TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PJSI Sumut Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Penanganan Cedera

Agar para atlet bisa memberi pertolongan pertama

Pelatihan bantuan hidup dasar yang digelar PJSI Sumut, Senin (16/5/2022) (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times- Pengurus Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumatra Utara melakukan pelatihan bantuan hidup dasar dan pertolongan cedera di Padepokan Judo Jalan Gaharu Medan, Senin (16/5/2022). Pelatihan ini digelar agar pelatih dan para atlet maupun pengurus bisa melakukan pertolongan pertama saat terjadi kejadian henti jantung atau napas saat berlatih atau bertanding.

Hadir sebagai pembicara Ketua Bidang Kesehatan PJSI Sumut, Dr Yamato dan Dokter jantung RS Bhayangkara, Dr Harry Andromeda.

Baca Juga: PJSI Sumut Audiensi ke Konjen Jepang, Buka Peluang Kerja Sama

1. Pentingnya pertolongan pertama saat terjadi henti napas dan jantung

Pelatihan bantuan hidup dasar yang digelar PJSI Sumut, Senin (16/5/2022) (IDN Times/Doni Hermawan)

Pelatihan diawali dengan pengenalan dan pertolongan saat terjadi henti napas dan henti jantung. Baik secara teori dan praktik, Dokter Harry Andromeda menekankan pentingnya melakukan pertolongan pertama yang benar.

"Inti dari latihan hari ini mengenali atlet-atlet judo Sumut soal kejadian henti jantung dan henti napas. Sehingga bisa segera melakukan pertolongan pertama baik sesama atlet maupun di lingkungan tempat latihan sebelum pertolongan medis tiba," kata Dr Harry.

"Selama ini ada kejadian viral, tidak sadar, viral, dipukul-pukul tangannya, Ditampar, itu tidak benar. Sehingga malah menyebabkan mortalitas pasien tinggi. Kalau sudah tahu dengan metode ini semoga bisa bermanfaat untuk penanganan awalnya," beber Harry.

 

2. Beberapa langkah penanganan pertama saat terjadi henti napas dan jantung serta cedera pada olahraga

Pelatihan bantuan hidup dasar yang digelar PJSI Sumut, Senin (16/5/2022) (IDN Times/Doni Hermawan)

Beberapa langkah penanganan dibeberkan Harry. Mulai dari memastikan kesadaran sampai kompresi.

"Yang paling penting saat jumpai pasien tidak sadar, bisa cek kesadarannya. Tidak merespon, baru kita cek nadi. Lalu pernapasannya. Yang paling penting panggil bantuan untuk saksi. Diharapkan bisa lakukan kompresi dan ventilasi. Perbandingannya 30 banding 2. Dilalukan 5 siklus, baru kita evaluasi. Jika sudah Return of spontaneous circulation baru kita panggil bantuan medis," tambahnya.

Sementara sesi selanjutnya Dr Yamato memberikan pelatihan soal penanganan pertama cedera pada olahraga. Seperti patah tangan dan lainnya.

"Pertolongan pertama itu penting agar cedera tidak semakin parah. Misalnya saat tangan patah. Sikap dan gerakan penolong harus tepat dan benar sehingga penanganan cedera menjadi lebih maksimal," kata dokter Yamato.

 

Baca Juga: Usai Kasad Cup, PJSI Sumut Siapkan Atlet Hadapi Musi Open 

Berita Terkini Lainnya