TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspadai Hoaks dengan Mengembangkan Critical Thinking

Ini tiga hal pertimbangan menggunakan perangkat digital

Ilustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Tapanuli Utara, IDN Times - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Ruang Digital”.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar dan mahasiswa, dihadiri oleh sekitar 149 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dwi Ajeng Widarini, Akademisi Bidang Komunikasi dan Pendiri Indonesia Voice Of Women, Feri F. Alamsyah, Dosen Ilmu Komunikasi; Desi Prawita, Penggiat Literasi Digital, Digitalpreneur; dan Mansyur Hidayat Pasaribu, Praktisi Pendidikan, Ketua KAHMI Deli Serdang.

Yuk simak isi webinarnya:

Baca Juga: Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi Pemimpin

1. Harus tahu cara memproduksi konten dengan baik

IDN Times/Sukma Shakti

Dwi Ajeng Widarini memaparkan di era digital, setiap orang bisa menjadi komentator atau menyampaikan pendapatnya. Maka dari itu, kita harus pahami jejak digital karena jejak digital itu abadi. Kita juga harus menjaga ranah privasi anda dan orang lain.

“Kita harus mengembangkan critical thinking. Apakah berita tersebut membawa dampak positif atau tidak. Critical thinking adalah salah satu basic kita data mendapatkan suatu berita. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini semua orang bisa menjadi content creator. Tetapi semua orang juga harus tahu cara memproduksi konten dengan baik. Kita harus membuat konten yang positif,” jelasnya.

2. Harus bijak di dunia virtual

unsplash

Feri F. Alamsyah menjelaskan kita harus bijak di dunia virtual, seperti selalu berhati-hati agar rekam jejak digital tetap baik, menjaga perilaku positif, melindungi data pribadi, dan biasakan berpikir dulu sebelum sharing.

Desi Prawita mengatakan posting yang penting, bukan yang penting posting. Ketika kita merasa benar, belum tentu orang lain salah, dan Ketika kita merasa salah belum tentu orang lain benar. Selain mulutmu harimaumu ada juga jarimu harimaumu.

Baca Juga: Edy Rahmayadi Jewer dan Usir Pelatih Biliar saat Beri Bonus Atlet PON

Berita Terkini Lainnya