Tragedi Kanjuruhan, Suporter PSMS Minta PSSI Bertanggung Jawab
Berharap kompetisi jangan sampai dihentikan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang usai duel Liga 1 Arema FC kontra Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam sangat menyesakkan. Ratusan orang meninggal dan luka-luka. Update terbaru 125 orang yang meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Salah satu kelompok suporter PSMS, SMeck Hooligan menyesalkan dan kecewa atas terjadinya tragedi yang disebut nomor dua terbesar setelah tragedi di Peru ini.
"Dengan adanya kejadian ini kita memang dituntut dewa. Di situ Arema kalah, di satu sisi kita suporter dituntut dewasa. Tapi di sisi lain kami kecewa atas keputusan pihak keamanan. Kita lihat videonya, korban sudah jatuh masih juga dipukuli. Ditembak gas air mata. Kita juga baru tahu, FIFA sejak dulu sudah menyatakan gas air mata dan senjata api tidak boleh masuk stadion," kata Ketua Umum SMeCK Hooligan, Lawren Simorangkir, Minggu (2/10/2022).
Baca Juga: Karo United Lanjutkan Tren Kemenangan, PSPS Makin Terpuruk
1. SMeCK minta PSSI bertanggung jawab
Lawren mengatakan PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola harus bertanggung jawab atas kejadian ini.
"Ini juga PSSI harus bertanggung jawab dengan adanya peraturan yang disampaikan FIFA. Tidak dilaksanakan mereka, mereka tidak membaca seluruh peraturan. Kenapa gas air mata dan senjata api bisa masuk ke stadion?," kata Lawren.
Ia mengaku video-video yang beredar sangat mengerikan. Karena gas air mata itu berimbas pada penonton yang panik dan berhamburan ingin menyelamatkan diri. Terjadilah desakan.
"Gas air mata sudah macam fogging. Kalau fogging matikan nyamuk, ini sudah matikan manusia. Videonya mengerikan, dan luar biasa tebalnya asap gas air mata. Apalagi ada banyak anak-anak dan orangtua," bebernya.
Baca Juga: Dramatis! Gol Bustomi di Injury Time Bawa PSMS Tekuk Semen Padang