Mengenang Tumpak Uli Sihite, Ada Cinta Besarnya untuk PSMS

Meninggal di usia 77 tahun

Medan, IDN Times - Nama Tumpak Uli Sihite (TUS) memang tak bisa terpisahkan dari sepak bola. Selain sebagai pemain yang lama di PSMS, dia juga menghabiskan karir sepak bolanya sebagai pelatih, termasuk menjadi asisten pelatih Timnas PSSI. Almarhum tercatat pernah membesut sejumlah tim, seperti PSDS, PSPS, PS Batam, PKT Bontang, Persipura dan lainnya.

Usai melatih, beliau pun aktif di kepengurusan PSMS dan juga PSSI. Terakhir, TUS masuk dalam jajaran Komisi Etik PSSI periode 2011-2015 di bawah kepemimpinan Ketum Djohar Arifin Husin. Hingga akhirnya, Tumpak Uli Sihite mengembuskan napas terakhirnya di Jakarta Timur, Kamis (20/6) siang. Derita penyakit stroke dan gula dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu penyebab.

Baca Juga: Jelang Hadapi PSPS, PSMS Tambah 6 Pemain Baru

1. Selalu tak bisa jauh dari sepak bola, terutama PSMS

Mengenang Tumpak Uli Sihite, Ada Cinta Besarnya untuk PSMSDok.IDN Times/istimewa

Meski berdomisili di Jakarta, namun Tumpak kerap berkunjung ke Medan dalam beberapa waktu. Dia beberapa kali terlihat ada di Stadion Teladan Medan, hingga Stadion Kebun Bunga menyaksikan PSMS berlatih hingga bertanding. Dia juga selalu menyempatkan diri datang ke Gedung Mantan PSMS di sekitar Stadion Kebun Bunga untuk sekedar menemui sahabat lamanya.

Begitu juga saat di Jakarta. TUS tampak hadir saat PSMS menggelar gala dinner di Hotel Century, Jakarta, 21 November 2015 silam. Kegiatan tersebut diprakarsai para pengusaha dan tokoh politik yang berasal dari Sumut, seperti Trymedia Panjaitan dan lainnya. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad pun turut hadir

Tumpak Uli Sihite tidak mau ketinggalan. Sebagai sosok yang peduli dengan PSMS, dia hadir bersama rekan lainnya, termasuk Tumsila, Alm Ipong Silalhi dan lainnya. Gala dinner sebagai wujud kecintaan anak Sumut yang sukses diperantauan. Mereka bersatu untuk mengumpulkan dana bagi PSMS yang akan berkompetisi di Liga 2.

2. Ingatan akan PSMS

Mengenang Tumpak Uli Sihite, Ada Cinta Besarnya untuk PSMSDok.IDN Times/istimewa

Suatu waktu, TUS pernah bercerita akan PSMS di masa lampau yang begitu disegani. Marwah klub yang lahir 1950 tersebut begitu disegani para lawan. Debut pemain yang berposisi sebagai bek kanan ini di tim kebanggaan Kota Medan terjadi tahun 1972. Sebelumnya dia sudah berada di PSS Junior.

Turnamen bertajuk Suharto Cup 1972 memang menjadi salah satu momen terbaiknya dalam sepak bola. TUS membawa PSMS merebut trofi edisi pertama Presiden Suharto kala itu yang dimainkan empat tim besar, PSMS, Persija, Persebaya, dan PSM.

"Empat gubernur sekaligus datang ke stadion. Pemain PSMS sempat berantam saat itu, Presiden Suharto pun bingung kenapa hijau sama hijau yang berantam? Bahkan pertandingan sempat berhenti," kata Tumpak waktu itu.

Setelah pertandingan dilanjutkan, PSMS kembali kompak. TUS yang dikenal punya semangat membara saat di dalam lapangan, mengangkat motivasi pemain lain. Hingga akhirnya PSMS menang berkat gol Nobon Kayamudin.

3. Pesan fanatisme

Mengenang Tumpak Uli Sihite, Ada Cinta Besarnya untuk PSMSDok.IDN Times/istimewa

Prestasi PSMS dalam beberapa tahun terakhir, belum bisa dikatakan superior. Bahkan saat TUS bercerita 2016 silam, PSMS masih berada di Liga 2. Satu pesannya, fanatisme harus tetap dijaga agar PSMS bisa bangkit.

"Karena fanatisme harus dimiliki, pemain wajib punya jiwa itu lewat semangat juang tinggi ketika berseragam hijau PSMS. Itu di luar teknik maupun strategi ," pesannya.

TUS yang pensiun di tahun 1973 itu meminta agar organisasi juga terus diperbaiki. Kompetisi junior wajib digelar terus untuk regenerasi di PSMS. "Karena mutu pemain muda jelas tidak kalah," katanya.

Baca Juga: Cerita Mohammadou Al Hadji, Rekrutan Teranyar PSMS untuk Liga 2

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya