Anies Baswedan Sebut Disabilitas Harus Diberi Akses yang Adil

Soroti rendahnya perhatian terhadap penyandang disabilitas

Medan, IDN Times - Setelah bertolak dari Persulukan Jabal Qubis dan GOR Pancing, Anies Baswedan pada Minggu sore (03/12/2023) menyanggupi tantangan anak muda Medan yang menyelenggarakan event "Desak Anies".

Bertepat di Pos Block Medan, Anies datang dengan rombongan tim pemenangan Anies-Muhaimin kendati hujan deras melanda kota Medan.

Event "Desak Anies" ini terdiri dari 3 sesi, termasuk menyediakan kesempatan untuk anak muda yang datang atau memilah pertanyaan yang sudah dikirimkan via online.

Anies banyak menanggapi cecaran pertanyaan tersebut, salah satunya ialah soal program dan gagasan Anies terkait anak-anak disabilitas.

1. Soroti penyandang disabilitas, Anies: Harus diberi akses yang adil

Anies Baswedan Sebut Disabilitas Harus Diberi Akses yang AdilAnies menjawab pertanyaan anak muda di event "Desak Anies" (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Masyarakat penyandang disabilitas disebut salah satu penanya sebagai golongan yang harus diperhatikan, baik aksesnya maupun diberinya kesempatan yang setara. Anies mengaminkan masalah krusial ini. Baginya, penyandang disabilitas harus diberi program-program yang inklusif.

"Penyandang disabilitas harus mendapatkan perlakuan yang setara. Sesungguhnya mereka memiliki hak yang sama dengan warga negara yang lain. Negara harus memberi perhatian pada 4 kelompok saya rasa. Yang pertama untuk disabilitas, kedua lansia, ketiga anak-anak, dan keempat perempuan khususnya ibu hamil," ungkap Anies.

Lebih lanjut Anies membeberkan program yang akan dirinya buat untuk mewadahi penyandang disabilitas. Salah satunya lewat program kartu disabilitas dan regulasi rekrutmen di lembaga pemerintahan yang melibatkan mereka.

"Kami menyiapkan sebuah program berupa kartu disabilitas untuk seluruh penyandang disabilitas. Mereka bisa mendapat kemudahan dan mendapat prioritas pelayanan. Kami melihat perlu ada dukungan fiskal seperti pengurangan pajak, pengurangan transportasi, bahkan pengurangan listrik. Kemudian, semua rekrutmen lembaga pemerintahan minimal menyediakan 1 persen tempat untuk penyandang disabilitas. Sehingga mereka memiliki kesempatan kerja yang sama. Ini sudah kami lakukan di Jakarta. Insyaallah bisa lebih luas lagi dilakukan di Indonesia," tuturnya.

2. Anies ajak anak muda melakukan pengawasan dana desa

Anies Baswedan Sebut Disabilitas Harus Diberi Akses yang AdilAnies Baswedan saat menjawab langsung pertanyaan dari anak-anak muda Medan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Tak hanya soal penyandang disabilitas, Anies juga menjawab pertanyaan dari mahasiswa yang berasal dari desa terpencil yang mengeluh tentang pemaksimalan dana desa.

"Dana desa ini pengaturannya terlalu kaku oleh pemerintah pusat, seolah desa itu kebutuhannya sama dan bisa diseragamkan. Harus ada mekanisme musyarawah untuk pemanfaatan dana desa oleh masyarakat. Kemudian kami berharap anak muda memberi gagasan soal pengawasan, sebab jumlah desa amatlah banyak," ucap Anies.

Dirinya berpendapat jika pendidikan di perguruan tinggi biayanya amat mahal. Hal ini membuat ada keluarga yang merasa berat jika harus membayar kuliah.

"Keluarga miskin mungkin terbantu dengan adanya program beasiswa. Namun, yang kasihan itu keluarga menengah. Nah, kita ingin masuk di keluarga menengah ini agar memiliki kesetaraan," ujarnya.

Anies memberi solusi bagaimana menghadapi masalah ini. Salah satunya ialah dengan memberikan anggaran yang besar bagi pendidikan tinggi.

"Pemerintah harus memberi anggaran yang besar bagi pendidikan tinggi. Pemerintah juga harus berhenti memandang anggaran pendidikan sebagai biaya. Pemerintah harus memandang sebagai investasi. Karena kalau dipandang begitu pemerintah akan mau mengeluarkan anggaran yang banyak untuk keuntungan yang lebih besar," jawabnya.

3. Anies sebut masalah pelecehan seksual di lingkup sekolah jarang dianggap sebagai urusan pendidikan

Anies Baswedan Sebut Disabilitas Harus Diberi Akses yang AdilKonferensi pers Anies Baswedan di Pos Block (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sebab rekam jejaknya yang pernah menjabat sebagai menteri pendidikan, Anies juga banyak dicecar banyak pertanyaan dalam ranah pendidikan. Selain biaya kuliah yang mahal, Anies juga ditanyai pendapatnya soal solusi menangani kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

"Tiap sekolah harus bentuk unit pencegahan kekerasan seksual. Yang terdiri dari unsur guru, ahli psikologi, orang tua, masyarakat, sampai siswa itu sendiri. Dan harus dituliskan dengan jelas di papan siapa contact personnya, nomornya berapa, dan lain-lain. Sehingga mereka tahu bisa melapor kemana," ujarnya.

Dirinya juga menyoroti dunia pendidikan yang dianggapnya kurang menganggap krusial penanganan kekerasan seksual ini. Anies berharap dunia pendidikan di Indonesia dapat melihat hal tersebut sebagai urusan pendidikan.

"Nyatanya urusan ini tidak dianggap urusan pendidikan, sehingga tak disiapkan unitnya. Ketika terjadi masalah, anda tidak bisa tahu siapa yang bertanggung jawab. Dengan cara seperti yang seperti saya sebutkan tadi, insyaallah korban bisa melapor dan mendapatkan perlindungan," pungkasnya.

Eko Agus Herianto Photo Community Writer Eko Agus Herianto

Bagian dari IDN Times regional Sumut, menggemari dunia kesusastraan dan kesenian.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya