TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Solskjaer dan 5 Pelatih Lain yang Melempem Setelah Dipermanenkan

Kebanyakan berakhir dengan pemecatan

standard.co.uk

IDN Times- Kekalahan memalukan Manchester United 0-4 dari Everton di Goodison Park, Minggu (21/4) malam memperburuk kondisi Manchester United. Setelah tersingkir dari Liga Champions, performa tim besutan Ole Gunnar Solskjaer menurun drastis.

Menariknya, performa MU menurun setelah kontrak permanen yang didapatkan Solskjaer sebagai pelatih. Padahal sebelumnya saat berstatus caretaker, MU tak terkalahkan.

Sejak dipermanenkan 28 Maret, MU sudah kalah empat kali dari 6 laga. Ini tentu memperburuk rekor Solskjaer. Namun tidak hanya Solskjaer, ada beberapa pelatih lain yang timnya melempem setelah dikontrak permanen.

Padahal sebelumnya Solskjaer dipermanenkan setelah membawa MU meraih 14 kemenangan, dua hasil imbang dan 3 kali kalah. Termasuk comeback mengesankan atas Real Madrid. Saya ingin meminta maaf kepada para suporter, karena hanya mereka yang dapat mengatakan diri mereka adalah Manchester United," katanya.

"Ada banyak hal yang perlu kita perbaiki. Bakat saja tidak pernah bisa cukup, kami tidak menampilkan performa baik dalam pertandingan ini. Kami semua meminta maaf kepada semua pendukung. Kami punya kesempatan untuk tampil lebih baik pada tengah pekan ini, yang menjadi pertandingan penting bagi kami," kata Solskjaer dikutip dari BBC.

 

Baca Juga: Ulang Tahun ke-69, Ini Harapan Pelatih, Pemain hingga Suporter PSMS

1. Santiago Solari (permanen November 2018, dipecat Maret 2019)

skysports.com

Santiago Solari menjadi caretaker menggantikan posisi Julen Lopetegui yang hanya sebentar duduk di kursi pelatih Madrid. Solari awalnya memang hanya dipersiapkan sebagai pelatih sementara. Ternyata dia berhasil membawa Madrid meraih empat kemenangan beruntun. Kontrak permanen pun didapatkannya.

Namun setelah dikontrak permanen, Real Madrid melempem. Berturut-turut Madrid tersingkir dari Copa del Rey dan Liga Champions, serta gagal menjuarai La Liga. Solari pun dipecat Maret 2019 dan digantikan Zinedine Zidane.

2. Glenn Roeder (permanen Mei 2006, mundur Mei 2007)

premierleague.com

Glen Roeder hadir menggantikan Graeme Souness yang gagal memaksimalkan Newcastle di musim 2005/2006. Souness didepak karena posisi The Toon Army berada di dekat zona degradasi.

Roeder lalu mampu membawa Newcastle bangkit. Dari 15 laga sisa, Roeder membawa Alan Shearer dkk meraih 10 kemenangan dan hanya tiga kali kalah. Newcastle finish di posisi ketujuh.

Tanpa pikir panjang, manajemen Newcastle mengangkatnya sebagai pelatih permanen menghadapi musim berikutnya. Namun setelah 15 bulan menjabat, Newcastle kembali terperorok ke peringkat ke-13. The Tyneside juga rontok di ajang Piala UEFA, Piala FA dan Piala Liga. Roeder pun mundur.

3. Craig Shakespeare (permanen Juni 2017, dipecat Oktober 2017)

Pemecatan Claudio Ranieri setelah menjalani musim buruk 2016/2017 karena Leicester terpuruk di posisi ke-17. Padahal dia baru membawa Leicester City juara Premier League pertama kalinya musim sebelumnya.

The Foxes akhirnya memecat Ranieri dan mengangkat asistennya, Craig Shakespeare sebagai caretaker. Ternyata Shakespeare mampu membawa Leicester kembali naik ke peringkat 12 klasemen. Leicester juga menembus perempat final Liga Champions.

Leicester pun memberikannya kontrak permanen tiga tahun. Namun Leicester kembali terpuruk dan tiga bulan kemudian Shakespeare dipecat. Posisinya digantikan Michael Appleton.

4. Roberto Di Matteo (permanen Juni 2012, dipecat November 2012)

Scoopnest

Roberto Di Matteo menjadi salah satu pelatih tersukses Chelsea. Betapa tidak dengan statusnya sebagai caretaker dia mampu membawa Chelsea meraih dua gelar.

Awalnya Di Matteo ditunjuk Maret 2012 setelah pemecatan Andre Villas-Boas. Di Matteo ternyata mampu membawa Chelsea menanjak. Meskipun finish di posisi kelima klasemen Premier League, dia memberi gelar Piala FA. Selain itu Di Matteo membawa Chelsea meraih gelar juara UCL untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Bayern Munchen.

Di Matteo pun diangkat menjadi pelatih permanen musim berikutnya dengan kontrak dua tahun. Awal musim berjalan mulus bagi Matteo. Namun memasuki Oktober, Chelsea mulai melempem dan terancam tak lolos fase gugur Liga Champions. Di Matteo pun didepak dan digantikan posisinya oleh Rafael Benitez.

Baca Juga: 5 Fakta di Balik Kemenangan Barcelona atas Manchester United

Berita Terkini Lainnya