Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Orang yang Dekat dengan Penguasa Cenderung Jadi Berubah?

ilustrasi dekat dengan penguasa (unsplash.com/History in HD)

Pernah gak, kamu merasa seseorang yang dulunya sederhana dan rendah hati, tiba-tiba berubah setelah dia punya koneksi dekat dengan penguasa? Fenomena ini mungkin sering bikin kita bertanya-tanya apa sih yang bikin orang berubah begitu drastis?

Awalnya, mereka terlihat seperti kita, biasa aja, gak neko-neko, tapi setelah masuk ke lingkaran kekuasaan, ada aja hal yang bikin kita merasa dia bukan lagi orang yang sama.

Perubahan itu gak selalu negatif, tapi faktanya banyak yang jadi sorotan justru karena perilaku atau sikapnya yang gak sesuai ekspektasi orang-orang di sekitarnya. Mungkin kamu pernah dengar cerita teman, atau bahkan ngalamin sendiri, soal gimana kedekatan dengan penguasa bisa bikin kepribadian seseorang terasa berbeda.

Artikel ini bakal mengupas lebih dalam soal alasan-alasan di balik fenomena ini.

1. Pengaruh lingkungan baru yang penuh tekanan

ilustrasi orang yang dekat dengan penguasa (unsplash.com/History in HD)

Saat seseorang mulai masuk ke lingkaran penguasa, otomatis lingkungan di sekitarnya juga berubah drastis. Di lingkungan seperti ini, tekanan untuk selalu tampil sempurna itu besar banget.

Bukan cuma dari penguasa itu sendiri, tapi juga dari orang-orang lain di lingkaran itu. Gimana gak berubah, setiap langkah harus dipikirkan dengan hati-hati supaya gak salah. Akibatnya, mereka sering kali kehilangan spontanitas yang dulu jadi ciri khas mereka.

Lingkungan baru ini juga sering kali memaksa seseorang untuk menyesuaikan diri, bahkan kalau itu berarti meninggalkan kebiasaan lama. Contohnya, kalau dulu mereka bebas berbicara apa adanya, sekarang setiap ucapan bisa disalahartikan atau malah dimanfaatkan orang lain. Jadi, mereka akhirnya memilih untuk lebih berhati-hati, yang buat orang luar terlihat seperti mereka berubah atau bahkan menjauh.

2. Godaan kekuasaan dan privilege yang sulit ditolak

ilustrasi orang yang dekat dengan penguasa (unsplash.com/History in HD)

Kekuasaan itu punya daya tarik yang luar biasa besar, bahkan untuk orang yang awalnya idealis sekalipun. Ketika seseorang dekat dengan penguasa, mereka mulai merasakan apa itu privilege. Privilege ini gak cuma soal uang, tapi juga akses ke banyak hal yang mungkin sebelumnya gak mereka bayangkan. Misalnya, kemudahan dalam urusan bisnis, koneksi sosial yang luas, atau bahkan sekadar perlakuan istimewa dari orang-orang di sekitar.

Sayangnya, privilege ini sering kali bikin seseorang lupa daratan. Apa yang dulu mereka anggap penting, seperti kesederhanaan atau prinsip hidup, pelan-pelan tergantikan dengan keinginan untuk mempertahankan status mereka di lingkaran tersebut. Pada akhirnya, sikap mereka pun berubah, dan buat orang luar, ini terlihat seperti mereka jadi arogan atau kehilangan empati.

3. Tekanan untuk menjaga reputasi dan citra diri

ilustrasi orang yang dekat dengan penguasa (unsplash.com/Unseen Histories)

Dekat dengan penguasa berarti semua mata tertuju padamu. Apa yang dulu dianggap hal kecil, sekarang bisa jadi bahan pembicaraan besar. Tekanan untuk menjaga reputasi ini bikin seseorang sering merasa harus selalu "on".

Misalnya, mereka harus selalu terlihat sukses, cerdas, atau bahkan sempurna di mata publik. Hal ini gak cuma melelahkan, tapi juga bikin mereka terlihat berubah di mata orang-orang yang dulu kenal mereka secara lebih personal.

Lebih dari itu, banyak orang yang merasa perlu "menghapus" masa lalunya supaya gak ada yang bisa digunakan untuk menyerang mereka. Ini bisa berupa perubahan gaya hidup, cara bicara, atau bahkan pergaulan. Perubahan ini sering kali bikin orang-orang lama merasa mereka udah gak punya hubungan yang sama seperti dulu.

4. Rasa takut kehilangan posisi atau kepercayaan

ilustrasi orang yang dekat dengan penguasa (unsplash.com/Evangeline Shaw)

Dekat dengan penguasa bukan cuma soal keuntungan, tapi juga risiko. Banyak yang merasa kalau mereka gak bisa mempertahankan sikap tertentu, mereka bisa kehilangan kepercayaan dari penguasa tersebut.

Rasa takut ini bikin mereka sering kali harus berpura-pura atau menekan diri untuk selalu "ikut arus". Mereka jadi lebih berhati-hati, bahkan cenderung menutup diri, karena takut salah langkah.

Rasa takut kehilangan ini juga bikin mereka terlihat lebih ambisius atau bahkan defensif. Mereka mungkin mulai menjaga jarak dari orang-orang yang dianggap gak sejalan dengan kepentingan mereka. Padahal, ini bisa jadi salah satu alasan kenapa orang di sekitar merasa mereka udah berubah.

5. Adanya konflik nilai antara kehidupan lama dan baru

ilustrasi orang yang dekat dengan penguasa (unsplash.com/History in HD)

Terakhir, perubahan ini sering kali disebabkan oleh konflik nilai yang muncul karena kehidupan lama dan baru mereka gak lagi sejalan. Misalnya, dulu mereka mungkin percaya pada prinsip kesetaraan, tapi setelah masuk ke lingkaran penguasa, mereka mulai terbiasa dengan hierarki dan privilese.

Hal ini bikin mereka merasa harus memilih, dan sayangnya, pilihan mereka sering kali bikin orang-orang lama merasa ditinggalkan.

Konflik nilai ini juga bisa bikin seseorang merasa terasing, baik dari lingkaran baru maupun dari kehidupan lama. Akibatnya, mereka mulai membangun tembok untuk melindungi diri, yang buat orang luar terlihat seperti sikap dingin atau sombong. Padahal, di balik itu semua, mereka sebenarnya sedang berjuang untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang gak mudah.

Perubahan yang terjadi pada seseorang setelah dekat dengan penguasa itu sebenarnya wajar, karena manusia adalah makhluk yang selalu beradaptasi dengan lingkungan. Tapi, yang sering kali bikin kecewa adalah ketika perubahan itu terasa seperti kehilangan jati diri.

Penting banget untuk tetap menjaga prinsip dan nilai yang udah jadi bagian dari diri kita, meskipun berada di tengah tekanan atau godaan yang besar. Jadi, kalau kamu melihat orang di sekitarmu berubah karena lingkaran kekuasaan, cobalah untuk memahami bahwa situasi mereka mungkin memang gak sesederhana yang terlihat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us