Terancam Punah, VESSWIC Monitoring Gajah Sumatera

Data untuk merancang Stasiun Konservasi Gajah Sumatra

Medan, IDN Times- Veterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) melakukan survei monitoring habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser. Hal itu bertujuan untuk merancang Stasiun Konservasi Gajah Sumatera di kawasan konservasi agar melindungi populasi Gajah Sumatera yang terancam punah.

Direktur VESSWIC, drh. Muhammad Wahyu menyebutkan kondisi Gajah Sumatera berstatus spesies yang terancam kritis (Critically Endangered) berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Oleh karena itu, VESSWIC melakukan survei agar dapat menghasilkan data untuk menilai kesesuaian populasi dan daya dukung habitat koridor di Langkat Sikundur seluas 205.355 Hektare.

1. Waktu yang efektif untuk melakukan monitoring adalah 12 bulan

Terancam Punah, VESSWIC Monitoring Gajah SumateraVeterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) melakukan survei monitoring habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Wahyu menjelaskan bahwa pelaksaan monitoring dapat dilakukan dengan waktu yang telah disesuaikan. Menurutnya, waktu yang efektif untuk melakukan monitoring adalah 12 bulan.

"Untuk survei dan monitoring rutin dilakukan selama 12 bulan, frekuensi satu bulan sekali, selama 12 hari efektif di dalam hutan," ucapnya, Kamis (8/9/2022).

Katanya, kegiatan monitoring tidak terlepas dari pengumpulan data. Ia menyebutkan pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan berbagai metode secara bertahap.

"Data dikumpulkan dari smart patrol, survei okupansi, analisis vegetasi dan camera trap untuk kemudian dapat menghasilkan data," ujar Wahyu. 

Ia menambahkan, hal itu dilakukan dalam menganalisis, penilaian dan identifikasi potensi. Kemudian untuk mengetahui permasalahan kesesuaian populasi di habitat Langkat Sikundur berdasarkan jumlah, sebaran, kelompok, keterhubungan, dan daya dukung lainnya.

2. VESSWIC akan lakukan pengumpulan data yang terintegrasi

Terancam Punah, VESSWIC Monitoring Gajah SumateraVeterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) melakukan survei monitoring habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Namun, meskipun sudah melakukan beberapa tahapan tersebut di lapangan. Wahyu mengungkapkan pihaknya juga mengalami beberapa kendala. "Realita di lapangan menuntut kebutuhan akan durasi waktu dan teknis pelaksanaan kegiatan yang lebih lama dan lebih lengkap," ujarnya.

Melihat realita di lapangan, VESSWIC berencana akan melakukan pengumpulan data yang terintegrasi yang dirancang dengan durasi waktu lebih lama. Ditambah perlengkapan teknis lapangan lebih lengkap dengan konsekuensi kebutuhan biaya yang lebih besar. 

3. Temukan aktivitas gajah yang meningkat

Terancam Punah, VESSWIC Monitoring Gajah SumateraVeterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) melakukan survei monitoring habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Anggota Tim Survei 1, Herwansyah mengatakan kegiatan monitoring yang dilakukan dalam satu tim yang terdiri dari tujuh orang. Untuk wilayah Tim Survei 1, berada di kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) V 91.425 Hektare, Bukit Lawang-Bahorok.

Sementara untuk Tim Survei 2, tim beroperasi di SPTN VI Wilayah 2 seluas 113.355 Hektare, yang terdiri dari Resort Cinta Raja, Sei Betung dan Tangkahan. Sebelum melakukan survei, tim melakukan berbagai persiapan. Pihaknya menyiapkan navigasi seperti GPS, peta, kompas dan logistik lapangan. Survei dilakukan selama 12 hari.

"Tim mendata satwa liar yang berfokus kepada Gajah Sumatera, dan ditemukan kotoran, gesekan, jejak Gajah Sumatera di Resort Bahorok. Bahkan tim juga menemukan jejak Harimau Sumatera,” ungkapnya.

Herwansyah mengakui ada perbedaan yang ditemukan saat melakukan survei. Pertama, ditemukan kotoran gajah dengan waktu perjalanan yang dilakukan selama empat hari. Namun, pada survei kali ini, kotoran gajah ditemukan dalam perjalanan dua hari. "Hal itu menandakan aktivitas gajah meningkat,” ucapnya. 

4. Konflik warga dengan Gajah Sumatera masih terjadi

Terancam Punah, VESSWIC Monitoring Gajah SumateraVeterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) melakukan survei monitoring habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Sementara itu, Leader Tim Patroli 2, Andi Syahputera melakukan pemasangan camera trap dan mengambil sampel beberapa pakan gajah selama 12 hari. Secara kasat mata, tim menemukan Gajah Sumatera sebanyak tiga ekor. Namun untuk saat ini, tim belum bisa memastikan berapa jumlah gajah tersebut. 

"Data dari survei wilayah SPTN V dan VI bahwa konflik antara Gajah Sumatera dengan warga di wilayah SPTN VI lebih banyak dibanding SPTN V," ungkapnya.
 
“Gajah Sumatera ini lebih banyak di wilayah SPTN VI, yang banyak berbatasan dengan perkebunan masyarakat dengan habitat Gajah Sumatera dan merupakan zona lintasan gajah. Bahkan kawasan itu sudah banyak pemukiman warga,” pungkasnya.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya