Baru Pindah ke Medan, Ini 3 Trik Jitu Taklukkan Jalanan yang Ngeri-Ngeri Sedap

Habis pindahan ke Medan? Selamat datang di kota yang seru ini! Tapi, ada satu hal yang perlu kamu ketahui yang mungkin bikin kamu sedikit banyak was-was dengan lalu lintasnya. Pasti kamu sering dengar kan kata-kata legendaris "Ini Medan, bung!". Ungkapan ini biasanya keluar buat menggambarkan situasi yang ajaib bin menantang, termasuk soal nyetir. Buat pendatang baru, gaya berkendara yang "manasuka" alias sesuka hati di sini emang bisa bikin kaget.
Rasanya pengen langsung putar balik atau pesan ojek online seumur hidup aja, ya? Tiap mau keluar rumah, udah kebayang duluan klakson sahut-sahutan, angkot ngetem sembarangan, atau motor yang tiba-tiba muncul dari planet antah berantah. Mau nyetir jadi was-was, gak nyetir kok ya repot.
Eits, jangan panik dulu! Berkendara di Medan itu memang punya tantangan khas, tapi bukan berarti gak bisa ditaklukkan. Kuncinya bukan cuma soal skill nyetir, tapi juga soal mental baja dan tahu triknya. Gak perlu jadi pembalap F1 dulu kok buat bisa selamat sampai tujuan. Nah, biar kamu bisa tetap waras dan selamat sentosa di jalanan Medan, yuk simak 3 trik jitu ini!
1. Kenali "aturan tak tertulis" di jalanan Medan

Di Medan, ada kultur berkendara "manasuka" di mana sebagian pengendara seolah punya aturan sendiri, seringkali mengabaikan rambu lalu lintas formal. Lampu merah bisa saja diterobos jika dirasa sudah terlalu lama menunggu, dan zebra cross kerap jadi tempat berhenti kendaraan. Fenomena lawan arus oleh motor bahkan mobil juga bukan pemandangan langka.
Angkot punya reputasi sebagai "raja jalanan" dengan kebiasaan berhenti mendadak di mana saja untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, seringkali hanya dengan kode teriakan "Pinggir, bang!" dari dalam. Suara klakson juga menjadi bagian tak terpisahkan dari lalu lintas Medan, digunakan sebagai cara berkomunikasi atau penanda keberadaan di tengah kondisi yang kurang teratur.
Menghadapi kondisi ini, kesabaran ekstra dan kemampuan mengendalikan emosi adalah kunci utama. Jangan mudah terpancing provokasi dari pengendara lain yang mungkin tidak sabaran atau manuver angkot yang tiba-tiba. Penting untuk memahami "bahasa klakson" lokal bukan untuk ditiru, melainkan untuk meningkatkan kewaspadaan. Meskipun etika penggunaan klakson idealnya hanya saat diperlukan , di Medan, klakson sering terdengar sebagai penanda agar pengendara lain memberi jalan.
Terapkan prinsip defensif driving tingkat lanjut. Selalu asumsikan pengendara lain bisa melakukan hal tak terduga. Jaga jarak aman lebih dari biasanya, manfaatkan spion secara maksimal, dan selalu periksa blind spot. Mengamati kecepatan dan menyesuaikannya dengan kondisi sekitar adalah vital. Ingat, adaptasi di sini bukan berarti ikut melanggar aturan, tapi meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi demi keselamatan diri.
2. Peta digital itu wajib, "Jalur Tikus" boleh asal cermat

