Cerita Nivi, Di-PHK hingga Lempar CV ke 50 Perusahaan di Masa Pandemik

Ia juga sempat jual masker sembari cari pekerjaan baru

Medan, IDN Times - Pandemik COVID-19 berdampak pada semua sektor, termasuk ekonomi. Sejumlah pekerja di rumahkan sementara bahkan ada yang di PHK sepihak oleh perusahaan. Semua hal itu terjadi di tengah pandemik COVID-19.

Nivi Syeron Iroth (27) merupakan salah satu pekerja yang terdampak karena pandemik COVID-19. Ia bercerita sempat alami pemotongan gaji 50 persen dan kehilangan pekerjaan di masa pandemik COVID-19.

Berikut cerita Nivi kepada IDN Times, Sabtu (13/3/2021). Ia mengaku harus putar otak untuk bertahan hidup, dari jual masker hingga lempar Curriculum Vitae (CV) ke 50 perusahaan sekaligus. Kini ia bekerja sebagai Sales and Operation’s lead Petskita.

1. Di awal pandemik sempat dipotong gajinya 50 persen karena hotel tutup sementara

Cerita Nivi, Di-PHK hingga Lempar CV ke 50 Perusahaan di Masa PandemikNivi sempat kehilangan pekerjaan karena pandemik (Dok.IDN Times/istimewa)

Nivi bercerita, saat menjadi public relation di salah satu hotel di Kota Medan, ia sempat di rumahkan, tepatnya pada Maret 2020. "Di awal pandemik COVID-19, hotel mempersiapkan diri untuk tutup sementara waktu dan karena itu, mau gak mau kami diputus kontrak. Saat itu, awal April udah tutup," ucapnya.

"Nah, dari sejak awal Maret kita udah dipotong gajinya 50 persen karena hotel juga sepi banget kan. Jadi dari keadaan itu juga udah mulai mikir gimana caranya harus cari pendapatan lain. Karena kondisinya, pada saat itu ada cicilan motor dan baru masuk setengah tahun pembayaran," kenangnya.

2. Kontrak Nivi akhirnya tak diperpanjang dan akhirnya memutuskan berjualan masker

Cerita Nivi, Di-PHK hingga Lempar CV ke 50 Perusahaan di Masa PandemikNivi sempat kehilangan pekerjaan karena pandemik (Dok.IDN Times/istimewa)

Tak lama dari kondisi tersebut, kata Nivi, kontrak kerjanya tak diperpanjang. Artinya, ia harus terima dengan kehilangan pekerjaan di masa pandemik COVID-19.

Kata Nivi, untuk bertahan pada saat itu, ia harus putar otak. Hal pertama yang dilakukannya adalah berjualan. Ia menghubungi salah satu kenalannya di Bandung untuk kerja sama buat masker dari kain katun bambu. Selain itu, ia juga menjalani bisnis investasi.

"Itu modalnya dari klaim ketenagakerjaan juga buat beli bahan dan bayar jasanya," ucap Nivi.

"Nah, untuk buat nambah pendapatan lagi, aku jalani bisnis investasi. Aku telepon teman-teman lama. Aku ajak investasi. Kelihatannya gak mungkin lagi pandemik begini kok diajaki investasi. Tapi ternyata, karena dari kondisi pandemik COVID-19, penting banget kita nabung biar ada uang cadangan," tambahnya.

Baca Juga: Cerita Mantan Buruh Pabrik Kerupuk, Bertahan Hidup Jual Pot Bunga

3. Sempat harus meminjam online untuk lunasi cicilan motor

Cerita Nivi, Di-PHK hingga Lempar CV ke 50 Perusahaan di Masa PandemikNivi sempat kehilangan pekerjaan karena pandemik (Dok.IDN Times/istimewa)

Nivi bercerita, kondisi pandemik ini juga menyebabkan ia harus berutang ke teman-temannya, bahkan ia menggunakan pinjaman online untuk menutupi cicilan motor dan modal jualan. Tak hanya itu, ia juga sempat merasakan stress yang memengaruhi kesehatan mentalnya.

"Syukur juga ada kawan-kawan yang baik yang beri support dan kasih pinjaman uang. Tapi satu sisi juga tetap nyebar CV ke mana aja yang buka, ada deh sekira 50-an perusahaan saya kirim," ujarnya tertawa.

4. Jualan masker sempat tersendat, akhirnya bersyukur dapat pekerjaan di startup

Cerita Nivi, Di-PHK hingga Lempar CV ke 50 Perusahaan di Masa PandemikNivi sempat kehilangan pekerjaan karena pandemik (Dok.IDN Times/istimewa)

Kemudian, pada akhir Juli, ia sempat mengurungkan niatnya untuk melanjutkan mengirim CV ke beberapa perusahaan lain. Bulan yang sama, bisnis jualan maskernya juga tersendat, karena kondisi penjahit di Bandung terkena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Tapi puji Tuhan, akhir juli juga dapat panggilan job di Petskita, salahsatu Marketplace Pets. Agustus aku wawancara dan mulai kerja. Dengan ilmu yang minim tentang startup marketplace. Bersyukur banget sih bisa di kasih kesempatan ambil bagian ini. Bisa dibayangi ya dari Hotelier, jadi ke Startup Marketplace. Benar-benar dari nol sih," katanya.

"Jadi aku juga sampai ikut webinar gitu, saat itu mikirnya supaya bisa survive ya. Karena menurutku, sebenarnya bisa gak bisanya seseorang itu mindset dan niat kita. Kalau ada kemauan tapi gak ada niat pasti kita gampang nyerah gitu. Waktu jualan itu sih aku gak malu, yang penting halal itu aja sih," sambung mantan PR hotel itu. 

Baca Juga: Cerita Kuliner Legendaris Liang Teh Ayong Bertahan saat Pandemik

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya