Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli Tengah

Tradisi bersihkan diri dengan Jeruk Limau

Tapanuli Tengah, IDN Times - Setiap tahun jelang Ramadan sungai pemandian alam Sibuluan ini memang selalu ramai dikunjungi warga. Sungai ini berjarak dua kilometer dari simpang tunggu ikan Sibuluan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Hari ini dan besok menjelang Ramadan, tidak sedikit warga dari Sibolga-Tapteng datang untuk melakukan tradisi mandi yang disebut Balimau.

"Byurrr..", begitulah lompatan silih berganti dari anak-anak yang mandi sore itu yang sangat riang bisa bermain air. Seperti apa sih Balimau itu?

Baca Juga: Ini Bacaan Bilal untuk Salat Tarawih dan Witir 23 Rakaat

1. Upacara ritual membersihkan badan dengan jeruk limau

Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli TengahMandi Limau (IDN Times/Hendra Simanjuntak)

Diketahui, mandi Balimau ini adalah salah satu upacara ritual membersihkan badan dengan jeruk limau. Limau yang dipotong itu diperas lalu dibalurkan ke sekujur tubuh untuk menggantikan sabun.

Jeruk yang biasa dipakai untuk masak itu dianggap bisa membersihkan kulit dan jiwa mereka menjelang masuknya bulan suci Ramadan.

"Tiap tahunnya menjelang bulan puasa, memang selalu ramai disini (Sungai Sibuluan) untuk mandi Balimau," kata Hutagalung sembari mempersiapkan tenda untuk warga.

2. Suasana semakin riuh saat sore hari

Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli Tengah

Sedari siang sungai Sibuluan sudah mulai ramai dikunjungi warga. Suasana pun kian riuh saat sore menjelang. Ruang gerak berendam semakin sulit, berhimpit. Tapi pengunjung justru menikmatinya.

Waktu yang terus beranjak. Sinar mentari pun kian meredup. Beberapa warga tampak mulai beranjak dari sungai. Acara mandi Balimau pun nampaknya usai sudah.

3. Bukan hal yang diwajibkan, hanya tradisi turun temurun

Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli TengahTradisi mandi limau (IDN Times/Hendra Simanjuntak)

Meski bukanlah sesuatu yang sakral dan diwajibkan, namun mandi Balimau ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun dan terus bertahan di kalangan masyarakat Muslim pesisir pantai barat Sumut.

"Mandi limau ini memang sudah tradisi, yah kita sebagai generasi harus ikut menjaga tradisi itu," kata Tompul, warga Desa Sipan.

Usai menyucikan diri, beberapa warga terlihat bersilahturahmi dengan sesama pengunjung sebelum beranjak pulang. Sungguh tradisi Ramadan yang asyik.

Baca Juga: Ini Perbedaan Salat Tarawih 11 Rakaat dan 23 Rakaat

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya