Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kebiasaan Orang yang Suka Humble Bragging, Auto Bikin Ilfeel!

ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Pernah gak sih kesel sama temen yang tiap kali curhat, ujung-ujungnya malah nyisipin prestasi atau pencapaiannya? Katanya sih cuma sharing, tapi kok selalu balik ke kesuksesan mereka. Nah, ini yang namanya humble bragging, pamer terselubung yang sering dilakukan tanpa sadar.

Yang bikin humble bragging lebih nyebelin dari pamer biasa adalah caranya yang dibalut pakai kedok kerendahan hati. Alih-alih langsung bangga sama pencapaiannya, mereka malah suka ngeluh atau pura-pura sedih dulu. Penasaran apa saja tandanya? Yuk, cek lima kebiasaan humble bragger berikut ini!

1. Curhatnya selalu diselipin prestasi

ilustrasi lelah (pexels.com/Kaboompics)

Tipe ini jago banget bikin keluhan yang ujung-ujungnya pamer. Misalnya, "Capek banget nih bolak-balik Jakarta—Singapore buat meeting. Padahal pengen istirahat, tapi gimana ya, udah dipercaya handle proyek gede sih."

Atau pas lagi ngobrol santai, tiba-tiba nyeletuk, "Duh, bingung nih pilih tawaran kerja. Yang satu gajinya gede banget tapi jauh, yang satu deket tapi cuma 20 juta sebulan." Padahal mereka tau banget kalau kebanyakan orang gajinya jauh di bawah itu.

2. Sering ngeluh soal 'beban' kesuksesan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pernah ketemu orang yang suka bilang sukses malah bikin hidup lebih susah? Contohnya, "Capek deh tiap hari di-DM mulu sama brand buat endorsement, padahal pengen fokus bikin konten yang meaningful aja." Atau "Sebel nih tiap weekend ada yang minta foto bareng, jadi gak bisa quality time sama keluarga."

Keluhan kayak gini sebenarnya cuma kedok buat pamer pencapaian. Dibungkus dengan nada mengeluh, tapi tujuannya tetap biar orang tau mereka sukses dan terkenal.

3. Pura-pura gak sadar sama kelebihannya

ilustrasi berbincang (pexels.com/Edmond Dantès)

Ada juga yang pura-pura gak sadar kalau mereka jago. Contohnya, "Ih, aku gak ngerti kenapa banyak yang muji cara presentasiku ya, padahal biasa aja. Btw, kemarin habis presentasi di depan CEO loh." Atau "Kok bisa ya dapat ranking 1 terus? Padahal aku gak pernah belajar."

Mereka tau banget kalau mereka emang jago di bidang itu. Tapi, tetap aja pakai trik humble bragging seolah-olah merendah, padahal lagi nyombong.

4. Sering banding-bandingin diri dengan yang 'lebih sukses'

ilustrasi teman (pexels.com/Kampus Production)

Mereka suka banget membandingkan diri dengan orang yang lebih sukses, padahal mereka sendiri udah di atas rata-rata. Contohnya, "Masih jauh nih dari target, baru punya dua mobil sport aja. Temen-temen kantor udah pada koleksi." Atau "Belum ada apa-apanya dibanding influencer lain, followers aku baru satu juta."

Sekilas kayak merendah, tapi aslinya tetap pamer dengan cara halus. Intinya, tetap ingin menunjukkan kalau mereka sudah cukup sukses.

5. Bikin status sok bersyukur tapi ujungnya pamer

ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Di media sosial, mereka sering bikin caption yang awalnya tentang rasa syukur, tapi ujung-ujungnya pamer. Misalnya, "Alhamdulillah ya Allah, gak nyangka anak desa kayak aku bisa keliling Eropa. Padahal niatnya cuma mau ngurusin bisnis di Paris doang."

Atau status model begini, "Bersyukur banget bisa ketemu mentor-mentor hebat hari ini. Meskipun capek habis jadi pembicara di tiga universitas, tapi seneng bisa sharing ilmu." Padahal sebenarnya cuma pengen orang tau kalau mereka habis ngisi seminar di banyak tempat.

Kalau kamu punya temen yang suka humble bragging, coba kasih tau mereka dengan cara yang baik. Dan kalau ternyata kamu yang suka begitu, yuk mulai lebih aware! Percaya deh, orang bakal lebih respect sama yang jujur dan apa adanya daripada yang suka pamer terselubung!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us