Kemacetan adalah tantangan nyata di Medan, disebabkan oleh berbagai faktor seperti volume kendaraan yang tinggi, infrastruktur jalan yang kurang memadai, pedagang kaki lima yang memakan badan jalan, hingga proyek pembangunan. Beberapa titik rawan macet yang perlu diwaspadai antara lain Jalan Gatot Subroto KP Lalang karena aktivitas pasar dan parkir liar , Jalan Flamboyan Raya juga karena pasar , serta beberapa ruas jalan yang terdampak proyek pembangunan. Jam-jam sibuk biasanya pagi (07.00-09.00 WIB), dan sore (16.00-18.00 WIB).
Untuk menyiasati kemacetan, aplikasi navigasi digital seperti Waze dan Google Maps adalah senjata andalan. Waze unggul dengan informasi lalu lintas real-time berbasis komunitas, kemampuan re-route otomatis, dan peringatan dini soal polisi atau bahaya di jalan. Google Maps menawarkan antarmuka yang simpel, fitur peta offline yang berguna saat koneksi internet tidak stabil.
"Jalur tikus" atau rute alternatif seringkali menjadi solusi cerdas untuk menghindari macet parah, terkadang juga direkomendasikan oleh aplikasi navigasi. Namun, jika tergoda menggunakannya, pastikan kondisi jalan aman, tidak terlalu sempit, tidak rusak, dan tidak melewati area yang kurang familier atau rawan, terutama di malam hari. Lebih baik utamakan rute yang disarankan aplikasi terpercaya atau jalur alternatif resmi yang diinformasikan pihak berwenang.
3. Jaga diri dengan baik, parkir juga gak boleh ngasal

Keselamatan diri dan kendaraan adalah prioritas utama. Pastikan kendaraan selalu dalam kondisi prima sebelum digunakan: cek ban, rem, lampu, klakson, dan cairan penting lainnya. Gunakan perlengkapan keselamatan standar seperti sabuk pengaman untuk mobil, atau helm SNI, jaket, dan lainnya untuk motor. Fokus 100% saat mengemudi dan hindari segala distraksi, terutama penggunaan ponsel. Jika lelah atau mengantuk, lebih baik menepi dan beristirahat.
Cerdiklah dalam memilih tempat parkir. Hindari parkir kendaraan di permukaan miring dalam waktu lama, di bawah pohon besar, atau billboard besar. Jika memungkinkan, pilih parkir indoor untuk melindungi kendaraan dari cuaca. Jika parkir outdoor, cari lokasi yang terang dan idealnya terpantau CCTV.
Jangan pernah meninggalkan barang berharga di dalam mobil, meskipun hanya sebentar, karena ini mengundang kejahatan. Pastikan semua pintu dan jendela terkunci, aktifkan alarm atau immobilizer jika ada, dan pertimbangkan kunci pengaman tambahan jika perlu. Membiasakan parkir mundur juga bisa meningkatkan keamanan dan kemudahan saat keluar.
Waspadai juga potensi kejahatan jalanan seperti begal atau perampasan, yang sayangnya masih menjadi realita di beberapa area dan waktu tertentu di Medan, terutama di jalanan sepi pada dini hari. Pemilihan rute dan lokasi parkir yang aman menjadi krusial. Lingkungan yang kurang tertib atau terlalu ramai seperti pasar juga bisa menciptakan peluang bagi pelaku kejahatan. Tingkatkan kesadaran situasional, tidak hanya terhadap kendaraan lain tetapi juga terhadap orang dan kondisi di sekitar Anda.
Berkendara di Medan sebagai pendatang baru memang punya "seni"-nya sendiri. Awalnya mungkin bikin sport jantung, kaget lihat kelakuan ajaib di jalan, atau pusing tujuh keliling sama macetnya. Tapi, percaya deh, lama-lama juga bakal terbiasa dan nemu ritmenya kok.
Yang penting, adaptasi dengan cerdas, bukan dengan ikut-ikutan ngawur. Bekali diri dengan kesabaran level paling tinggi, kewaspadaan ekstra, dan sedikit "ilmu" dari trik-trik di atas. Dengan begitu, kamu gak cuma bisa selamat sampai tujuan, tapi juga bisa mulai menikmati setiap sudut kota Medan dari balik kemudi.
Jadi, jangan takut lagi ya buat menjelajahi Medan! Anggap aja setiap perjalanan itu petualangan baru. Selamat berkendara, tetap hati-hati, dan semoga harimu menyenangkan!