Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa Dilakukan

Hindari paparan polutan dan miliki asuransi kesehatan

Medan, IDN Times - Senior Manager Medical Underwriter Sequis, dr Fridolin Seto Pandu mengatakan penyakit paru dapat menyerang siapa saja. Terutama, mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat, seperti perokok aktif juga bagi yang sering terpapar asap rokok, mudah terkena penyakit Bronchitis Kronis dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

Selain itu juga, mereka yang aktivitasnya sering terpapar debu atau zat kimia dalam waktu lama dapat mengalami iritasi dan peradangan pada paru karena debu dan zat kimia bisa masuk ke saluran pernafasan. Sehingga, menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Mereka yang tinggal di daerah perkotaan rentan terpapar polusi udara dari emisi gas buang kendaraan, asap pembakaran sampah, dan pabrik serta asap dan uap dari dapur.

“Jangan remehkan penyakit paru walau beberapa penyakit masih bisa disembuhkan, seperti infeksi Bronchitis akut, Pneumonia, ISPA, TB. Tetapi, tingkat kesembuhan atau keparahan pasien dipengaruhi oleh sistem imun, usia, dan keberadaan penyakit penyerta (komorbiditas)," jelas dr. Fridolin.

Namun, ada juga penyakit paru yang sangat sedikit kemungkinannya untuk sembuh karena sudah terjadi dalam jangka panjang. Jenis pengobatan dan masa pengobatan tergantung tingkat kritisnya. Jika pun dapat sembuh kemungkinan sudah terdapat penurunan dari fungsi paru tersebut. Seperti, PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) atau kanker paru.

Penyebab utama, penyakit ini dapat berbeda-beda tapi umumnya terjadi karena merokok dalam jangka waktu lama (tahunan) dan terpapar polusi udara menahun.

1. Hindari tidur di lantai tanpa alas

Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa DilakukanTempat tidur dengan kanopi dalam desain kamar tidur mungil. // via architecturaldigest.com

Cara terbaik menjaga kesehatan paru menurut dr. Fridolin adalah menghindari penyebab penyakit-penyakit tersebut. Salah satunya tidur di lantai. 

“Jangan tidur di lantai tanpa alas," jelasnya beberapa waktu lalu.

2. Disarankan berhenti merokok

Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa Dilakukanilustrasi perokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian disarankan untuk berhenti merokok, hindari asap rokok serta paparan polutan lainnya. "Sebaiknya berhenti merokok, dan hindari asap rokok serta paparan polutan lainnya," tambahnya.

3. Diminta untuk tak bepergian malam hari

Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa DilakukanAFP/straitstimes.com

Selain itu, diminta juga untuk tidak berpergian pada malam hari atau bergadang. "Baik juga jika tidak bepergian pada malam hari atau jika tidak dapat dihindari maka gunakan pelindung yang aman, seperti pakaian lebih tebal atau jaket saat berkendara. Gunakan juga masker KN95 atau KF94 saat di ruang publik, “ sebutnya.

4. Jaga kebersihan udara di rumah

Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa DilakukanIlustrasi pasangan sedang bersih-bersih (pexels.com/Annushka Ahuja)

Dr. Fridolin juga menyarankan agar, masyarakat menjaga kebersihan udara di rumah dengan membersihkan pendingin, jendela, ventilasi, dan memastikan sirkulasi udara di rumah tetap lancar.

Kebersihan diri juga penting diperhatikan, misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama sebelum,  sesudah makan, dan setelah buang air. Ia juga mengingatkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan imunitas sehingga perlu aktif bergerak, rutin berolahraga, dan menyeimbangkan waktu bekerja dengan beristirahat, memperhatikan asupan gizi serta menghindari stres berlebih.

Meskipun telah menjaga kesehatan dengan baik. Tetapi, banyak faktor luar yang masih dapat mengganggu kerja sistem paru.  Faktor luar ini tidak dapat kita kontrol. Misalnya saja, penyebaran polusi yang semakin tinggi sementara Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin sedikit.

5. Gunakan asuransi yang terbaik

Jangan Remehkan Penyakit Paru-paru, 5 Hal Ini Bisa DilakukanIlustrasi asuransi (Pixabay/Gerd Altmann)

Berhubung risiko gangguan kesehatan saat ini semakin tinggi maka Faculty Head Sequis Quality Empowerment Yan Ardhianto, AWP, RFP, IPP menyarankan agar masyarakat melengkapi diri dan keluarga dengan jaring pengamanan berupa asuransi kesehatan dan penyakit kritis karena jika tidak punya asuransi kesehatan atau asuransi penyakit kritis. Kemudian terkena risiko sakit maka harus menyediakan sejumlah uang dengan cepat dan nilainya bisa lebih besar dari simpanan yang dimiliki.

Mereka yang tak memiliki asuransi kesehatan juga cenderung mendapatkan pengobatan lebih lama karena harus menyelesaikan pembayaran biaya tindakan medis sebelum bisa mendapat pengobatan selanjutnya. Dengan memiliki asuransi kesehatan maka biaya pengobatan selama sesuai perjanjian pada polis akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.

"Diminta agar sudah dilengkapi kartu berobat cashless karena pasien dapat segera ditangani di rumah sakit rekanan perusahaan asuransi. Sedangkan bagi mereka yang sudah memiliki asuransi kesehatan dan tidak memiliki permasalahan dalam perencanaan keuangan, dapat menambah perlindungan dengan asuransi penyakit kritis. Bilamana terkena penyakit kritis dan tidak bisa lagi mencari nafkah maka uang pertanggungan dari asuransi penyakit kritis bisa digunakan untuk menggantikan penghasilan yang hilang,” sebut Yan.

Baca Juga: Salah Satu Sapi Kurban Presiden Jokowi Dibeli dari Binjai

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya