan liar, kompetisi dengan golden-handed tamarin, juga predasi oleh anjing dan kucing liar.
5. Black lion tamarin

Black lion tamarin (Leontopithecus chrysopygus) menghuni kawasan Hutan Atlantik yang berada di negara bagian São Paulo. Meski sekilas tampak berwarna hitam legam, rambut di paha bagian atas dan pangkal ekornya memiliki nuansa warna oranye.
Buah-buahan dan serangga adalah makanan utama black lion tamarin. Dikutip dari New England Primate Conservancy, black lion tamarin pada umumnya membentuk kelompok kecil yang terdiri dari sepasang induk dan anak-anaknya.
Berdasarkan data dari IUCN, saat ini tercatat 1600 individu black lion tamarin di habitat aslinya. Habitat black lion tamarin mengalami penurunan signifikan akibat pembangunan kawasan pemukiman, peternakan dan juga aktivitas pertanian.
Secara umum, kelima spesies primata endemik Brazil tersebut menghadapi ancaman kepunahan yang disebabkan oleh masifnya deforestasi. Meski lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, lebih dari 5 ribu kilometer persegi luas area Hutan Amazon telah hilang di tahun 2023, dikutip dari BBC.