TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan Berkelanjutan Lindungi Orangutan Tapanuli dari Kepunahan

Mitigasi yang tepat dapat menjaga kelestarian oranguta

en.wikipedia.org/Tapanuli_orangutan

Tapanuli Selatan, IDN Times – Pembangunan berkelanjutan seharusnya menjadi landasan utama pembangunan kawasan Area Penggunaan Lain (APL) di Batang Toru yang selain memiliki habitat spesies orangutan Tapanuli, spesies baru yang diumumkan tahun 2017 juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan banyaknya pengembang hadir di kawasan ini.

Hal ini diungkapkan pemerhati lingkungan, Emmy Hafild dalam acara bertema ‘Mengelola Habitat Orangutan dalam Kawasan APL’ yang diselenggarakan secara daring oleh CSERM (Center for Sustainable Energy & Resources Management), Universitas Nasional, Senin (13/7/2020).

Emmy mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan sangat penting diterapkan di ekosistem Batang Toru karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dan nilai ekonomi serta sosial yang harus dikelola secara baik dan seimbang.

“Tiga dimensi utama, ekonomi, sosial dan lingkungan hidup harus berjalan secara seimbang, kalau tidak seimbang maka pembangunan berkelanjutan tidak tercapai,” jelasnya

Baca Juga: Kisah Sarpan, Saksi Pembunuhan yang Diduga Dipukul dan Disetrum Polisi

1. Pembangunan PLTA Batang Toru dinilai tidak akan menyebabkan punahnya orangutan

Proyek PLTA Batangtoru berkapasitas 510 MW (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ia menjelaskan bahwa berbagai pihak mengkhawatirkan spesies yang diperkirakan kurang lebih 800 individu ini bakal punah dengan banyaknya pembangunan di Kawasan tersebut, termasuk PLTA Batang Toru.

Namun menurutnya studi yang dilakukan CSERM Universitas Nasional, membuktikan fakta sebaliknya. Emmy menjelaskan, pembangunan PLTA Batang Toru dinilai tidak akan menyebabkan punahnya orangutan Tapanuli sebaliknya dengan mitigasi yang tepat kehadiran PLTA Batang Toru justru dapat menjaga kelestarian orangutan Tapanuli.

Studi terbaru yang dilakukan CESRM Universitas Nasional (UNAS) memprediksikan sekitar 6 individu orangutan menggunakan kawasan hutan PT NSHE, namun jumlah orangutan ini harus dipastikan mengingat terdapat sifat orangutan sebagai penjelajah dan penetap. Sementara jumlah tersebut hanya mewakili 0,8% dari estimasi total 800 individu yang ada di seluruh ekosistem Batang Toru.

“Dengan mitigasi dan konservasi orangutan Tapanuli yang tepat dilakukan oleh NSHE, maka orangutan Tapanuli tersebut akan terjaga keamanan dan keselamatannya,” ucap Didik Prasetyo PhD salah satu pakar orangutan yang menjadi salah satu peneliti dalam studi tersebut.

2. PLTA Batang Toru hanyalah sebagian kecil dari total luas wilayah ekosistem

IDN Times/Prayugo Utomo

Studi terbaru ini bertujuan untuk menyediakan data dasar terkini untuk membantu proses mitigasi dampak untuk Proyek PLTA Batang Toru, serta mengembangkan strategi konservasi baru yang lebih komprehensif dan lebih luas untuk orangutan Tapanuli di seluruh habitatnya yang tersisa. Dr Jito Sugardjito, Direktur CSERM (Center for Sustainable Energy & Resources Management), Universitas Nasional.

“Sudah selayaknya semua pihak harus segera bekerja sama untuk melakukan mitigasi dan konservasi,” kata Jito Sugardjito.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa wilayah PLTA Batang Toru hanyalah sebagian kecil dari total luas wilayah ekosistem Batang Toru yang harus difokuskan untuk konservasi orangutan Tapanuli.

"Harus ada kerjasama dari berbagai pihak yang berada di ekosistem Batang Toru dalam upaya melakukan konservasi orangutan Tapanuli, tidak hanya PLTA Batang Toru," jelas Jito Sugardjito.

Baca Juga: Artis HH dan Prianya Hanya Saksi, Sopir Taksi Malah Jadi Tersangka

Berita Terkini Lainnya