5 Fakta Yuki Simpang Raya, Mal Legendaris Medan yang Kini Ditinggalkan

Di jantung kota Medan, sebuah nama pernah begitu berjaya, Yuki Simpang Raya tempat merajut sejuta cerita. Dulu jadi pusat tawa dan gaya, menjadi primadona kawula muda pada masanya. Setiap sudutnya adalah panggung penuh pesona, tempat kenangan manis terukir bagi penikmatnya.
Namun, sang primadona kini telah menua, kilaunya meredup ditelan sang masa. Lorong yang dulu riuh oleh langkah pengunjungnya, kini hanya menyisakan sunyi dan kenangan lama. Gemerlap lampu pun telah kehilangan daya, menyisakan bangunan tua yang sepi dan tak berdaya.
Meski kini tergerus dan tertinggal dibanding mall lainnya, kisahnya tetap tak akan lekang diingatan masa. Di balik gedungnya yang usang dan tua, tersimpan berbagai fakta yang tak biasa. Mari kita selami kembali jejaknya, dalam lima fakta unik yang membuatnya tetap melegenda!
1. Pelopor mal dengan arena bermain indoor megah

Jauh sebelum arena bermain modern seperti Timezone atau Playtopia menjamur, Yuki Simpang Raya sudah menjadi surga hiburan bagi anak-anak dan remaja Medan. Mal ini adalah pelopor yang menghadirkan konsep arena bermain indoor yang megah di lantai atasnya.
Dengan wahana ikonik seperti roller coaster dan bumper car, tempat ini menjadi "tempat impian" bagi anak-anak pada masanya. Saking populernya, pengunjung bahkan harus rela antre panjang untuk bisa menikmati permainan. Arena bermain yang telah beroperasi lebih dari 20 tahun ini adalah alasan utama mengapa Yuki Simpang Raya bukan sekadar tempat belanja, melainkan sebuah destinasi.
2. Berada di lokasi emas dekat kawasan wisata

Salah satu keunggulan terbesar Yuki Simpang Raya adalah lokasinya yang tak tertandingi. Mal ini berdiri di Jalan Sisingamaraja, tepat di seberang salah satu ikon terpenting kota Medan, yaitu Masjid Raya Al-Mashun. Lokasinya juga sangat dekat dengan berbagai situs bersejarah lain seperti Istana Maimun dan Taman Sri Deli.
Posisi premium di jantung kota ini membuatnya sangat mudah diakses dan selalu ramai pada masa jayanya. Ironisnya, lokasi emas ini ternyata tidak cukup untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan mal-mal yang lebih baru.
3. Dulu jadi tempat mejeng paling hits

Pada era 2000-an, Yuki Simpang Raya bukan hanya pusat perbelanjaan, tapi juga pusat kehidupan sosial anak muda Medan. Mal ini menjadi lokasi favorit bagi para remaja untuk "mejeng" atau sekadar berkumpul bersama teman-teman.
Menjadi tempat nongkrong yang hits, mal ini seolah menjadi barometer gaya hidup dan tren pada zamannya. Popularitasnya sebagai pusat gaul inilah yang turut melambungkan namanya sebagai mal legendaris di Medan.
4.Sepi, tapi justru jadi alasan dikunjungi

Saat ini, kondisi Yuki Simpang Raya sangat sunyi, bahkan ada yang menyebutnya "sepi bak kuburan". Eskalator yang bergetar, gerai-gerai yang kosong, dan minimnya pengunjung menjadi pemandangan biasa. Namun, di sinilah letak keunikannya.
Kondisi yang sepi ini justru menjadi daya tarik bagi sebagian kecil pengunjung. Mereka datang karena bisa menikmati wahana permainan dengan lebih leluasa tanpa harus antre dan dengan harga yang lebih terjangkau. Bagi mereka, Yuki Simpang Raya menawarkan pengalaman bermain yang tenang dan bebas dari keramaian mal modern.
5. Punya eskalator yang bikin jantung berdebar

Salah satu "pengalaman" paling otentik saat mengunjungi Yuki Simpang Raya saat ini bukanlah wahananya, melainkan eskalatornya. Sensasi unik akan kamu rasakan saat menaiki eskalator mal ini, yang terasa bergetar dan mengeluarkan bunyi cukup keras hingga membuat waswas.
Pengalaman ini seolah menjadi wahana menegangkan tersendiri dan menjadi bukti nyata betapa bangunan legendaris ini telah dimakan usia, menambah kesan petualangan saat menyusuri lorong-lorong sepinya.
Begitulah sepenggal kisah dari Yuki Simpang Raya, sebuah ikon yang pernah begitu bercahaya. Meski kini ia sunyi dan terlupa, kenangannya akan tetap abadi di sanubari kita. Semoga kelak ada babak baru yang tercipta, untuk sang legenda di jantung kota.


















