Mesin Waktu Roberto Mancini, dari Enrico ke Federico Chiesa

Federico lewati torehan Enrico untuk Italia

Nama Chiesa pernah begitu harum di era 90-an. Enrico Chiesa jadi salah satu attacante alias penyerang Italia yang subur di eranya. Bersama Sampdoria, Parma dan Fiorentina, Enrico Chiesa menorehkan gol demi gol di kancah Serie A.

Prestasi yang membuatnya dipanggil tim nasional Italia di bawah asuhan Arrigo Sachi pada Piala Eropa 1996. 

Lima belas tahun berselang, jejak Enrico diteruskan sang anak. Bahkan jauh lebih bersinar. Nama Chiesa berkibar lagi berkat performa apik Federico. Ia sukses mengantarkan Italia melaju ke final Piala Eropa 2021. Hal yang belum pernah dicapai sang ayah sebelumnya. 

Roberto Mancini, sang allenatore Italia seperti merasa berada di mesin waktu. Melihat Federico anak asuhnya yang mengingatkannya pada sosok Enrico, rekan setimnya di Sampdoria.

1. Mancini dan Enrico sama-sama merumput di Sampdoria

Mesin Waktu Roberto Mancini, dari Enrico ke Federico Chiesaskysports.com

Roberto Mancini dan Enrico Chiesa sama-sama berjuang di Sampdoria. Tapi Mancini seniornya Chiesa. Saat Enrico Chiesa masih berjuang mendapat tempat di Sampdoria dari primavera pada tahun 1987 sampai 1992, Mancini adalah dewa di Sampdoria bersama Gianluca Vialli. Mancini sudah membela Sampdoria sejak 1982.

Chiesa akhirnya kembali ke Sampdoria setelah petualangannya dipinjam ke sana, ke sini. Dari Teramo, Chieti, Modena hingga Cremonese. Sampdoria  baru menyadari potensi Chiesa di musim 1995/96, jelang akhir karier Mancini bersama klub asal Genoa itu. Mereka sempat bermain dua musim bersama. 

Saat Chiesa dipanggil tim nasional di Piala Eropa 1996, Mancini sudah dua tahun pensiun mengenakan seragam Gli Azzuri.

Baca Juga: Prediksi Italia vs Spanyol, Arief Fadhillah: Gli Azzuri ke Final!

2. Roberto Mancini mengingat sosok Enrico dalam diri Federico

Mesin Waktu Roberto Mancini, dari Enrico ke Federico Chiesanumericalcio.it

Tapi Mancini tahu betul kualitas Enrico. Ia mencetak 22 gol dan menjadi top skor klub di musim 95/96 dan di urutan ketiga teratas capocannonnieri. Saat Mancini sudah di usia senjanya, Enrico memang sedang ganas-ganasnya. Dia lalu moncer bersama Parma dan Fiorentina.

Takdir memang unik. Setelah 25 tahun, Mancini berjuang bersama Chiesa lainnya. Tak lain Federico, sang anak yang kini menjadi anak asuhnya di timnas Italia. Seperti halnya sang ayah, Mancini begitu meyanjung Federico. Dua gol Federico membantu Italia melaju jauh hingga final.

Satu golnya ke gawang Spanyol dicetaknya dengan cukup indah. Lewat placing kaki kanan yang hanya bisa membuat Unai Simon, kiper Spanyol melongo.

Mancini melihat bayangan Enrico pada diri Federico. "Sesekali saya berhenti dan melihat (Federico), saya merasa bisa melakukan perjalanan waktu," kata Roberto Mancini dikutip The Guardian.

3. Federico sudah jauh lampaui pencapaian ayahnya di timnas

Mesin Waktu Roberto Mancini, dari Enrico ke Federico Chiesatwitter.com/EURO2020

Mancini bahkan sudah lama mencium potensi Federico. Jauh sebelum di Piala Eropa ini. Apalagi memang Federico berpotensi jauh melewati pencapaian sang ayah yang hanya mengecap dua turnamen besar bersama Gli Azzuri, Piala Eropa 1996 dan Piala Dunia 1998.

Federico membawa Italia menatap satu tangga menuju juara. Sementara langkah Enrico bersama Azzuri di Piala Eropa 1996 mentok di penyisihan grup.

Chiesa senior sempat mencetak satu gol ke gawang Ceko. Sementara Chiesa junior sudah menceploskan dua gol bersama Azzuri di Piala Eropa. Gol pertama ke gawang Swiss, dan selanjutnya malam tadi ke gawang Spanyol. Total bersama Italia sudah 3 gol.

Soal caps apalagi. Jika sang Ayah mentok di 22 penampilan, kini Federico sudah 31 caps. Dan diyakini akan terus bertambah seiring dengan usianya yang kini masih 23 tahun. Federico tentu sangat bangga dengan pencapaiannya. Apalagi dia mendapat sanjungan dari sang Ayah. 

"Sangat luar biasa bisa membawa nama keluarga begitu tinggi di sepakbola Eropa dan dunia. Saya bangga menjadi putra Ayah dan Ibu saya," kata Chiesa kepada Sky Sport Italia usai cetak gol ke gawang Swiss.

"Saya menyadari betapa hebatnya ayah saya. Saya berbicara dengannya di malam hari, dia sangat senang dengan gol itu, tetapi di atas semua itu kami lolos. Sayangnya, dia tidak berhasil melampaui babak 16 besar bahkan di Piala Dunia bersama tim nasional. Namun, dia benar-benar bahagia," katanya.

Kini Federico Chiesa menantikan untuk mengukir sejarah jika mampu membawa Italia juara Piala Eropa setelah puasa gelar sejak 1968. Chiesa senior memang tak mentereng bersama timnas Italia, tapi dia meninggalkan warisan yang berharga untuk prestasi Italia di masa depan. Semoga Chiesa junior bisa mewujudkannya.

Baca Juga: [BREAKING] Donnarumma Gemilang, Italia ke Final Piala Eropa

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya