TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal Belajar Tatap Muka, Gubernur Edy Minta Masukan Ahli Anak

Target vaksinasi guru rampung pada Juni 2021

Ilustrasi Sekolah di Tengah Pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Medan, IDN Times – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) kembali menerima vaksin COVID-19 sebanyak 23.772 vial atau 237.720 dosis. Rencananya vaksin ini akan diperuntukkan bagi para petugas publik seperti TNI/Polri, DPRD, ASN, pegawai bank, jurnalis hingga lanjut usia (lansia). Termasuk para guru nantinya.

Vaksinasi terhadap guru juga masuk dalam prioritas. Lantaran pemerintah pusat menargetkan, sekolah tatap  muka bisa digelar pada Juli 2021 mendatang. Vaksinasi di Sumut pun terus digeber. Khususnya kepada para petugas publik.

“Saat ini sedang didata. Terkhusus rumah sakit ini akan kita sisir. Tenaga kesehatan, di swasta akan kita sisir. Terus petugas TNI Polri yang bertugas di lapangan. Terus guru-guru yang harus kita sisir,” ujar Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kamis (25/2/2021).

Baca Juga: Pesan Gubernur Edy ke Menantu Jokowi: Peluk Semuanya untuk Membangun

1. Edy komentari rencana pemerintah pusat untuk buka sekolah tatap muka pada Juli 2021

IDN Times/Hendra Simanjuntak

Hingga saat ini, pembelajaran masih dilakukan secara daring di Sumut. Meskipun ada sejumlah sekolah di daerah berani membuka pembelajaran tatap muka.

Edy Rahmayadi pun mengomentari rencana pemerintah yang akan membuka proses belajar tatap muka di sekolah, Juli 2021 mendatang. Kata dia, setiap daerah masih melakukan kajian, sesuai dengan angka kasus yang ada.

“Tergantung kondisi daerah ini. Ini sekolah bukan dari mana dari mana. Pak Menteri kan ngomongnya dari Jakarta. Pak Menteri akan juga menerima masukan dari gubernur. Apakah Sumut ini sudah siap. Ini  yang perlu diketahui untuk seluruh 33 Kabupaten/Kota di Sumut," ujar Edy.

2. Masukan dari para ahli anak akan menentukan kebijakan di Sumut

Ilustrasi Sekolah di Tengah Pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Edy pun masih melakukan pembahasan soal pembelajaran tatap muka dengan para ahli di bidang anak. Dia melibatkan mulai dari dokter anak, psikolog dan pegiat lainnya untuk membahas soal pembelajaran tatap muka.

“Kalau kita ikuti orang ekonomi yang ngomong, pasti harus sekolah. Karena anak sekolah dihentikan, angkutan kota 40 persen turun (pendapatannya), tiap sekolah tiga kantin ajah, itu tutup. Terganggu ekonomi. Kalau ditanya orang ekonomi pasti mintanya sekolah,” ujarnya.

Edy tidak mau kelak, proses belajar tatap muka dengan risiko terpapar yang tinggi. Dia tidak mau malah anak-anak yang menjadi korban COVID-19.

Baca Juga: PPKM di Sumut Tidak Optimal? Gubernur Edy: Sudah Disanksi, Besok Lupa 

Berita Terkini Lainnya