[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di Bandung

Usai kekalahan, PSMS nyaris gak bisa keluar hotel

Medan, IDN Times - Hari ini ulang tahun ke-71 PSMS. Ayam Kinantan sudah melalui ribuan laga sejak dulu. Banyak memori manis dan pahit. 

Salah satu yang membekas dalam ingatan adalah musim Divisi Utama 2007/2008. Di musim itu, menjadi salah satu prestasi terbaik PSMS dalam dua dekade terakhir. PSMS menembus final berhadapan melawan Sriwijaya FC pada 19 Februari 2018.

Di mulai lewat babak penyisihan di Wilayah Barat, PSMS finis urutan ketiga di bawah Siriwjaya FC dan Persija. Posisi 4 diraih Persik. Empat tim tersebut melaju ke babak 8 besar.

Pada babak perempat final wilayah 1 itu, PSMS berada segrup dengan Sriwijaya serta Persiwa dan Arema, dua klub wakil dari Wilayah Timur. Babak 8 besar molor hingga Januari 2008 karena beberapa laga mundur akibat kerusuhan.

PSMS lolos semi final dengan status runner up berkat unggul selisih gol atas Arema. PSMS (4-4), sedangkan Arema (3-4). Sriwijaya juara grup dengan 5 poin, PSMS 4 poin. Babak semi final berlangsung di SUGBK, PSMS menang 5-4 atas Persipura berkat drama adu penalti. Sementara Sriwijaya menang 1-0 atas Persija.

"Kami yakin puncak PSMS saat itu di zaman kami yang 2007/2008. Tapi keinginan dan kerja keras tidak cukup," ungkap Saktiawan Sinaga membuka kenangan kepada IDN Times.

1. Susunan pemain pada final PSMS Vs Sriwijaya FC di Stadion Jalak Harupat, 10 Februari 2008

[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di BandungJames Koko Lomel (ANTARA/Rino Tarekat)

Final Divisi Utama musim 2007/2008 ini diklaim sebagai salah satu final ideal. Berikut susunan pemain kedua tim dikutip dari rsssf.com

PSMS XI besutan Freddy Mulli:
20-Markus Horison; 50-Murphy Kumonple, 18-Usep Munandar, 29-Rommy Dias Putra (33-Andreas Formento 31); 22-Supardi, 28-Masperi Kasim, 12-Mbom Mbom Julien, 24-Legimin Raharjo (C), 77-Gustavo Chena; 26-Saktiawan Sinaga, 10-James Koko Lomel;

Sriwijaya XI besutan Rahmad Darmawan
12-Ferry Rotinsulu; 4-Charis Yulianto, 31-Renato Elias (C), 22-Slamet Riyadi, 25-Isnan Ali; 6-Toni Sucipto, 10-Zah Rahan, 29-Wijay, 16-Benben Berlian; 9-Anoure Obiora Richard, 17-Keith Kayamba Gumbs;

2. PSMS tertinggal 0-1 atas Sriwijaya di babak pertama akibat gol Obiora

[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di BandungSkuat Sriwijaya FC (Dok prediksi.wordpress.com

Pertandingan berlangsung ketat sejak kick off dimulai. Wasit Purwanto asal Kediri sudah mengeluarkan kartu kuning kepada Renato Elias menit 12. Namun tiga menit kemudian, Sriwijaya FC sudah unggul 1-0.

Gol bermula dari set piece di sisi kinan wilayah PSMS. Sepakan bebas Zah Rahan mengalir datar diterima Obiora dengan baik di kotak penalti. Gustavo Chena gagal memotong bola, sementara Murphy Kumonple berhasil dikecoh. Obiora melepas bola ke kanan melewati kiper Markus Horison.

Baca Juga: [KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di Siliwangi

3. Petaka sebelum jeda, Wasit Purwanto asal Kediri mengusir Murphy Kumonple sehingga PSMS tinggal 10 pemain

[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di Bandungbolahita.id

Sebelum turun minum, petaka datang untuk PSMS. Bek Murphy Kumonple diusir wasit Purwanto setelah menerima kartu kuning kedua. Kondisi tertingga 1 gol dan masih ada 45 menit kedua, justru sesuatu yang berat untuk PSMS.

"Yang saya ingat final itu adalah momen kebangkitan PSMS untuk juara. Ini akan jadi sejarah buat kami itu yg ada dibenak saya. Dan kami yakin itu sebelum Murphy dimerahkan Purwanto," ungkap Saktiawan yang kini bermain untuk Tiga Naga di Liga 2.

4. James Koko menyamakan kedudukan, PSMS sempat memaksakan tambahan waktu sebelum akhirnya takluk karena dua blunder Markus

[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di Bandunginstagram/markoesharison81

Saktiawan Sinaga dan kawan-kawan belum mau menyerah begitu saja. Bahkan pertandingan tetap berjalan seimbang, PSMS ngotot ingin mencetak gol. Semangat luar biasa berbuah manis. James Koko Lomel mencetak gol penyeimbang menjadi 1-1 berkat sontekannya dalam kotak penalti.

"Iya, PSMS walaupun main 10 orang,  kami tetap nyerang separuh lapangan. Sebelum Markus naik ke depan tendangan sudut, kami kena counter attack. Skor jadi 3-1, di situ anak anak down.

Waktu normal bertahan 1-1 sehingga dilanjutkan tambahan waktu. Sriwijaya unggul 2-1 ketika sundulan Keith Kayamba Gumbs memanfaatkan tendangan sudut mampu bersarang ke gawang Markus menit 107. Markus keluar sarangnya, gagal mejemput bola di udara karena Gumbs berhasil menyundul.

Markus kembali melakukan keputusan yang salah kala meninggalkan gawang pada menit 114. Situasi sepak pojok didapat PSMS, Markus maju. Namun keadaan berbalik, Sriwijaya menguasai bola dengan tenang Zah Rahan mencetak gol dari tengah lapangan ke gawang yang kosong.

5. Saktiawan Sinaga dan kawan-kawan merasa kacau usai kalah, seperti ayam kehilangan induk

[KLASIK] Final 07/08, PSMS Vs Sriwijaya: Mimpi Terkubur di Bandunginstagram/saktishevchenko

Saktiawan Sinaga masih merasakan kesedihan yang mendalam usai peluit panjang. "Lemas, sedih, bingung, kacau semualah. Gak bisa bilang apa-apa lagilah pokoknya. Ya, seperti ayam kehilangan induk," tambah mantan penyerang Timnas ini.

Kekesalah-kekesalan Saktiawan memang cukup berasalan. Tapi tidak bisa semua yang bisa dia ungkapkan. "Usai laga semuanya termasuk manajer saat itu langsung balik sama asistennya Pak Randiman dan Pak Jimmi," lanjut dia lagi.

"Kalau gak salah hampir juga gak bisa keluar hotel di Bandung itu.  Syukur ada penggalangan dana dari Pak Trimedia waktu itu. Mereka tanggulangi baru kami bisa cek out dari hotel," tutup Sakti yang kini berlisensi pelatih C AFC. 

Baca Juga: [KLASIK] Semi Final 2000/2001 PSMS vs PSM: Kutukan Penalti Berlanjut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya