Selama Pandemik, Coffee Shop Kekinian Menjamur di Bukittinggi

Lantaran banyaknya mahasiswa perantau yang pulang kampung

Bukittinggi, IDN Times - Pandemik COVID-19, belum berakhir hingga saat ini. Dampaknya ke semua sektor. Tak hanya kesehatan, ekonomi, bahkan pendidikan juga terimbas. Perkuliahan sempat diliburkan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini. Hal itu menyebabkan sejumlah anak muda pulang ke kampungnya. 

Dampaknya, muncul tren gerai kopi kekinian di Bukittinggi. Mereka mengisi waktunya untuk membuka usaha coffee shop. Hal tersebut disampaikan Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi, kepada IDN Times, beberapa waktu lalu dalam Salam Ramadan Cerita Indonesia. 

1. Sejumlah mahasiswa perantau yang pulang kampung menyebabkan menjamurnya coffee shop di Bukittinggi

Selama Pandemik, Coffee Shop Kekinian Menjamur di BukittinggiIDN Times/Galih Persiana

Ia menyampaikan, sejumlah mahasiswa perantau yang pulang kampung menyebabkan menjamurnya coffee shop di Bukittinggi. "Jadi selama COVID-19 ini mereka pulang karena kampus libur. Selama COVID-19 ini, menjamur coffee shop ala Bandung dan Jakarta. Ini dampak anak muda pulang kampung," ucapnya.

Baca Juga: 3 Tips Jadi Pengusaha Muda ala Wali Kota Bukittinggi Erman Safar

2. Pemko Bukittinggi akan memberikan dukungan kepada para pelaku usaha, pedagang souvenir tradisional

Selama Pandemik, Coffee Shop Kekinian Menjamur di BukittinggiIlustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Erman juga menyampaikan, Pemko Bukittinggi akan memberikan dukungan kepada para pelaku usaha, pedagang souvenir tradisional. Katanya, mereka yang tadinya bergerak sendiri, akan dibuatkan stand board untuk mendukung peningkatan penjualan.

"Kita akan menitikkan di satu tempat beberapa aktivitas mayarakat untuk melayani pengunjung. Kita akan buatkan stand boardnya. Semua pedagang menggunakan sistem pembayaran QR Code Indonesian Standard (Qris)," ucapnya.

3. Nantinya para pedagang akan menggunakan pakaian Minang

Selama Pandemik, Coffee Shop Kekinian Menjamur di BukittinggiKota Bukittinggi (Google Street View)

Tak hanya itu, nantinya para pedagang akan menggunakan pakaian khas yang merepresentasikan daerah Sumatera Barat.

"Mereka memakai pakaian Minang, desain rapi dan ada keamanan. Mereka dipastikan melayani pengunjung dengan baik. Paling penting varian kuliner sudah mengarah ke modern ini, akan kita kembalikan ke makanan tradisional," tambah Erman.

Baca Juga: Cerita Ramadan dari Bukittinggi, Wali Kota: Ada yang Beda Sekarang

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya