TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketua BEM USU Ingatkan Bacapres soal 3 Sektor Kebutuhan Anak Muda

Aziz senang tidak ada lagi pertarungan cebong vs kampret

Ketua BEM Universitas Sumatera Utara, Aziz Syahputra (dok. pribadi Aziz Syahputra for IDN Times)

Medan, IDN Times - Dalam proses menuju pesta demokrasi Pemilu 2024, para anak muda menilai bahwa mereka dipertontonkan tingkah laku calon pemimpin yang berlomba-lomba bersolek demi mendapatkan tiket untuk memimpin negara Indonesia. Sayangnya, drama politik saat ini hanya menyuguhkan popularitas dan kekuatan politik semata dalam mempertimbangkan seorang calon pemimpin.

Di Kota Medan, anak muda memandang saat ini banyak dinamika dari 3 Bakal Calon Presiden (Bacapres) dan Calon Wakil Presiden (Bacawapres) yang sedang bertarung dalam ide dan gagasan. Sehingga, hal ini menjadi barang langka yang dipertontonkan kepada masyarakat.

Tiga Bakal Calon Presiden dan Bakal Calon Wakil Presiden untuk Pemilu 2024 nanti adalah Prabowo Subianto-Rakabuming Raka, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Seperti apa dinilai dan diinginkan dari kawula muda khususnya mahasiswa USU di Kota Medan kepada Bacapres dan Bacawapres?

1. Ada tiga sektor kebutuhan yang diminta anak muda kepada Bacapres dan Bacawapres

Ketua BEM Universitas Sumatera Utara, Aziz Syahputra (dok. pribadi Aziz Syahputra for IDN Times)

Ketua BEM Universitas Sumatera Utara (USU), Aziz Syahputra menjelaskan bahwa Bacapres dan Bacawapres belum mengerti dan belum ada yang bisa menjamin apa saja kebutuhan anak muda jaman sekarang.

“Tapi kalau dari kami sebagai mahasiswa melihat bahwa ini bukan hanya sekedar mewakilkan gaya atau mewakilkan gambaran anak muda didalam pemerintahan, yang kami pandang disini adalah bagaimana orang-orang yang terlibat dalam pemilihan atau orang-orang yang terlibat langsung sebagai Bacapres atau Bacawapres dapat memahami dan mengerti apa kebutuhan anak muda jaman sekarang,” katanya.

Ditambahkannya bahwa, secara demografi pemilihan terbanyak tahun 2024 adalah anak-anak muda.

“Nah, pertanyaannya seberapa Bacapres dan Bacawapres untuk yang mendaftar bisa menjamin keberlangsungan hidup anak-anak muda 5-10 tahun kedepan. Artinya, ketika suara anak muda sudah banyak ditahun 2024 apa jaminan ke mereka dalam pemilihan ini,” jelas Aziz.

Kebutuhan yang dimaksud Aziz ada tiga sektor seperti pendidikan, kesehatan dan juga lapangan pekerjaan.

Menurutnya, anak muda khususnya mahasiswa perlu menyerap aspirasi dari Bacapres dan Bacawapres. Sehingga, diharapkan ke tiga calon pemimpin Indonesia ini bisa datang langsung ke Medan untuk duduk bersama dengan mahasiswa.

“Kalau Capres dan Cawapres pengen suara kalangan anak muda harusnya mereka juga siap untuk diuji di kampus. Kemaren UGM sudah, UI sudah sebagai di Jawa mungkin sudah untuk pulau Sumatera belum ada kita harapkan bisa hadir,” katanya.

2. Rekam jejak Bacapres di mata anak muda

Ketua BEM Universitas Sumatera Utara, Aziz Syahputra (dok. pribadi Aziz Syahputra for IDN Times)

Sementara itu, untuk penilaian rekam jejak dari sosok ketiga Bacapres dan Bacawapres dimata anak muda pastinya ada plus dan minus.

Dikatakan Aziz satu persatu, untuk Prabowo sudah menjadi Bacapres berturut-turut dan ini menjadi momentum terakhirnya kalau dari batasan usia dan minusnya yakni beberapa program yang masih dalam proses janji, seperti foodestate meskipun itu dari dinasnya.

Selain itu juga, ada keterlibatan Prabowo tentang sejarah tim mawar yang menajdi rekam jejak dimata anak muda. Namun, untuk secara digital, Prabowo dinilai media sosialnya sudah mengalir dan tidak lagi kaku.

Untuk sosok Ganjar Pranowo, dikatakan bahwa rekam jejaknya saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan kasus isu konflik lingkungan, hingga kasus korupsi e-ktp meskipun sudah diklarifikasi.

Sedangkan sosok Anies, masih saja dengan isu tentang politik identitas, anggaran lem aibon, hunian DP Nol Rupiah, hingga isu formula E.

“Kalau dikaitkan ketiga memang ada plus minusnya, tapi anak muda belum tahu Point Of View (sudut pandang) yang benar-benar merangkul anak muda atau hanya memanfaatkan suara anak muda,” katanya.

3. Rekam jejak Bacawapres

Foto bersama dengan BEM Faktultas se-USU (dok. pribadi Aziz Syahputra for IDN Times)

Kemudian, untuk rekam jejak dari Bacawapres dijelaskannya juga ada plus dan minus dari masing-masing Bacawapres tersebut.

Seperti Gibran yang saat ini menjadi kontroversial mulai dari isu perpindahan perahu (partai) hingga hadirnya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang cepat terkait batasan usia Capres dan Cawapres di Pemilu 2024. Sehingga, ini menajdi bahan pembicaraan dikalangan anak muda tentang nepotisme.

Sisi positifnya dikatakan Aziz selama dia menjabat di kota Solo branding media dan programnya bagus. Seperti infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Surakarta.

Namun, jika bicara sebuah negara Gibran dinilai yang pengalaman masih sangat muda, karena menjabat negara dan walikota itu berbeda, cakupannya lebih luas dan permasalahan lebih kompleks sehingga tidak bisa dianggap sepele.

Untuk sosok Cak Imin dinilai mendapatkan posisi strategis dengan bekalnya yang beberapa kali menjabat di pemerintah. Saat ini Imin dipandang sedang berusaha untukebranding diri sebagai anak muda dengan mengubah gayanya.

Sedangkan Mahfud juga memiliki bekal dalam pemerintahan sebagai Menteri.

4. Ada rasa pesimis terhadap Bacapres dan Bacawapres

Foto bersama dengan BEM Faktultas se-USU (dok. pribadi Aziz Syahputra for IDN Times)

Menurutnya, siapapun Presiden dan Wakil Presiden nantinya belum tentu dapat merubah signifikan kehidupan anak muda.

“Tidak memberatkan diantara ketiganya tapi siapapun yang menang dan bagaimana pun cara mereka untuk menang maka tetaplah dalam jalur yang konstitusi yang benar menggapai kemenangan,” jelasnya.

Ketika sudah menjabat, Aziz yang mewakili teman-teman mahasiswa berharap bahwa anak muda jangan dijadikan sebagai momentum untuk diperalat suatu jabatan. Tapi anak muda harus diisi, dikembangkan, dan diberdayakan untuk Indonesia emas 2045 sebagai bukti nyata.

Tak hanya itu, ditambahkannya bahwa pemimpin negara yang akan memang nanti tidak lagi balik ke jaman dahulu dengan era orde baru mengingat sejarah atas tragedi tahun 1998 mahasiswa menjadi korban.

Baca Juga: Anak Muda Sumut Kritisi Minimnya Isu Kesehatan di Visi Misi Capres

Berita Terkini Lainnya