Suara dari Sumut: Perubahan di Sepak Bola Indonesia Harus Menyeluruh
Ketua Umum PSSI dan Exco harus diisi orang-orang baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Di setiap kontestasi pemilihan ketua umum PSSI, publik sepak bola tanah air selalu menyelipkan harapan. Yakni sepak bola Indonesia berjalan ke arah yang lebih baik.
Wajar saja harapan itu selalu ada karena memang keadaan sepak bola negeri ini tidak sedang baik-baik saja. Prestasi tim nasional yang belum terlihat, kompetisi yang acak kadut hingga pembinaan dari akar rumput tak berjalan baik.
Maka, asa itu juga diapungkan jelang pemilihan Ketua Umum PSSI yang rencananya digelar pada Kongres Luar Biasa (KLB) Februari 2023 mendatang. Siapapun sosok terpilih, perbaikan sepak bola menjadi harga mati yang harus dilakukan.
Baca Juga: PT LIB Undang Owner Club Meeting, PSMS: Mudah-mudahan Liga 2 Lanjut
1. Kompetisi tahun ini kacau balau
Satu yang menjadi perhatian tahun ini adalah kompetisi yang kacau balau. Betapa tidak, di saat kompetisi para negeri tetangga semakin baik dan menuju profesional, Indonesia malah berjalan mundur.
Persoalan pengelolaan kompetisi baik itu menyangkut klub, pemain, hingga wasit masih terus jadi kontroversi. Yang termiris adalah terjadinya tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan saat laga Arema kontra Persebaya yang menewaskan 135 orang tewas dan hampir semuanya suporter Arema.
Kompetisi sempat berhenti, tapi kemudian dilanjutkan lagi hanya untuk Liga 1 hingga berjalan tanpa degradasi. Sedangkan kompetisi Liga 2 tak berlanjut. Liga 3 putaran nasional juga tak digelar. Padahal beberapa Asprov sudah menggelar hingga memunculkan juara.
Hal ini memicu protes klub, terutama Liga 2. PSMS sebagai salah satu kontestan terpaksa membubarkan tim. "Kami sangat kecewa, terutama khususnya kepada para exco PSSI yang dalam hal ini tidak berpikir secara jernih tetapi berpikirnya terlalu pendek. Bagi kami itu mencederai sportivitas dan juga membunuh harapan para bakat-bakat sepak bola di daerah serta bisa dibilang lari dari tujuan olahraga sebagai pemersatu bangsa," kata Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang.
Meskipun PSMS masih terus memperjuangkan untuk kompetisi Liga 2 lanjut bersama klub-klub lain. Mereka menemui Menpora Zainudin Amali. Dampak positifnya, PT LIB segera memanggil klub dengan owner meeting dan ada harapan kompetisi lanjut.
"Kita tetap minta tuntutannya Liga 2 dilanjutkan. Mudah-mudahan terwujud. Komitmen dengan 10 klub lain pasti ada. Baik Persipura, Bekasi, Persewar dan lainnya yang menemui Menpora kemarin kita sudah ada grupnya. Termasuk dengan klub-klub yang diklaim menolak Liga 2 lanjut juga ada dalam grup. Intinya siapa yang mau Liga 2 lanjut lagi kita welcome dan lebih bagus," kata Direktur Teknik PSMS, Andry Mahyar Matondang, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga: PSMS Medan ke Jakarta Mengadu Soal Liga 2, Menpora Janjikan Solusi