TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Ramadan, Bupati Tapteng Larang Tradisi Mandi Limau di Sungai 

Masyarakat diharapkan hindari keramaian

Mandi Limau (IDN Times/Hendra Simanjuntak)

Tapanuli Tengah, IDNTimes - Mandi limau merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan. Dan tradisi itu sering ditemui di kawasan Pantai Barat Sumatera.

Misalnya saja, di Tapanuli Tengah, Sungai Sibuluan merupakan salah satu primadona di daerah tersebut. Setiap tahunnya, sungai itu menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan tradisi mandi limau. 

Nah, bagaimana untuk tahun ini? Akankah tradisi mandi limau masih dilakukan jika pandemi COVID-19 masih belum pulih? Lantas apa kebijakan yang akan dilakukan pemerintah?

1. Masyarakat akan dibubarkan

Tradisi mandi limau (IDN Times/Hendra Simanjuntak)

Tahun ini, menjelang bulan suci Ramadan, tradisi mandi limau di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara nampaknya tidak lagi dapat dilakukan.

Dengan tegas, Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani melarang masyarakat untuk tidak menjalankan tradisi balimau-limau yang menimbulkan keramaian.

"Jika pandemi virus COVID-19 yang mewabah saat ini belum tuntas hingga bulan Ramadan, ada baiknya mandi limau dilakukan di rumah masing-masing, nggak perlu pergi ke sungai yang menimbulkan keramaian," kata Bakhtiar, Kamis (16/4).

"Masyarakat akan dibubarkan kalau ada di tempat pemandian (ramai orang) melakukan momen balimo-limo," tegas Bupati.

Baca Juga: Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli Tengah

2. Di tengah wabah COVID-19, masyarakat diminta agar bijak menggunakan media sosial

Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani memberikan keterangan (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Pada kesempatan itu, Bakhtiar juga mengimbau agar masyarakat selalu bijak menggunakan media sosial. 

Apalagi ditengah wabah Virus COVID-19 saat ini, masyarakat diharapkan tidak mudah percaya dengan informasi hoaks yang mungkin saja disebar orang tak bertanggungjawab.

"Jangan sebarkan isu hoaks dan provokasi, kami minta bertobat, apalagi dari akun palsu, masyarakat jangan cepat percaya. Kami ingatkan dan minta kepada kepolisian, jika ada penyebar hoaks agar di cek dan ditangkap," tegasnya.

3. Bakhtiar berharap adanya perhatian dari berbagai pihak untuk masyarakat

Ilustrasi seorang dokter saat sedang menangani pasien. pixabay.com/darkostojanovic-638422

Di tengah wabah COVID-19, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan guna memutus penyebaran virus tersebut.  Saat ini, masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah serta mengurangi aktivitas di luar rumah.

Melihat kondisi itu, pihaknya berharap adanya perhatian dari berbagai pihak untuk membantu masyarakat yang terdampak dengan peraturan pemerintah tersebut.

"Bantuan bisa diserahkan melalui Pemkab ataupun secara langsung diberikan kepada masyarakat," katanya.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Pertama, Seorang Warga Tapteng Positif Corona

Berita Terkini Lainnya