TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lahan Diduga Dibakar, Stasiun Pemantau Sinabung Hangus

Data kegempaan tidak masuk ke pos utama

Petugas gabungan melihat kondisi stasiun pemantau Gunung Api Sinabung yang hangus karena pembakaran lahan di Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Kamis (1/6/2023). (Dok PPGA Sinabung)

Karo, IDN Times – Petugas Pos Pemantau Gunung Api Sinabung (PPGA) sempat kaget. Salah satu stasiun pemantau mereka di perladangan Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, tidak mengirimkan perkembangan data ke pos utama, Rabu (31/5/2023).

Petugas pos kemudian melakukan pengecekan, Rabu (1/6/2023). Ternyata, lahan tempat stasiun itu berada terbakar. Diduga, kebakaran itu disengaja oleh masyarakat yang hendak membuka lahan.

“Kami dapati lahan itu terbakar. Alat-alat di stasiun itu terbakar,” ujar Armen Putra, Ketua Pos PPGA Sinabung, Kamis (1/6/2023) malam.

Baca Juga: Sumut Targetkan Tekan Stunting hingga 14 Persen pada 2024

1. Stasiun yang terbakar untuk memantau kegempaan Sinabung

Petugas gabungan melihat kondisi stasiun pemantau Gunung Api Sinabung yang hangus karena pembakaran lahan di Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Kamis (1/6/2023). (Dok PPGA Sinabung)

Armen memperkirakan, api membakar peralatan yang ada di stasiun sekitar pukul 14.00 WIB. Karena mulai saat itu, stasiun tidak lagi mengirimkan data.

Armen menjelaskan, stasiun ini berfungsi sebagai pendeteksi gelombang seismik untuk memantau aktifitas kegempaan di Sinabung dan titik lainya.

“Stasiun ini juga berfungsi untuk memantau deformasi gunung api Sinabung,” ujar Armen.

Deformasi gunung api sendiri merupakan; perubahan bentuk, posisi dan dimensi gunung api akibat pergerakan magma.

2. Malfungsi stasiun bisa berakibat fatal

Petugas gabungan melihat kondisi stasiun pemantau Gunung Api Sinabung yang hangus karena pembakaran lahan di Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Kamis (1/6/2023). (Dok PPGA Sinabung)

Malfungsi stasiun pemantau gunung api, ternyata bisa berakibat fatal. Bisa dibayangkan jika data yang harusnya mendeteksi tanda-tanda erupsi tidak masuk. Ini akan berdampak pada langkah mitigasi dampak erupsi.

Beruntung kata Armen, Sinabung memiliki sejumlah stasiun di titik lain. Sehingga mereka masih bisa melakukan pemantauan.

“Kami sudah koordinasikan untuk perbaikan. Kita upayakan secepat mungkin. Karena peralatan ini tidak ada di pasaran,” ungkapnya.

Baca Juga: 14 Tahun Buron, Terduga Pembunuh Hasan Samosir Ditangkap

Berita Terkini Lainnya